**
"Ugh panas" Baekhyun mengerjapkan matanya pelan. Dia benar-benar merasa kepanasan sehingga terbangun dari tidurnya.
"Chanyeol~" Baekhyun memanggil Chanyeol berulang kali tapi laki - laki tinggi itu tidak kunjung datang. Dengan perasaan kesal, dia bangkit dari ranjang nya dan melangkah keluar kamar.
"Kenapa panas sekali" Dia terus melangkah menuruni tangga mansion itu dengan terus mengipasi tubuhnya.
"Chanyeoooll!!"
Baekhyun tidak berhenti memanggil laki - laki tinggi itu. Dia semakin turun kelantai bawah, dan semakin panas juga yang dirasakan tubuhnya. Tiba-tiba langkahnya berhenti, seluruh pandangannya berubah menjadi merah. Laki - laki mungil itu mematung di tempatnya, seluruh tubuhnya kaku apalagi melihat kobaran api yang perlahan melahap seisi rumahnya.
“Cha..Chanyeol” Lirihnya pelan, kakinya seakan seperti jelly saat dia mundur selangkah. Seluruh tubuhnya bergetar hebat dengan peluh membasahi wajahnya. "Cha..Chanyeol.."
"Baekhyun.. Baekhyun.." Seseorang berteriak dari dalam kobaran api itu membuat laki - laki mungil itu melebarkan kedua bola matanya.
"A..Ayah? I..Ibuu?"
"Bae.. Baekhyun.."
Baekhyun kembali melangkah mundur, kedua kakinya menjadi sangat lemas membuatnya terjatuh karena tersandung oleh anak tangga pertama.
"Baekhyun.."
"Tidak!!" Baekhyun menggelengkan kepalanya sambil menutup wajah menggunakan kedua tangannya.
“Baekhyun...”
"Jangan!! Tidak!! Tidaaakk!!"
__
"Baekhyun! Baekhyun!" Laki - laki mungil itu langsung tersentak bangun. Tubuhnya penuh dengan keringat dan nafasnya memburu. Dia menolehkan kepalanya dan mendapati Chanyeol yang duduk di sebelahnya. Tanpa aba-aba, laki - laki mungil itu langsung memeluk erat tubuh tinggi itu.
"Cha.. Chanyeol" Laki - laki tinggi itu membalas pelukan dari tuannya itu dan mengelus punggungnya teratur. "Kenapa kau tidak datang?!" Baekhyun mengangkat kepalanya menatap Chanyeol, kedua matanya basah karena air mata. "Aku memanggilmu berulang kali! Kenapa kau tidak datang!!"
Chanyeol kembali menarik tubuh bergetar itu dan berbisik pelan.
"Aku disini. Tenanglah, aku disini"
Baekhyun mencengkram erat baju Chanyeol. Seolah-olah tidak membiarkan laki - laki tinggi untuk pergi meninggalkannya.
"Aku disini" Chanyeol terus membisikkan kata-kata itu membuat Baekhyun perlahan menjadi tenang.
Chanyeol melepaskan pelukan nya saat merasa Baekhyun sudah lebih tenang, dia merebahkan tubuh mungil itu lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh tuannya itu.
"Tidurlah lagi"
Baekhyun menggelengkan kepalanya sambil mencengkram erat baju Chanyeol.
"Aku takut" Lirih Baekhyun, kedua bola matanya kembali basah. Chanyeol merebahkan tubuhnya di sebelah Baekhyun lalu menarik laki - laki mungil itu untuk masuk kedalam pelukannya.
"Aku disini. Tidak ada yang perlu kau takutkan. Aku disini"
Baekhyun memeluk erat tubuh tinggi itu menenggelamkan wajahnya di d**a bidang Chanyeol.
Bayang-bayang itu terus menghantuinya, kejadian lima tahun yang lalu benar-benar berpengaruh besar pada dirinya dan hidupnya.
**
"Baekhyunee" Kyungsoo langsung berlari kearah Baekhyun yang baru saja keluar dari dalam mobilnya. "Kau baik-baik saja?"
Baekhyun menganggukkan kepalanya pelan. "Mereka tidak melukaimu kan?"
"Tidak, mereka meninggalkanku setelah membawamu pergi. Aku langsung mencari Chanyeol-ssi di depan sekolah dan mengatakan jika kau di culik. Kau benar-benar baik-baik saja? Lihat ada luka di sudut bibirmu"
Baekhyun tersenyum manis lalu melambaikan tangannya kearah Chanyeol yang menunggu didepan pintu mobil sebelum menggandeng tangan Kyungsoo untuk berjalan kearah sekolah.
"Terimakasih Kyungsoo-ah"
"Kenapa?"
Baekhyun tidak menjawab, dia beruntung memiliki Kyungsoo sebagai sahabatnya. Walaupun jika Kyungsoo tidak memberitahu Chanyeol jika dia di culik, laki - laki tinggi itu pasti juga akan curiga jika tidak melihat dirinya dalam 10 menit di gerbang sekolah. Kyungsoo adalah anak yang pintar salah satu anak berprestasi di sekolahnya. Keluarganya biasa-biasa saja. Orang tuanya memiliki restoran ayam terenak yang pernah Baekhyun makan. Baekhyun tidak ingin melibatkan Kyungsoo dalam dunianya, dia tidak ingin sahabatnya itu terluka.
"Morning darling~"
Baekhyun langsung memutar bola matanya malas mendengar suara yang sangat familiar untuknya itu.
"Oh annyeonghaseyo~"
"Oh hai sweety, kau yang kemarin teriak-teriak kepada Chanyeol itu kan?"
"Aku sangat panik saat itu. Jadi..."
"Ayo kita pergi" Baekhyun menarik lengan Kyungsoo pergi meninggalkan Luhan.
"Hey jangan tinggalkan aku"
Baekhyun mengabaikan Luhan, dia terus melangkah memasuki kelas bersama Kyungsoo.
“Siapa dia?”
“Rusa liar”
“Kau jahat sekali Byun” Luhan tanpa basa-basi langsung mengambil tempat di belakang Baekhyun “Ah iya, perkenalkan aku Luhan” Sapa Luhan kepada Kyungsoo yang duduk di sebelah Baekhyun.
“Do Kyungsoo”
“Jauhi dia atau kau akan ikut menjadi gila”
“Baek tidak boleh seperti itu”
Baekhyun mendengus pelan sedangkan Luhan hanya tersenyum lebar. Dia menarik kedua tangan Kyungsoo dengan senyuman manis di wajahnya.
“Kurasa kita akan berteman baik, Kyungsoo-ah” Kyungsoo hanya tersenyum dengan menganggukkan kepalanya pelan sedangkan Baekhyun hanya memutar bola matanya malas.
**
Baekhyun menguap kecil dengan mata setengah terpejam. Dia terbangun dari tidurnya saat merasakan Chanyeol turun dari atas ranjang nya.
"Kau mau pergi kemana?"
"Beberapa pemimpin kelompok mengadakan pertemuan malam ini" Chanyeol kembali mendekat kearah Baekhyun, merapikan selimut yang menutupi tubuh mungil itu "Tidurlah kembali tuan muda"
"Aku ingin ikut~"
"Ini sudah terlalu larut dan kau harus bangun pagi untuk sekolah besok"
"Aku ingin ikut Chanyeol!" Baekhyun menyibak selimutnya kasar lalu bangkit dari atas ranjang itu. Dia melipat kedua tangannya di d**a dengan menggembungkan kedua pipinya kesal.
Laki - laki tinggi itu menghela nafas pelan lalu berbalik menuju lemari yang ada di dalam ruangan itu. Dia mengambil sweater dan celana jeans lalu kembali menghampiri tuan mudanya.
"Kemari"
Baekhyun langsung mendekat kearah Chanyeol. Dia membiarkan laki - laki tinggi itu membuka satu persatu kancing piyamanya lalu kemudian di ganti dengan sweater berwarna navy dan terlihat cukup besar di tubuhnya. Dia menarik celana yang ada di tangan Chanyeol sebelum menurunkan celana piyamanya dan di ganti dengan jeans tersebut.
"Aku siap"
Chanyeol menganggukkan kepalanya pelan lalu melangkah keluar dari dalam kamar itu. Di luar, Sehun dan Jongin sudah menunggu. Keduanya cukup terkejut saat melihat tuan mudanya bersama Chanyeol.
"Tuan muda"
"Ini sudah sangat larut, tuan muda..."
Baekhyun hanya melewati kedua laki - laki itu dalam diam. Dia memasuki mobil yang pintunya dibuka oleh Chanyeol.
"Kau yakin ingin mengajak nya?"
"Park! Ini cukup serius..."
Chanyeol memberikan gestur untuk diam sebelum laki - laki tinggi itu masuk kedalam mobil. Jongin menghela nafas pelan lalu beralih untuk menuju ke bangku kemudi disusul Sehun yang duduk di sebelahnya.
"Jika masih mengantuk, tuan muda bisa tidur selama perjalanan"
Baekhyun menguap kecil lalu mendekat ke arah Chanyeol. Merebahkan kepalanya di d**a bidang laki - laki tinggi itu lalu menutup kedua matanya.
__
Baekhyun terbangun di sebuah ruangan kecil seorang diri. Dia langsung bangkit dari atas sofa itu lalu melangkah keluar ruangan. Saat membuka pintu, dia melihat beberapa orangnya yang berjaga di depan pintu itu.
"Dimana Chanyeol?" Tanyanya tanpa basa-basi. Laki - laki itu langsung meminta Baekhyun untuk mengikutinya dan membukakan pintu sebuah ruangan.
Baekhyun langsung masuk kedalam ruangan itu dan melihat beberapa orang laki - laki duduk di sebuah meja panjang sedang memperdebatkan sesuatu.
"Chanyeol"
Panggilan itu membuat semua mata menoleh kearah. Baekhyun tidak perduli, dia melangkah ringan mendekati Chanyeol dan langsung duduk di pangkuan laki - laki tinggi itu.
"Aku tidak akan menganggu, lanjutkan saja"
Beberapa orang terlihat ragu untuk kembali membuka suara. Baekhyun mendengus pelan lalu menempelkan punggungnya kedada Chanyeol.
"Aku tidak akan menyela, aku akan diam"
Chanyeol memberikan gesture untuk melanjutkan. Laki - laki yang duduk di sebelah kanan berdehem pelan sebelum melanjutkan ucapannya. “
"Baiklah. Aku menyarankan kita untuk tetap waspada. Organisasi ini sangatlah rahasia, mereka benar-benar tidak terlacak. Beberapa hari ini sudah terjadi pembunuhan berantai yang belum juga di temukan siapa pelakunya. Beberapa sumber mengatakan jika 'mereka' lah yang melakukan semua itu"
"Motif belum diketahui, seingatku setelah kejadian" Laki - laki itu melirik Baekhyun sebentar "Beberapa tahun yang lalu, mereka menghilang. Tidak diketahui karena apa tapi melihat mereka kembali setelah beberapa tahun berlalu, kemungkinan mereka akan melakukan sesuatu kembali"
"Mereka seperti terlindungi oleh seseorang yang berpengaruh" Laki - laki lainnya yang ada di ruangan itu ikut menyahut, dia menatap Chanyeol yang hanya diam di kursi nya.
“Setelah melaksanakan misi mereka menghilang, tidak ada jejak tidak ada bukti. Mereka seperti hantu, mereka datang, membunuh, setelah itu menghilang. Target mereka juga bukan orang biasa melainkan orang-orang yang cukup berpengaruh. Mereka tidak dapat di lacak, tidak ada yang tahu dimana tempat persembunyian mereka, siapa pemimpin mereka dan apa yang mereka inginkan kali”
“Tapi yang pasti” Laki - laki lainnya ikut bersuara, dia menatap Baekhyun yang masih diam di atas pangkuan Chanyeol "Kurasa mereka akan mencarimu tuan muda Byun"
“Selama ini mereka selalu berhasil menyelesaikan misi mereka. Karena kau selamat kala itu, kurasa mereka akan kembali untuk membunuhmu”
Baekhyun yang ditatap hanya diam dengan wajah datarnya. Tapi tangannya meremas kuat ujung kemeja yang Chanyeol kenakan.
"Aku tidak perduli"
Chanyeol menggenggam tangan Baekhyun yang gemetar di bawah meja. Ibu jarinya mengelus lembut punggung tangan laki - laki mungil itu.
"Mereka dikenal akan menghabisi siapapun target mereka. Jadi tuan Byun, kau sebaiknya berhati-hati"
"Cukup! Hari ini cukup sampai disini"
Chanyeol mendekap tubuh mungil di pelukannya sebelum bangkit dari kursi dan segera keluar dari ruangan itu. Beberapa pasang mata terlihat protes tapi tidak bisa membantah. Jongin dan Sehun mengikuti Chanyeol yang sudah lebih dahulu keluar dari dalam ruangan itu.
Baekhyun meringkuk didalam dekapan Chanyeol. Kedua tangannya gemetar dan keringat mengalir di pelipisnya. Chanyeol memasuki ruangan yang sebelumnya digunakan Baekhyun untuk tidur.
"Baekhyun tenang"
Chanyeol mendudukkan Baekhyun diatas sofa lalu dirinya bersimpuh di depan laki - laki mungil itu.
Baekhyun hanya diam, matanya tidak fokus dengan tubuh yang gemetar. Tangannya secara panik mencengkeram kuat lengan Chanyeol dan dia merasa sangat kesulitan bernafas.
"Baekhyun tenang.."
"Baekhyun! bernafas!"
Baekhyun semakin kesulitan bernafas, air matanya mengalir di kedua pipinya. Chanyeol mendekati Baekhyun dan langsung memeluk tubuh mungil itu.
"Bernafas Baekhyun. Bernafas.."
Baekhyun mencengkeram kuat kemeja Chanyeol. Dia memejamkan kedua matanya erat dan mulai menstabilkan nafasnya.
"Kau akan baik-baik saja"
Nafas Baekhyun berangsur stabil. Laki - laki mungil itu menenggelamkan wajahnya di d**a bidang yang lebih tinggi.
"Kau akan baik-baik saja"
Chanyeol terus membisikkan kata-kata itu untuk menenangkan Baekhyun.
"Sebaiknya kita pulang"
Baekhyun hanya diam saat Chanyeol mengangkat tubuhnya dan menggendongnya seperti koala. Dia merebahkan kepalanya di bahu laki - laki tinggi itu dan kedua tangan memeluk erat leher Chanyeol.
Diluar ruangan, Sehun dan Jongin sedikit cemas saat melihat kondisi tuan mudanya. Inilah yang sudah mereka duga jika tuan muda Byun itu mengikuti pertemuan ini.
Chanyeol meminta kedua laki - laki itu untuk menyiapkan mobil yang langsung dilakukan oleh keduanya.
"Kau tidak akan pergi kan?" Lirih Baekhyun di leher Chanyeol, dia semakin mengeratkan pelukannya di leher yang lebih tinggi.
"Aku disini"
"Jika kau pergi lihat saja" Chanyeol meringis pelan saat gigitan kuat terasa di lehernya "Aku akan mencarimu dan membunuhmu menggunakan tanganku sendiri"
"Lakukan. Bunuh aku jika aku pergi meninggalkamu"
Baekhyun mengangguk pelan di bahu laki - laki tinggi sambil memejamkan kedua bola matanya.
__
Jongin memasuki salah ruangan yang ada di mansion itu, dia langsung mengambil tempat di sebelah Sehun.
"Bagaimana tuan muda?"
“Sudah lebih baik”
“Kurasa kau harus segera kembali menemaninya Park”
“Dia sudah tertidur”
“Jadi apa yang akan kita lakukan?”
“Pertama, Baekhyun meminta seseorang untuk melindungi temannya itu. Dia tidak ingin temannya itu kembali menjadi korban untuk memancing dirinya" Chanyeol menatap kedua laki - laki yang duduk di hadapannya. Sehun menggelengkan kepalanya sedangkan Jongin sibuk menuangkan minuman kegelasnya "Jongin, kau yang menjaganya"
"What?! Aku? Hell no! Chanyeol, aku bisa mengerjakan pekerjaan yang lain daripada harus menjaga seorang bocah"
"Ini perintah"
Jongin mendegus malas, dia tidak bisa menentang keputusan Chanyeol.
"Mulai sekarang perketat penjagaan, Baekhyun tidak akan baik-baik saja"
Chanyeol langsung beranjak dari dalam ruangan sedangkan Jongin masih bergumam kesal menyumpahi laki - laki bermarga Park itu.
**