Part 14: Hak Suami

1818 Kata

"Oucch!" "Udah Pak." Nina menjauhkan dirinya, menunjukkan bulu mata Adimas yang tadi sempat masuk ke mata. Adimas mengangguk pelan, mengucek sesaat matanya yang sedikit berair. "Tolong ambilkan tisu." Nina dengan sigap mengambilkan tisu untuk Bos nya. "Ini Pak." Ucapnya sambil menyerahkan tisu putih di tangannya. Adimas langsung menerima sodoran tisu sekertaris nya dan mengelap mata nya yang masih sedikit perih. "Coba kamu hubungi pihak resepsionis, tanyakan apakah Muliya sudah naik ke atas!" Titahnya. Meskipun tak kenal siapa itu Muliya, Nina dengan sigap mematuhi perintah Bos nya. Buru-buru kembali ke meja kerjanya dan mendial nomor. Adimas membenarkan sejenak pakaiannya, entah kenapa ia ingin tampil sempurna di depan Muliya. Lama menunggu dalam keheningan sampai suara ketukan dari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN