Part 09: Teman Ternyata Cinta

1909 Kata

Adimas sejak tadi tak berhenti-henti melirik istrinya, mulai dari saat memakaikan popok Gea, merapikan mainan Farel, sampai saat sekarang memasak. Adimas lama-lama jadi mirip stalker dadakan. "Mul--" "Eh, Farel sini duduk. Udah Mamah kupasin apelnya." Muliya langsung menyapa kedatangan anaknya membuat Adimas yang hendak memanggilnya jadi terputus. Adimas menghela napas, "Mul--" "Astaga Rel, kalo makan jangan di biasain belepotan. Jorok ih." Perempuan itu mengambil tisu, mengusap telaten mulut Farel yang belepotan selai coklat. Farel menyengir lebar, "hehe Falel kan masih kecil, Mah." "Gak selamanya kamu akan jadi anak kecil, mulai sekarang harus mandiri. Oke?!" Muliya mengacungkan telapak tangannya. Bocah itu merengut, tapi tetap menurut untuk ber tos dengan Mamahnya. "Iya Maaah."

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN