"Hah? Iya gua dari tadi disini. Lo pada nyariin gua? Gua disini dari tadi sama Safa. Loh Safa kemana? Dia udah turun?" tanya Keenan saat ingin memperlihatkan Safa tapi Safa sudah tidak ada di tempatnya yang tadi.
Ia merasa aneh karena Safa cepat sekali hilangnya. Padahal tadi Safa masih duduk bersama dengannya. Axel dan Ravi datang membuat fokusnya menjadi ke mereka dan saat ia akan memgobrol dengan Safa lagi ternyata Safa sudah pergi juga.
"Iya tadi Safa udah turun katanya kebelet." ujar Axel dengan singkat. Ia tidak akan mengatakan apa-apa setelah mengatakan hal tersebut juga.
"Ohh pantes kok ngilang cepet banget." ujar Keenan kepada mereka. Keenan pun mengangguk dan sekarang ia menghadap ke adah awan yang hari ini sedang cerah.
Keenan menyukai awan yang cerah seperti ini. Bahkan ia selalu ada di rooftop ketika awan sedang bagus-bagusnya. Di handphone Keenan pun juga banyak sekali foto awan yang sengaja ia foto untuk mengabadikan momen tersebut.
"Nan, Lo belum minum vitamin Lo kan? Nih sekarang minum dulu Nan." ujar Axel dan Keenan mengangguk. Ia pun meminumnya sekarang. Tampak ia sudah meminum air minum juga.
Axel menyimpan obat yang di katakan sebagai vitamin Keenan itu lagi ke sakunya. Itu adalah obat yang di dalamnya terdapat zat yang menenangkan. Setiap ada pemeriksaan urine, keluarga Keenan selalu datang dan memberikan kondisi Keenan supaya Keenan tidak dibicarakan dimana-mana karena pasti ia positif menggunakan zat tersebut. Namun itu juga untuk masalah kesehatan Keenan dan Keenan memiliki resep dari dokter untuk membelinya. Keenan membelinya dengan legal meskipun ia tidak tahu apa yang ia minum itu.
Mereka pun menghabiskan waktu istirahat pertama mereka di rooftop. Itu artinya mereka akan makan di jam istirahat kedua nanti. Itu tak masalah bagi mereka semua. Kini mereka hanya mengobrol bersama disana.
“Gua mau ke panti asuhan deh besok Minggu. Lo pada mau ikut ga?” tanya Keenan yang tiba-tiba saja kepikiran ingin pergi ke panti asuhan. Mereka memang sering perti ke panti asuhan yang mana panti asuhan itu dibiayai oleh keluarga Keenan.
“Ikut dong pasti, kangen juga main sama anak-anak disana.” ujar Ravi kepada Keenan.
“Iya gua juga ikut. Udah lama juga kan kita ga kesana. Terakhir kalo ga salah dua bulan yang lalu deh.” ujar Axel dan Ravi serta Keenan mengangguk.
Mereka bertiga pun membicarakan tentang bagaimana mereka akan pergi ke panti asuhan besok minggu dan apa saja yang kira-kira akan mereka bawa untuk anak-anak di panti asuhan tersbeut.
Sementara itu, Dewa sudah selesai dengan home schooling hari ini. Ia pun kini sudah berada di kamarnya untuk bersiap-siap pergi menemui temannya. Tentunya temannya yang masih setia kepada dirinya, bukan temannya yang mengkhianati dirinya. Mereka akan sangat terkejut mungkin karena Dewa sudah keluar, bayangan mereka Dewa masih belum keluar dan baru akan keluar satu tahun lagi karena memang seharusnya begitu.
Dewa sudah bisa membayangkan bagaimana teman-temannya itu nanti akan terkejut ketika mereka melihat Dewa sudah keluar dari jeruji besi. Ya memang itu semua karena Papanya dan pengacara Papanya tapi toh juga memang Dewa sama sekali tidak bersalah. Selama ini ia hanya dijebak saja. Memikirkan tentang Papany, Dewa masih sedih karena Papanya yang merupakan keluarga satu-satunya yang ia miliki itu juga tidak percaya kepada dirinya sama sekali. Padahal ia berharap Papanya mengeluarkan dirinya karena memang percaya bahwa Dewa tidak melakukan hal keji seperti itu.
"Mas Dewa mau kemana Mas?" tanya Bibi kepada Dewa tersebut saat ini.
"Mau ketemu sama temen Bi, oh ya Bi buat malam ga usah siapin makan ya karena saya mau makan di luar. Siapin aja untuk bibi dan yang lainnya ya. Saya pergi dulu ya Bi." ujar Dewa mendapatkan anggukan dari bibi. Kini Dewa sudah benar-benar keluar.
Bibi menatap Dewa yang keluar itu dengan tersenyum bahagia. Ia bahagia karena akhirnya Dewa sudah keluar dari penjara yang pasti sangat dingin. Ia tak tahu bagaimana jika saat itu ia tak mengatakan kepada Papa Dewa. Sebenarnya ia ingin mengatakan sedari dulu tapi Papa Dewa jarang pergi ke rumah yang ini dan juga ia tak memiliki kontak dari Papa Dewa. Jadinya ia terlambat satu tahun untuk mengatakan kondisi dari Dewa.
Ia ingin pertemuannya dengan teman-temannya itu berbeda, ia hanya ingin tahu apakah teman-temannya itu masih setia kepada dirinya atau tidak. Dewa menggunakan motor lainnya dan ia juga menggunakan helm full face. Badan Dewa juga semakin berisi tapi juga berotot karena ia rajin melakukan olahraga saat ia masih berada di dalam penjara karena tidak ada hal lain.
Dewa sudah sampai di depan basecamp sekolahnya itu, ia harap saat ini orang-orang yang boleh masuk ke dalam basecamp mereka benar-benar sudah di seleksi sedemikian rupa agar tidak ada pengkhianatan lagi.ia hanya tidak mau apa yang terjadi kepada dirinya kemarin terjadi lagi pada yang lain.
"Gua ga sabar pingin lihat responnya mereka." ujar Dewa sekarang.
Ia pun mulai membuat rusuh di depan basecamp tersebut. Meskipun tidak banyak orang tapi Dewa yakin bahwa di dalam tetap ada orang. Ini memang masih jam sekolah makanya masih terlihat sepi karena yang lainnya banyak yang masuk ke sekolah. Mereka yang ada disini hanya yang membolos sekolah saja. Ia mengenali beberapa motor temannya disini. Dahulu basecamp ini juga merupakan tempat dimana dirinya membolos sekolah. Jadinya ia paham bahwa pasti ada orang yang berada disini.
Dewa mulai menggembar-gemborkan motornya sekarang ini. Banyak yang terganggu dengan sikapnya itu dan mereka keluar dari rumah yang dijadikan basecamp mereka. Tampak Dewa mengenali beberapa diantaranya. Ada Arhan, Andra dan Putra, sementara yang lainnya sepertinya anak baru.
"Woy siapa Lo? Mau cari mati Lo disini?!" ujar Arhan dengan keras. Melihat Arhan seperti itu membiat Dewa ingin tertawa.
"Gua cuma mau mastiin aja kalo Dewa masih membusuk dipenjara." ujar Dewa dengan suara yang berubah karena efek dari helm yang ia tutup itu.
"Anjir ya Lo. Lo siapa njing! Gua hajar ya Lo!" ujar Andra yang paling kesal. Andra memang sangat tempramen apa lagi jika itu berhubungan dengan teman-temannya. Ia akan maju lebih dahulu saat temannya di sakiti atau dibicarakan.
"Lo jangan ngomongin Dewa ya! Gimana pun juga, Lo masalah sama Dewa itu juga jadi masalah sama kita. Turun Lo banci!" ujar Putra kepadanya.
Ternyata masih sama, mereka masih nganggep gua ada. Batin Dewa.
"Okay, gua turun. Tapi Lo jangan pada keroyokan dong." ujar Dewa itu.
"Siapa Lo? Turun, buka helm Lo juga kalo berani jangan kayak banci. Sorry ya, di kita ga ada yang keroyokan." ujar Arhan mengatakan hal itu.
"Syukur deh kalo belum berubah." ujar Dewa yang akhirnya akan mengakhiri semua ini. Jawaban dari Dewa ini juga membuat mereka kaget dan bertanya-tanya siapa sebenarnya lelaki yang bersembunyi di balik helm. Mereka sudah berusaha mengingat tapi tak ada yang motornya seperti ini.
"I'm back, guys." ujar Dewa sembari membuka helmnya. Saat Dewa membuka helmnya itu langsung saja yang lainnya pun mendekatinya dan memeluknya dengan erat. Mereka sangat kaget tapi juga sangat bahagia.
"Wa, ini beneran Lo? Gimana caranya Lo bisa keluar? Anjir gua seneng banget woy. Akhirnya Lo balik." ujar Arhan yang tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya karena sahabat terbaiknya sudah kembali kepada mereka.
"Ceritanya panjang, yang penting i'm back, right? Banyak yang baru ya kayaknya." ujar Dewa sembari melihat orang-orang yang ada di belakang teman-temannya yang sudah mengenalnya itu. Putra tampak mengangguk. Memang banyak yang baru tapi mereka yang bisa masuk kesini juga sudah di seleksi sebelumnya jadi tidak akan ada yang berani mengkhianati anggota segank mereka. Dewa tampak diminta buat masuk ke dalam basecamp.
"Udah lama ya gua ga main kesini, kira-kira satu tahun ya." ujar Dewa.
"Lo keluar kapan Wa? Kenapa baru kesini sekarang?" tanya Andra.
"Hahahah gua baru keluar, tadi gua ada home schooling jadinya gua kesini setelah home schooling gua selesai." jawab Dewa membuat teman-temannya menjadi menatap ke arahnya. Jika Dewa homeschooling berarti Dewa tidak kembali ke sekolah yang sama dengan mereka lagi nanti.
"Wa, Lo ga akan masuk ke sekolah formal bareng kita?" tanya Arhan.
"Gua masuk kok, but setahun lagi maybe. Gua kan harus ngulang kelas satu. Jadinya gua mau home schooling dulu, lagi pula kalo gua sekolah juga ga mungkin bisa bareng sekelas sama Lo semua. Gua kan dah jadi adik tingkat Lo pada." ujar Dewa menjawab pertanyaan dari Arhan dan mereka mengangguk. Benar apa yang dikatakan oleh Dewa kepada mereka tersebut.
Saat ini mereka sudah berada di ruang tamu yang memang sering digunakan untuk duduk, mengobrol sembari bermain bersama. Beberapa siswa yang tadinya tidak ikut keluar cukup terkejut ketika teman-teman mereka yang tadi keluar itu masuk membawa Dewa. Mereka pikir Dewa masih mendekam di jeruji besi, tapi ternyata Dewa sudah bisa mengeluarkan diri. Mereka ikut senang karena pada akhir Dewa bisa kembali kepada mereka.
"Sumpah sih gua masih ga percaya Lo udah ada disini Wa." ujar Putra.
"Oh ya udah nih gua balik aja nih ya." ujar Dewa dengan candaannya.
"Jangan dong, yang lain belum pada ngeliat Lo nih." ujar Arhan tersebut.
"Hahaha, kayak apa aja dah gua." ujar Dewa. Saat ini mereka tengah foto bersama dan nantinya mereka akan mempost foto tersebut di i********: agar seluruh orang tahu bahwa Dewa sudah kembali bersama dengan mereka.
Dewa benar-benar sangat berarti untuk mereka karena dia selalu menjadi pemimpin yang melindungi anggotanya. Bahkan dia rela masuk ke penjara sendiri padahal dia bisa masuk bersama dengan beberapa orang waktu itu. Namun entah apa yang dikatakannya pada penyidik waktu itu hingga yang lainnya terbebas dari hukuman dan hanya dirinya yang masuk.
"Gua udah upload nih foto, biar dah mereka semua tahu kalo gua bolos. Ga penting, yang penting mereka harus tahu kalo Lo udah balik." ujar Andra. Argan, Putra dan yang lainnya pun juga sudah melakukan hal yang sama. Mereka mengupload foto dan i********: story sekarang ini. Dalam waktu yang tak lama, banyak sekali repost, comment, like dan dm ke akun mereka semua.
Kebanyakan bertanya apakah benar bahwa Dewa sudah terbebas, tapi ada yang juga langsung percaya dan akhirnya mengucapkan selamat kepada mereka karena Dewa sudah kembali kepada mereka semua akhirnya.
"Tuh kan dunia media sosial pada heboh ngomongin Lo." ujar Arhan.
"Ya Lo semua yang bikin heboh, jangan salahin gua." jawab Dewa yang kini sedang mengisap rokoknya. Mereka pun mengobrol sembari tertawa.
"Woy anjir, Dewa udah keluar woy! Sumpah ga nyangka." teriak Aaroon.
"Woi Aaroon, bisa ga bikin kuping orang sakit ga? Kenapa sih Lo teriak disiang bolong gini?" tanya Mada yang kesal kepada teriakan dari Axel tersebut. Kekesalannya juga mewakili kekesalan dari seluruh warga kantin. Mereka sedang makan dengan nikmat tiba-tiba ada suara toa seperti itu.
"Anjir ya Lo, ngapain marahin gua. Ini woy Dewa udah keluar, dia ada di basecamp sekarang!" ujar Aaroon yang tidak bisa mengatakan dengan lembut. Saking senangnya dan excited ia mengatakannya dengan suara lantang.
"Dewa? Sumpah Lo? Lo tahu darimana?" tanya Mada yang penasaran.
"Ini, Arhan sama yang lainnya yang pada bolos di basecamp ketemu sama Dewa. Dewa dah balik beneran woy!!" ujar Aaroon dengan semangat dan ketika melihat video dan foto tersebut Mada sangat senang. Hal itu menjadi perhatian dari siswa-siswi yang ada di kantin. Karena penasaran mereka pun membuka instagramnya dan benar saja disana Dewa kembali.
Kembalinya Dewa menjadi titik kebahagiaan dan ketakutan dari siswa-siswi SMA Garuda. Mereka takut jika nantinya Dewa membuat ulah lagi, lagi pula mereka masih percaya jika Dewa memang melanjutkan hal tersebut. Jadinya mereka semua takut, tapi disisi lain ketakutan mereka itu beberapa saat menjadi hilang ketika melihat potret Dewa yang sekarang semakin tampan. Dewa memang tidak pernah tidak tampan sedari dulu. Ia istimewa.
Kembalinya Dewa menajdi sebuah perbincangan di SMA Garuda hari itu. Semuanya bertanya-tanya kira-kira kapan Dewa akan kembali ke sekolahnya ini. Atau ada kemungkinan lain bahwa Dewa akan pindah ke sekolah lain. Entah yang mana yang akan terjadi pada Dewa, mereka semua tetapi akan menunggu Dewa. Mereka takut tapi mereka juga menantikan seorang Dewa.
Sementara Dewa sendiri sekarang sedang makan siang bersama dengan teman-temannya. Mereka semua ditraktir Dewa pada saat ini, nanti malam Dewa juga akan kembali mentraktir mereka semua yang juga belum hadir.