Chapter 6

2480 Kata
**   "Ugh hauus" Luhan turun dari atas ranjang nya dan keluar dari dalam kamar miliknya menuju dapur. Dia membuka kulkas, meraih botol air mineral dan segera meneguk habis isinya. "Ugh segarnya" Laki - laki cantik itu meninggalkan botol itu di atas meja dan ingin segera kembali ke kamar untuk melanjutkan tidurnya. Tapi suara berisik dari pintu utama mengusiknya, dengan langkah ragu laki - laki cantik itu melangkah menuju pintu utama dan menemukan Chanyeol dan juga Baekhyun yang berada dalam rengkuhan laki - laki tinggi itu. "Ada apa dengan Baekhyun?" Dia segera mendekat kearah Baekhyun dan menatap tubuh mungil yang ada di dalam gendongan itu. "Ugh~ dingin" Luhan menyentuh dahi Baekhyun dengan punggung tangannya. "Tubuhnya panas! Cepat bawa ke kamar" Chanyeol langsung melangkah menuju kamar Baekhyun diikuti dengan Luhan yang mengekor di belakangnya. "Apa yang terjadi? Dari mana kalian? Apa yang terjadi dengan Baekhyun? Hey! Jawab aku.." "Maaf tuan, bisa menjaga tuan muda sebentar? Saya harus mengambil obat dan kompres untuk nya" "Ah.. O-Oke" Chanyeol langsung meninggalkan Luhan yang terdiam di tempatnya. Laki - laki cantik itu segera mendekati tubuh Baekhyun dan duduk di sisi tubuh sahabatnya itu. "Kau panas sekali. Apa yang sebenarnya terjadi?" "Dingin~" Luhan menarik selimut Baekhyun untuk menutupi tubuh mungil itu. "Chanyeol~" "Disaat seperti ini kau bahkan masih mencari Chanyeol? Ckck" Luhan hanya menggelengkan kepalanya. Laki - laki cantik itu menyeka keringat yang ada di dahi Baekhyun dengan punggung tangannya. Chanyeol kembali tidak lama kemudian, Luhan segera menyingkir dari sisi Baekhyun untuk membiarkan laki - laki tinggi itu merawat Baekhyun.   "Apa terjadi sesuatu?" "Tidak ada yang perlu di khawatirkan" Jawab Chanyeol yang masih sibuk menyeka keringat di wajah tuannya itu. "Tapi bagaimana Baekhyun bisa seperti ini?" "Kebodohanku" Luhan mendengus kesal karena jawaban Chanyeol tidak memuaskan rasa ingin tahunya. "Chanyeol.." Kedua mata Baekhyun terbuka, dia menarik lemah kemeja yang dikenakan laki - laki tinggi itu. "Dingin~" Chanyeol melirik Luhan yang masih duduk di sisinya. "Biarkan tuan muda Luhan yang memelukmu" Baekhyun menggeleng lemah tanpa sedikitpun menoleh kearah luhan. "Chanyeol~" "Yak! Aku juga tidak mau memelukmu! Dasar jelek!!!" Luhan mendengus kesal melihat sikap laki - laki mungil itu, dia bangkit dari duduknya lalu keluar dari dalam kamar itu dengan menghentak-hentakkan kakinya kesal. "Lihat saja, jika kau mati. Aku orang pertama yang akan menertawakanmu!" Sambung Luhan sebelum membanting kasar pintu kamar itu. Chanyeol meletakkan handuk kecil yang sebelumnya dia pegang lalu ikut masuk kedalam selimut itu. Baekhyun mendekat ke arah Chanyeol lalu memeluk erat tubuh yang lebih tinggi.  "Ingin sesuatu?" Baekhyun menggelengkan kepalanya, semakin menenggelamkan wajahnya di d**a Chanyeol. Laki - laki tinggi itu menarik selimut menutupi tubuh keduanya dan membalas pelukan tuannya itu. Dia melirik Baekhyun yang kembali terlelap, tangannya tanpa berhenti mengelus surai laki - laki mungil itu. __ Luhan masih menyumpahi Baekhyun saat berjalan kearah kamarnya. "Chanyeol.. Chanyeol.. Chanyeol.. lihat saja, aku akan mengambil Chanyeolmu itu! Cih!" "Tuan muda?" Luhan menolehkan kepalanya dan menemukan Sehun dan Jongin yang ingin menaiki tangga. "Anda belum tidur?" "Aku akan tidur!" "Eh?" "Kenapa kalian semua menyebalkan?! Baekhyun sialan itu! Iisshh lihat saja besok pagi aku akan memberikannya makanan kucing!" "Apa yang terjadi?" Luhan menghela nafas kasar. Laki - laki cantik itu mendekat kearah dua laki - laki lainnya dan mengernyitkan dahinya saat melihat bercak darah di kemeja yang dikenakan kedua laki - laki tinggi itu. "Darah? Apa yang sebenarnya kalian lakukan? Kalian membantai kelompok mana lagi kali ini? Dan apa yang terjadi dengan Baekhyun?" "Apa terjadi sesuatu dengan tuan muda?" "Bocah itu tinggal menunggu detik-detik kematian. Tapi biarkan saja, aku hanya akan mengatakan 'bye b***h, bersenang-senang lah di neraka' dan boom hidupku akan kembali tenang" Sehun dan Jongin hanya berpandangan dalam diam. Tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan laki - laki cantik di hadapannya itu. "Sebaiknya anda segera tidur" Luhan mengeram kesal lalu menendang keras kaki Sehun yang berdiri di hadapannya. "F*uck you!! Kalian semua menyebalkan!" Luhan langsung berbalik pergi dan masuk kedalam kamar dengan membanting pintu itu kesal. ** Kyungsoo terlihat sedang bersiap-siap untuk pergi. Hari ini adalah hari minggu dan sudah seperti kebiasaannya, dia akan pergi untuk membantu orang tuanya. "Kyungsoo-ah" Kyungsoo langsung menghentikan laju sepedanya dan menoleh kebelakang melihat siapa yang memanggilnya. "Minseok hyung? Apa yang hyung lakukan di sini?” Minseok tersenyum kecil sambil mengedikkan bahunya. "Ah.. aku hanya olahraga pagi dan kebetulan melihatmu. Kau ingin pergi ke mana?" "Membantu orang tua ku" "Yaaa.. kau benar-benar anak yang baik" Kyungsoo hanya terkekeh pelan mendengarnya. "Ah.. iya, kau dekat dengan Baekhyun bukan?" "Ya?" "Bagaimana kondisinya?" "Eh? Baekhyun sakit?" Kyungsoo mengernyitkan dahinya bingung, seingatnya kemarin laki - laki mungil itu baik-baik saja walaupun dia terlihat tidak bersemangat. "Mungkin hanya perasaanku saja. Terakhir aku melihatnya kemarin, wajahnya terlihat pucat" "Ah mungkin saja, tapi tenang saja hyung. Baekhyun pasti baik-baik saja" "Kau benar, baiklah.. aku akan melanjutkan lari pagi ku. Bye" Kyungsoo hanya melambaikan tangannya saat Minseok sudah berlari pergi. "Baekhyun sakit? Hm... biasanya hanya akal-akalan nya saja agar tidak masuk sekolah" Laki - laki mungil itu kembali melajukan sepedanya dan berhenti saat sudah berada di depan restoran orang tuanya. Dia memarkirkan sepedanya sebelum memasuki restoran itu. “Ah Kyungsoo-ah, kau sudah datang? Kau bisa menjaga kasir sebelum Yerin tiba” “Baik bu” Kyungsoo langsung melangkah menuju kasir bertepatan dengan seseorang yang akan memesan sesuatu. “Ada yang bisa di bantu?” Sapa Kyungsoo ramah, laki - laki mungil itu sedikit memperhatikan laki - laki yang berdiri di hadapannya itu. Dia cukup tinggi, mungkin sekitar 180cm atau lebih. Memiliki kulit yang sedikit gelap tapi itu tidak mengurangi ketampanannya. Eh? Kyungsoo seperti teringat sesuatu. Dia sepertinya pernah melihat laki - laki ini tapi dia tidak ingat dimana. “Aku ingin pesan ayam spesial dan ayam madu serta dua Cola” Laki - laki tinggi itu mengernyitkan dahinya saat tidak