Jangan sentuh aku

1066 Kata
"Kasus ini kasus kesekian kalinya. Dan, kita belum menyelesaikan kasus sebelumnya. Ini terlalu lama buat kita. Dan, ini kasus hang begitu rumit. Kenapa kita tidak langsung menyebutkan siapa pelakunya. Bahkan polisi saja sudah menyebutkan siapa pelaku. Dan, mereka sudah di hukum denga tindakannya," ucap Yuan meluapkan semua ya yang ada pada dirinya. Bagaimana tidak emosi saat Felix memutuskan untuk melaju kasusnya. Dia mengira semua kasus ini berhubungan. Ini ada hubungannya dengan pembunuhan berskala besar. Dan, mengorbankan orang tertentu sesuai target mereka. "Kamu diam saja!" pekik Felix. "Iya, benar apa yang di katakan Yuan. Sampai kapan kasus ini berlanjut?" tanya Bella. "Kamu sekarang lebih baik mementingkan orang yang kamu cintai. Dari pada ikut campur. Kamu bahkan tidak fokus pada pekerjaan kita. Kamu lebih fokus dengan cintamu." ucap Felix seidikit meninggikan suaranya. Yuan terdiam melirik ke arah Bella yang duduk di belakang. Bella juga hanya diam. Dia tidak tahu harus bilang apa lagi. Dia juga tidak tahu harus beralasan apa. Sepertinya Felix tahu semua tentang dirinya. "Aku aku beli minuman dulu!" ucap Felix. Dia menghentikan mobilnya di parkiran supermarket. Dia segera keluar dan masuk ke dalam. Setiap langkahnya penuh dengan kekesalan. "Ada apa dengan Felix?" tanya Bella pada Yuan. Dia menarik duduknya lebih dekat pada Yuan. "Entahlah!!" ucap Yuan. Dia menarik kedua bahunya ke atas bersamaan. "Harusnya kamu tanya pada diri kamu sendiri. Kemarin kamu berbuat apa sampai kamu mengecewakan Felix, aku baru kali ini melihat Felix seperti itu. Dia bahkan banyak diam, ucapannya juga begitu tenang tapi langsung masuk ke hati." jelas Yuan. "Kamu salah, kenapa juga kamu pergi dengan laki-laki lain diam-diam. Kamu cerita pada kita. Jadi kita tidak perlu khawatir padamu. Sampai mencari tahu dimana kamu berada." kesal Yuan. Dia menatap kedepan Tanpa pedulikan Bella yang duduk di belakang. ** Sementara di sisi lain Shinta. Dia sedang sibuk di ruangannya sendiri. "Gimana, bos?" tanya Shinta. "Kamu belum jadi pergi?" tanya sang bos. "Belum, aku masih menunggu Dellon." jawab Shinta. Dia masih sibuk dnegan beberapa berkas yang sudah masuk untuk di tindak lanjuti. "Baiklah, jika kamu pergi! Aku ingin bicara denganmu lebih dulu. Pergi ke ruanganku. Ada seseorang yang ingin bicara dengan kita" ucap sang bos. "Siapa?" tanya Shinta bingung. "Apa ada clien lagi? Dengan kasus yang sama lagi?" tanya Shinta. "Tidak!!" ucap bos. "Ini client kita yang sekarang tugasnya sudha mulai di selidiki oleh Yuan dan yang lainya." Shinta bangkit dari duduknya. "Sekarang, atau kapan aku harus bertemu dengan Client itu?" tanya Shinta. Dia menundukkan kepalanya sejenak. "Sebentar lagi dia datang. Kamu bisa tunggu di ruanganku!" ucap sang bos. Dia segera pergi lebih dulu sebelum client itu datang masuk ke ruangannya. Dan, hanya butuh 10 menit. Client yang kemarin sudha datang. Sementara Shinta sudah duduk di sofa menunggunya dari tadi. Dan, Sang bos masih menerima telfon. Dia pergi sebentar. Dia mempercayakan client nya pada Shinta. "Selamat datang!" sapa Shinta, dia mengulurkan tangannya kedepan. Dengan badan sedikit tertunduk. "Iya, kemana bos?" tanya seorang laki-laki paruh baya itu. "Dia sedang ada urusan sebentar saja. Jika ada yang ingin di sampaikan duluan sambil menunggu bos. Bisa sampaikan saja pada saya. Bos menyerahkan kendalinhanpada saya." kata Shinta. "Silahkan duduk dulu!" kata Shinta. "Iya!" tatapa laki-laki itu tertuju pada pakaian yang begitu seksi menunjukan lekuk tubuhnya. Baju yang terlau ketat di pakai oleh Shinta. Tatapan itu seakan menelisik semua tubuhnya. Shinta mengerutkan keningnya. Dia memincingkan salah satu matanya bingung. Dengan laki-laki di depannya. Laki-laki paruh baya itu duduk lebih dekat. Dia meraih tangan Shinta. "Maaf, tolong jangan sentuh saya." "Iya, maaf!" tangan laki-aki itu dibahas pahanya. Mengusap lembut pahanya. Shinta menarik sudut bibirnya sinis. Dia merasa ada yang aneh dengan laki-laki ini. Dia tidak benar ingin bicara dengan bos. Dia tahu sekarang maksud kedatangan laki-laki itu. Shinta menarik sudut bibirnya sinis. Bukanya dia langsung marah. Dia menanggapinya dengan sangat tenang dan dan santai. "Anda mau menyentuh saya," tanya Shinta. "Aku hanya ingin bicara tentang kasus kemarin bagaiamana kelanjutannya?" tanya laki-laki itu. Shinta mengamati setiap gerak-gerik mencurigakan darinya. Tangan itu masih belum beranjak dari atas pahanya. "Aku akan katakan nanti!" ucap Shinta. Dia memegang tangan laki-laki itu. Menganggapnya sangat erat. Membuat laki-laki itu penuh percaya diri jika Shinta juga menanggapi sentuhan darinya. "Jangan pikir kamu bisa seenaknya?" Cengkeraman Shinta semakin kuat. Dia bahkan tidak melepaskan cengkeraman itu. Meski laki-laki di depannya meringis menahan rasa sakitnya. "Bicara dengan sopan terhadap saya. Jangan suka berbicara hal yang tidak sopan!" ucap Shinta. Menarik salah satu bibirnya sinis. Tatapan mata yang seolah tadi santai berubah menajam. "Kenapa?" Laki-laki itu melawan. Dia sengaja menarik tangannya. Mendorong tubuh wanita itu hingga terbaring di atas sofa. Drngan kedua pergelangan tangan di cengkeram sangat erat. tubuh laki-aki itu menuntut kedua kakinya. Membuat Bella tidak bisa bergerak sama sekali. "Kamu pikir kamu bisa menyentuhku tidak akan bisa!" ucap Shinta. Shinta berusaha untuk melepaskan tubuhnya dari delapan laki-laki itu. Tapi, saat dia ingin melawan. Dan berhasil lepas dari laki-laki itu. Laki-laki itu mengeluarkan sesuatu dari balik saku jaketnya. Sebuah suntikan dengan cairan hitam di dalamnya. Laki-aku itu berhasil memberikan cairan itu di leher belakang Shinta. Shinta yang terkejut. Dia segera memberikan pukulan keras di wajah laki-laki itu. Tapi perlahan tubuhnya terasa sangat lemas. Shinta memegang ujung kepala sofa. Pandangan matanya terasa buram, kepalanya sangat sakit sekali. Hingga dalam hitungan detik saja. "Akhirnya, aku bisa mendapatkannya! Aku begitu mudahnya mendapatkan identitas darinya. Laki-laki itu menggendong tubuh Shinta yang terbaring lemas. Sebelum bos dia datang kembali. Laki-aku itu membawa Shinta masuk ke dalam mobilnya duduk dengan tubuh yang sudah terpasang sabuk pengaman. "Apa yang kamu lakukan," tanya laki-laki itu berbicara pada Shinta yabg masih tertidur. "Kamu tidak bisa pergi lagi. Kamu tidak akan bisa kemana-mana. Aku akan bawa semua tsman-teman kamu satu persatu!" Laki-laki menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Hingga beberapa jam perjalanan belum juga sampai. Dia melirik sekilas ke arah Shinta yang masih tertidur. Obat itu akan membaut orang tertidur selama 12 jam. Obat yabg terlalu keras, yang bisa membuat orang itu kehilangan tenaganya untuk melawan. Hingga laki-laki itu sampai di sebuah rumah kosong. Rumah yang begitu besar. Tampat persembunyiannya. Dia merasa sangat aman di sama. Di sebuah hutan yang memang ada tempat persembunyian khusu untuknya. Dj bawah tanah, dengan pengamanan yang sangat canggih. Tidak ada yang bisa kekuar masuk sembarangan. Laki-aku itu membawa Shinta untuk duduk dengan kedua tangan di belakang kursi di tali sangat rapat. Mulai dari tubuhnya, tangan dan kakinya. Serta mulut yang di lakban. Kemana dia akan membawa Shinta? Kenapa Shinta di culik? Apa mereka ada dendam padanya?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN