Baekhyun dan Luhan saat ini sedang berada di restaurant milik orang tua Kyungsoo sepulang dari mengikuti kegiatan club mereka.
"Aku tidak menyangka Krystal yang melakukannya"
"Perempuan itu memang gila"
"Siapa yang menyangka jika dia melempar bom pada mereka. Pasti Taejoon sangat murka Haha" Baekhyun menatap Luhan yang meraih potongan ayam diatas meja. "Dan anak baru itu boleh juga"
"Anak baru?"
"Kau tidak ingat? Laki - laki yang meminta bergabung setelah Zhang Yixing?"
"Laki - laki tinggi itu?"
"That's right. Ta..Tao? Ah iya Tao"
Baekhyun menganggukkan kepalanya pelan, tidak lama Kyungsoo mendekat kearah mereka.
"Apa yang kalian bicarakan?"
Baekhyun langsung melirik kearah Luhan untuk tidak mengatakan apapun.
"Tidak, tempat ini selalu ramai ya"
"Ah benar"
Kyungsoo tersenyum kecil sambil menyerahkan satu botol cola besar di depan Baekhyun sebelum ikut bergabung bersama kedua laki - laki mungil itu.
"Oh iya, apa kalian tau.."
"Apa?" Tanya Luhan dengan mulut yang asyik mengunyah ayam goreng ditangan nya.
"Laki - laki itu..." Kyungsoo menunjuk seorang laki - laki dengan hoodie maroon yang duduk di sudut ruangan sambil menikmati pesanan nya "Dia selalu ke tempat ini setiap hari"
"Laki - laki itu? Apa tampan?"
Kyungsoo menganggukkan kepalanya, Baekhyun melirik laki - laki yang tadi ditunjuk oleh sahabatnya itu dan seketika terbatuk kencang.
"Kau baik - baik saja Baek?"
Baekhyun meneguk minuman di gelas nya sebelum mengangguk pelan, pandangannya kembali beralih kearah laki - laki itu bertepatan dengan pria berhoodie maroon itu yang juga melirik kearah nya.
Baekhyun hampir menyemburkan tawa nya saat melihat siapa yang duduk di sudut ruangan itu. Laki - laki itu sedikit terkejut saat melihat Baekhyun sebelum menundukkan kepalanya.
" Yang kau maksud itu dia?"
"Iya, dia tampan.. astaga dia menatap kemari!" Kyungsoo langsung menutup wajahnya menggunakan buku menu. Luhan juga ikut melirik laki - laki itu dan tersedak ayam yang dikunyah nya.
"Laki - laki itu?"
"Kau mengenalnya?"
Luhan langsung menggelengkan kepalanya cepat.
"Namanya Kim Jongin"
"Kalian sudah berkenalan?"
"Iya, bukankah dia tampan? Benar-benar tipeku"
Luhan dan Baekhyun saling tatap untuk beberapa detik sebelum menatap kearah laki - laki bermata bulat itu. Kyungsoo tersenyum manis disana sambil menatap pria di sudut ruangan yang juga sedang menatap kearah nya.
**
Baekhyun dan Luhan kembali saat jam sudah menunjukkan pukul 7 malam bersama Chanyeol yang menjemput mereka.
"Selamat datang tuan muda"
Baekhyun mengernyitkan dahinya melihat Krystal yang membuka pintu mansion dengan mengenakan gaun mewah.
"SooJung! Kau mengambil senjataku lagi? Ah.. tuan muda" Sehun juga muncul dengan pakaian formal.
"Aku tidak mengambilnya sialan!"
Sehun menghela nafas panjang sambil berlalu, Baekhyun melirik kearah Chanyeol meminta penjelasan. Kenapa mereka semua mengenakan pakaian formal?
"Nyonya Lee mengadakan pesta hari ini, dan dia mengundang kita untuk datang"
"Nyonya Lee?"
"Ah perempuan itu.." Baekhyun melirik Luhan dengan kernyitan di dahinya "Kau ingat, perempuan yang datang saat pemakaman ayahku? Dia istri perdana menteri, yang bibirnya merah"
Baekhyun tetap menggelengkan kepalanya tidak mengenal siapa perempuan yang disebutkan laki - laki cantik itu. Baekhyun mengenal beberapa jajaran menteri di negaranya karena ayah Luhan adalah salah satunya, tapi tidak dengan para istri mereka.
"Sebaiknya kita bersiap"
Baekhyun tidak bertanya kembali melainkan mengikuti langkah Chanyeol, sedangkan Luhan melangkah kearah kamarnya.
__
Gerbang mansion itu terbuka saat jejeran mobil mewah tiba. Baekhyun dengan Chanyeol yang mengendarai mobil memimpin didepan. Laki - laki mungil itu menatap sekeliling tempat itu dengan tatapan acuh. Tempat ini mungkin sedikit lebih besar dari miliknya. Dia tersenyum remeh saat mengingat jika para menteri itu banyak sekali yang bekerja sama dengan para b******n di black market. Tentu saja harta mereka tidak main-main tapi mereka juga sangat bodoh karena bermain-main dengan para b******n kotor itu.
Mobil itu berhenti di pintu utama, Chanyeol keluar terlebih dahulu sebelum membukakan pintu untuk tuan mudanya. Baekhyun keluar dengan setelan formal andalannya, kemeja baby blue dipadukan jas berwarna navy dengan celana berwarna senada. Rambut hitamnya ditatap rapi dengan model comma hair membuat tampilan nya sangat elegan dan menawan. Chanyeol tidak kalah memikat, kemeja putih dengan jas hitam juga rambut yang ditata keatas membuat tampilan nya sangat sexy dan luar biasa mempesona.
Kedua namja itu melangkah memasuki aula mansion itu, Luhan mengikuti dari belakang karena laki - laki mungil itu bersama dengan Sehun dan Jongin.
"Nyonya Lee.."
"Tuan Byun, Park Chanyeol-ssi"
Baekhyun mengernyit jijik saat melihat bagaimana cara perempuan itu menatap Chanyeol. Nyonya Lee terlihat masih sangat cantik di umurnya yang sudah memasuki kepala empat. Tapi penampilan super sexy dengan bibir merah andalannya membuat Baekhyun sangat tidak nyaman. Luhan yang menyadari hal itu menyikut Baekhyun sambil menunjuk kearah makanan yang tersaji di tempat itu. Laki - laki mungil itu menggelengkan kepalanya tapi laki - laki cantik itu terus memaksa. Dia berbisik kearah Chanyeol dan laki - laki tinggi itu menganggukkan kepalanya. Baekhyun tidak peduli apa yang dibicarakan laki - laki tinggi itu pada istri perdana menteri, dia hanya pasrah ditarik oleh Luhan menuju tempat dimana tersaji banyak sekali makanan.
"Aku tidak melihat perdana menteri"
"Kudengar dia sedang berada di China saat ini"
"Pantas saja dia berpakaian seperti itu"
Luhan mengedikkan bahunya acuh, lebih memilih untuk mengambil sepotong cheese cake dan langsung menggigit nya.
Baekhyun menatap sekelilingnya, kebanyakan yang datang adalah para petinggi Negara dan beberapa orang CEO yang tidak terlalu dikenalnya. Tapi yang membuatnya bingung adalah beberapa wajah baru yang sangat asing. Kebanyakan dari mereka adalah sosok yang akan muncul satu atau dua kali di media, tapi orang-orang itu benar-benar baru dilihat olehnya.
"Baek, coba ini. ini enak sekali~"
Luhan menyuapkan sepotong kue ke mulut Baekhyun membuat pikiran laki - laki mungil itu teralihkan.
Kedua laki - laki mungil itu asyik dengan sepotong kue di tangan mereka sebelum mendengar suara tembakan. Baekhyun langsung menundukkan kepalanya sambil menarik tubuh Luhan. Laki - laki mungil itu menatap awas sekeliling dan melihat perempuan yang tadi menyapanya dan Chanyeol sudah tergeletak tidak bernyawa dengan baju yang berhiaskan darah.
"Apa yang terjadi?"
Suasana menjadi mencekam, semua orang yang menghadiri pesta itu berlarian dengan suara tembakan yang tidak kunjung berhenti. Beberapa pria yang tidak dikenal tadi mengeluarkan senjata mereka dan menembaki orang-orang yang hadir di pesta itu. Tidak lama, muncul lebih banyak orang dari lantai dua dengan senjata di tangan mereka. Baekhyun tersadar dari lamunan nya, dia menatap sekelilingnya untuk mencari Chanyeol lalu menolehkan kepalanya kearah Luhan tapi laki - laki cantik itu sudah tidak ada di sampingnya.
"Luhan!"
Baekhyun menatap sekelilingnya mencari keberadaan Luhan. Dia mendengus kesal karena tidak menemukan Luhan dimanapun. Laki - laki mungil itu bersembunyi di balik meja dengan ponsel di tangannya.
"Sial!" Baekhyun menghela nafas kasar saat panggilannya tidak diangkat oleh laki - laki cantik itu. Dia melirik sekelilingnya. Tempat itu sudah hancur berantakan dengan beberapa orang yang tergeletak tidak bernyawa.
"Tuan muda" Baekhyun terkejut saat melihat Chanyeol dan Sehun di hadapannya. Kedua laki - laki itu masing-masing memegang senjata mereka dengan pandangan awas kearah musuh.
"Chanyeol"
"Sebaiknya kita pergi"
"Luhan! Temukan Luhan!"
Sehun yang bersama dengan Chanyeol langsung menatap sekelilingnya dan segera berlari untuk mencari keberadaan Luhan.
"Tuan muda, ayo kita pergi"
"Tidak Chanyeol!"
Laki - laki tinggi itu menatap tuan mudanya yang panik. Dia melirik kearah musuh yang masih menembaki beberapa anggota mereka dan juga para anjing pemerintah yang bertugas menjaga para menteri.
"Sehun akan menemukan Luhan, sebaiknya kita pergi ke tempat aman"
"Tidak!'
Tanpa aba-aba,Chanyeol langsung mengangkat tubuh mungil itu di bahunya lalu melangkah cepat meninggalkan tempat itu.
**
"Sehun! Kenapa kau kembali? Tuan muda?"
"Luhan, temukan dia"
Krystal yang bersama seorang laki - laki berlari mengikuti Sehun. Gaun mewahnya sudah berhiaskan darah sedangkan laki - laki yang bersamanya hanya bergetar takut terus mengikuti perempuan itu.
"Tao!"
Dor!
"Apa kau bodoh?" Krystal mengeram kesal melihat laki - laki itu "Perhatikan belakangmu! Kau mau mati disini?"
"Ti..Tidak"
Krystal langsung menarik lengan Tao saat mendengar suara tembakan yang mengarah kearah mereka.
"Sial! Mereka benar-benar ingin mati!" Krystal keluar dari tempat persembunyian nya dan segera menembaki beberapa pria di hadapannya. Tao menatap perempuan itu takjub sambil menggenggam senjata yang tadi diberikan padanya.
"Woah, anda hebat sekali"
"Bodoh! di belakangmu"
Tao segera berbalik dan tanpa sadar menembak kaki seorang pria yang ingin menembak nya.
"Astaga! A..apa kau baik-baik saja?" Tao mendekat kearah pria itu, dia melihat pria itu meringis sambil memegang pangkal pahanya yang tertembak peluru "Ja..Jangan mati"
Dor!
Tao menatap terkejut pria yang ada di hadapannya itu sudah tidak bernyawa, Krystal yang menembak nya segera pergi dari tempat itu.
"Sialan! Cepat kemari"
Tao menatap Krystal dan pria itu bergantian "Ma..Maafkan aku" Sebelum berlari mengikuti langkah perempuan itu.
Krystal melihat Sehun yang kewalahan menghajar beberapa pria yang menghalanginya. Dia meminta anak baru itu untuk diam di tempat sedangkan dirinya mendekat kearah Sehun. Dia tidak bisa menggunakan senjatanya karena beresiko akan melukai rekannya itu.
"Sial! Mereka semakin banyak"
"Kau sudah menemukan tuan muda Luhan?"
"Meja merah"
Sehun menghindar dari pukulan seorang pria di wajahnya sedangkan Krystal harus puas dengan pukulan kuat di wajah lawannya itu.
"Tao! Cepat bawa pergi tuan muda"
"A.. Aku?"
"Apa ada orang lain disini sialan?!"
Laki - laki itu bergegas meninggalkan tempat itu, dia menatap sekelilingnya dan matanya menangkap sosok yang dicari sejak tadi sedang meringkuk di bawah meja berwarna merah dengan tubuh gemetar.
"Tuan muda!"
Sehun mengupat kesal karena teriakan Tao membuat musuh mengetahui tempat persembunyian laki - laki cantik itu.
"Dasar bodoh!"
Sehun segera berlari kearah Luhan tanpa memperhatikan pergerakan musuh.
Dor!
"Sehun!"
Dor! Dor!
**
"Chanyeol! Berhenti!"
"Berhenti sialan!"
"Bagaimana dengan Luhan!"
"PARK CHANYEOL!!!"
Laki - laki tinggi yang sejak tadi menjadi sasaran pukulan laki - laki mungil itu hanya diam. Lengannya dengan erat menahan tubuh yang masih meronta di bahunya itu. Dia tau tuan mudanya itu mengkhawatirkan Luhan, tapi Baekhyun adalah prioritas utamanya. Tuan mudanya itu tidak boleh terluka sedikitpun dan yang lebih mengkhawatirkan adalah jika trauma nya muncul.
"Berhenti!"
Laki - laki tinggi itu akhirnya berhenti dan segera menurunkan laki - laki yang lebih mungil. Tanpa aba-aba Baekhyun langsung berlari untuk kembali dan mengabaikan teriakan Chanyeol.
"Tuan muda!"
Tubuh Baekhyun berhenti saat melihat banyak tubuh tidak bernyawa dengan darah yang menggenang dibawah sepatu yang dikenakannya. Tubuhnya seketika melemah dan ambruk ke lantai sebelum Chanyeol menahannya.
"Tuan muda" Chanyeol segera merengkuh tubuh mungil itu masuk kedalam dekapan nya. Tubuh Baekhyun gemetar dengan kedua tangan yang mencengkram kuat jas hitam yang dikenakan laki - laki yang lebih tinggi.
"Mereka semua mati" Lirih Baekhyun dengan tatapan kosong, nafas nya melemah dan cengkraman itu semakin kuat. Chanyeol mengangkat tubuh itu tapi Baekhyun meronta kuat. Tubuhnya jatuh ke lantai dengan nafas berat. Dia meremas kemeja di bagian dadanya.
Chanyeol mengangkat tubuh itu dan mendekapnya erat.
"Tuan muda, tenangkan dirimu"
"Tuan muda!" Chanyeol menatap Baekhyun yang mulai kesulitan bernafas, tubuhnya melemah dengan nafas tersengal. Laki - laki tinggi itu mendekatkan bibirnya kearah bibir laki - laki mungil itu dan memberikannya nafas buatan.
"Tuan muda bernafas!" Baekhyun masih kesulitan bernafas, kedua matanya terpejam erat dengan tubuh terkulai lemah. Chanyeol kembali mendekatkan bibirnya kearah Baekhyun. Laki - laki tinggi itu terus memberikan nafas buatan .
"Tuan muda" Chanyeol menepuk pelan pipi laki - laki mungil itu dengan sesekali kembali menempelkan kedua bibir mereka.
"Chanyeol" Chanyeol menghela nafas lega saat mendengar suara lirih itu, Baekhyun menatap sayu dirinya tapi ada senyuman kecil di wajah laki - laki mungil itu.
"Kau tidak meminum obatmu?"
Baekhyun menggeleng lemah membuat laki - laki yang lebih tinggi mengeram kesal.
"Bagaimana jika sesuatu terjadi?!"
"Aku percaya kau akan menyelamatkanku apapun yang terjadi"
"Sialan!"
Baekhyun menempelkan telapak tangannya di bibir laki - laki tinggi itu dan menggeleng lemah.
"Jangan mengupat di hadapanku" Laki - laki mungil itu menarik tengkuk yang lebih tinggi dan dengan cepat menempelkan kedua bibir mereka.
**
Jongin bersembunyi di balik tembok bangunan saat seseorang terus menembaki nya. Laki - laki tan itu melirik melalui tembok dan membalas tembakan itu. Dia bergerak cepat untuk mengejar laki - laki itu sambil terus waspada dengan sekitarnya.
"Sial! Kemana dia pergi"
Dor!
Laki - laki tan itu kembali bersembunyi di belakang tembok. Dia mengisi ulang senjata nya sebelum bersiap untuk menembak.
Dor! Dor!
Jongin langsung berlari mengikuti lawannya yang melarikan diri. Dia melangkah menyusuri lorong tapi langkahnya seketika berhenti saat melihat seorang laki - laki yang dikenalnya.
"Bukankah itu laki - laki China yang..." Laki - laki tan itu langsung menyembunyikan tubuhnya, dia melirik kearah dua laki - laki yang sedang berbincang serius itu.
Salah satu dari mereka adalah laki - laki yang baru beberapa minggu ini bergabung dengan kelompok Byun, sedangkan satu laki - laki lainnya tidak dikenalnya. Dia ingin mendengar apa yang sedang mereka bicarakan tapi karena jarak yang jauh, dia tidak bisa mendengar apapun yang mereka katakan.
"Apa yang mereka bicarakan?"
Jongin langsung membalikkan tubuhnya saat kedua orang itu berpisah dan segera melangkah menjauh dengan tanda tanya besar.
Siapa laki - laki itu? Dan apa yang mereka bicarakan?
**