menerima respon dari laki - laki mungil itu “Permisi?” Kyungsoo langsung tersadar dari lamunan nya. “Ah.. Maaf, tunggu sebentar. Ayam spesial dan ayam madu serta dua Cola, totalnya 56.000 won” Laki - laki itu memberikan kartunya kepada Kyungsoo. “Tuan bisa menunggu di kursi sana terlebih dahulu” Laki - laki tinggi itu menganggukkan kepalanya dan duduk di salah satu kursi untuk menunggu pesanan nya. Kyungsoo merutuki dirinya yang melamun saat melayani pelanggan. Jika ibunya tau, dia pasti sudah dimarahi. Tapi Kyungsoo benar-benar yakin dia pernah melihat laki - laki itu sebelumnya. Tapi dimana? ** Luhan sedang mengunyah sarapan nya saat melihat Baekhyun yang menuruni tangga bersama Chanyeol di belakangnya. "Kau belum mati?" "Kau ingin aku mati?" "Aku mendoakan itu setiap hari sebelum tidur" Baekhyun menatap sinis laki - laki cantik itu "Diamlah, sebelum aku mengusirmu dari rumah ini" "Woah lihatlah.. setelah mengusirku dari kamarmu, sekarang kau ingin mengusirku dari rumah ini?" Baekhyun hanya tersenyum miring lalu memilih untuk mulai memakan sarapan nya. "Tuan muda" Laki - laki mungil itu menolehkan kepalanya saat Krystal memanggilnya. "Bagaimana dengan para tahanan kemarin? Sebagian besar dari mereka adalah korban penculikan dan sisanya korban perdagangan manusia" Baekhyun menghentikan kunyahan di mulutnya lalu beralih kearah Sehun. "Apa mereka berguna?" "Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dibawah umur" "Bawa mereka kemari" Sehun meminta anak buahnya untuk membawa semua tahanan yang didapat mereka kemarin. Baekhyun memperhatikan satu persatu mereka yang mulai masuk kedalam rumah. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak usia 10 hingga 18 tahun dan mungkin ada beberapa orang yang berusia 20 tahun keatas. “Bukankah itu Joohyun?” “Kau mengenalnya?” “Tidak, tapi beberapa teman kelas ku memberitahuku jika dia dibawa pergi segerombolan laki - laki. Tapi mengapa dia ada disini, dia sekelas denganmu kan Baek? Dan yak! Kau hanya memanggil Baekhyun tuan muda dan aku tidak?” Krystal hanya mengedikkan bahunya acuh sambil tersenyum miring. “Kau tidak cocok” Luhan melempar garpu di tangannya dan langsung di tangkap oleh perempuan itu dengan baik. Baekhyun hanya diam sambil mengunyah sarapan nya. Dia menatap Joohyun yang hanya diam sambil menundukkan kepalanya seperti yang lain. Walaupun dia terkesan tidak perduli dengan sekitar, tapi Baekhyun memang menyadari jika perempuan itu adalah teman sekelas nya. “Aku tidak menginginkan mereka” “Mungkin bocah-bocah itu tidak berguna. Tapi laki - laki disana” Krystal menunjuk kearah laki - laki yang mungkin berumur 20 tahun keatas “Dan laki - laki itu” Krystal kembali menunjuk laki - laki lainnya yang memiliki tubuh cukup tinggi “Mereka akan berguna” “Bawa mereka pergi dan Sehun, kau bisa memulangkan mereka jika kau mau” Sehun langsung menundukkan kepalanya kearah Baekhyun. Chanyeol menepuk pelan bahu Sehun saat laki - laki albino itu melewatinya. Kejadian ini cukup membuka sedikit luka lama yang sudah terkubur sangat dalam. Sehun dulu juga merupakan korban penculikan orang-orang tidak bertanggung jawab dan menjualnya melalui perdagangan gelap. Tuan Byun membelinya saat melihat laki - laki albino itu dilelang dipasar gelap. Sehun sangat berterima kasih atas itu, karena walaupun dia sudah di beli, dia masih diizinkan untuk menemui kedua orang tuanya. Tapi prioritas utamanya tetap untuk melayani keluarga Byun di bawah perintah tuan Byun dan Chanyeol. Sehun membawa mereka pergi tapi seorang laki - laki tetap diam di tempatnya bahkan hingga Sehun memanggilnya berulang kali, laki - laki itu tetap diam sambil menatap kearah Baekhyun yang masih melanjutkan sarapan nya. “Biarkan aku bergabung” Baekhyun langsung menolehkan kepalanya kearah laki - laki itu. “Apa?” “Aku mengenalmu. Kau, putra satu-satunya pemimpin kelompok Byun” Laki - laki itu melangkah mendekat kearah Baekhyun dan langsung berhenti saat beberapa anggota kelompok menodongkan senjata kearah nya. “Tenang, aku tidak akan melukai pemimpin kalian” Chanyeol langsung memerintahkan mereka untuk menurunkan senjata. Laki - laki itu kembali menolehkan kepalanya kearah Baekhyun. “Black Frost” “Kau mengenal mereka?” Krystal mendekat kearah laki - laki itu dan meneliti penampilannya. “Ah.. Aku mengenalmu. Kau, Zhang Yi Xing. Seorang imigran gelap dari China” “Tepat sekali. Aku akan berguna untuk kalian, aku mengetahui beberapa informasi mengenai Black Frost” “Katakan” “Izinkan aku untuk bergabung dengan kelompok ini, dan aku akan mengatakan apapun yang ingin kalian ketahui” Baekhyun mendengus kasar lalu melipat kedua tangannya di d**a. “Oke, kau bisa bergabung. Tapi, jika aku tau kau berkhianat….” “I got it, aku akan setia dengan kelompok ini” Baekhyun menganggukkan kepalanya malas. “Aku! Izinkan aku untuk bergabung juga. Aku tidak memiliki siapapun disini, aku juga berasal dari China. Aku.. aku bisa beladiri” Seorang laki - laki lainnya langsung berteriak kearah Baekhyun. “Sehun bawa dia pergi” “Tu..Tunggu, izinkan aku bergabung tuan muda. Aku berjanji akan mengabdikan hidupku untukmu” “Ini bukan tempat bermain bocah” “Aku..aku bukan bocah! Aku 18 tahun!” “Chanyeol aku bahkan tidak bisa menyelesaikan sarapanku!”  Chanyeol mengusap pelan rambut Baekhyun lalu meminta Sehun untuk membawa laki - laki itu pergi. “Tapi Baek, kurasa dia cukup berguna” “Aku tidak butuh bocah” “Hey dia bahkan lebih tua darimu. Siapa yang lebih bocah disini?” Baekhyun langsung mendelik tajam kearah laki - laki cantik itu. “Dan yang pasti dia bisa beladiri. Kau akan membutuhkannya, kau kan tidak bisa berkelahi” “Apa aku harus melemparkan pisau ini kewajahmu?” “Oke Relax baby, aku hanya memberi saran. Kurasa kita akan membutuhkannya dan lagi Joohyun. Aku sedikit kasihan padanya, jika dia disini sudah pasti dia di culik tapi aku rasa itu tidak mungkin. Aku yakin dia dijual oleh ayahnya itu” “Aku selesai” Laki - laki mungil itu langsung berdiri dan melangkah pergi meninggalkan ruang makan. “Aku belum selesai bicara!” Baekhyun berhenti melangkah dan berbalik “Terserah kau saja. Jika mereka mengganggu, kau orang pertama yang akan kupenggal!” “Oke darling~ aku mencintaimu” “Aku tidak!!” ** Chanyeol duduk di kursi nya bersama dengan Sehun dan Krystal. Dihadapan nya saat ini berdiri laki - laki bernama Zhang Yi Xing yang mengaku jika memiliki informasi mengenai Black Frost. “Katakan” “Yang kudengar mereka bukanlah organisasi biasa. Mereka adalah kumpulan para pembunuh bayaran yang menerima misi untuk membunuh para petinggi Negara, pemimpin mafia ataupun orang yang memiliki cukup pengaruh di Negara tersebut” “Aku tidak tau siapa pemimpin mereka tapi berita mengenai mereka yang sedang mengincar pemimpin Byun sudah tersebar di black market” “Hanya itu?” “Aku masih mempunyai satu informasi, tapi aku harus memastikan nya terlebih dahulu” “Apa?” “Mereka mungkin bukan dari kalangan mafia manapun jadi kemungkinan besar mereka ada di sekeliling kita saat ini. Aku sarankan untuk memperketat penjagaan tuan muda” ** Baekhyun duduk di diam di atas balkon kamarnya, laki - laki mungil yang hanya mengenakan selembar kemeja putih tipis di tubuhnya itu menatap langit yang gelap tanpa bintang. Dia mendengar semuanya, apa yang dikatakan laki - laki Zhang itu walaupun dari luar ruangan. Chanyeol memasuki kamar itu dan tidak menemukan Baekhyun di atas ranjang, dia melihat pintu menuju balkon terbuka dan menemukan tuannya itu disana. Dia meraih selimut dan langsung mendekati laki - laki mungil itu. "Apa kau tidak dingin berpakaian seperti ini?" Kedua tangannya bergerak menyelimuti tubuh mungil itu dengan selimut yang di bawanya. "I'm fine" Chanyeol menarik lembut dagu Baekhyun agar menatap kearah nya. "Apa yang kau pikirkan?" "Kematian" Baekhyun meremas kemeja hitam yang di kenakan laki - laki tinggi itu "Hidupku hanya berputar pada kematian" Lalu menyandarkan kepalanya di d**a bidang yang lebih tinggi. Chanyeol menghela nafas pelan. Dia menarik Baekhyun dari pelukan nya lalu menatap kedua bola mata indah itu. "Kau akan tetap hidup jadi jangan pikirkan apapun. Aku disini, gunakan aku sebagai alatmu. Aku akan memastikan kau tetap hidup dengan nyawaku" Baekhyun kembali menenggelamkan kepalanya di d**a yang lebih tinggi, kedua tangannya melingkar erat di pinggang Chanyeol. "Semua orang menginginkan aku untuk mati" Baekhyun menghela nafas berat "Aku hanya ingin hidup" Laki - laki mungil itu menutup kedua matanya lelah '... bersamamu' Chanyeol hanya diam, kedua tangannya memegang erat selimut yang menutupi tubuh tuannya itu. "Udara semakin dingin" Baekhyun tetap diam, Chanyeol melepaskan pelukan itu dan akan mengangkat tubuh mungil tuannya sebelum.. "Apa aku masih harus menunggu?" Baekhyun menatap sayu laki - laki tinggi di hadapannya itu. "Tuan muda..." Chanyeol hanya menghela nafas pelan. Baekhyun tersenyum tipis lalu menarik selimut itu menutupi tubuhnya.  "Aku mulai merasa dingin. Aku akan masuk" Chanyeol menahan tangan Baekhyun yang mulai melangkah memasuki kamarnya. Tapi Baekhyun langsung melepaskannya "Selamat malam Chanyeol" Tanpa berbalik meninggalkan laki - laki tinggi itu. Baekhyun langsung menaiki ranjang nya lalu menarik selimut menutupi setengah wajahnya. Dia menutup kedua matanya saat Chanyeol memasuki kamar dan menutup pintu menuju balkon. Laki - laki tinggi itu mendekat kearah Baekhyun, dia duduk di sisi tubuh laki - laki mungil itu mengelus lembut surai milik tuannya. "Besok ingin sarapan apa tuan muda?" "Waffle" "Baiklah" Baekhyun tidak menjawab, laki - laki tinggi itu tetap di tempatnya hingga dengkuran halus terdengar dari atas ranjang.  If I had the chance to turn back the hands of time, there are so many things that I would change.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN