SEPULUH (Zanna's POV)

1313 Kata
Walaupun aku sudah merasa bahwa tatapan Rey menghangat, tapi aku tetap berusaha untuk tidak mau menggubrisnya. Aku berusaha bersikap biasa saja dan fokus pada apa yang sedang aku lakukan. Setelah memastikan semua luka basah Rey sudah ku bersihkan dengan alkohol, lalu aku pun meletakan kapas dan mengambil plester ukuran kecil yang sudah ku teteskan obat merah untuk luka di ujung alis kiri Rey dan di tulang hidung Rey. Aku hanya perlu menutupi luka Rey agar tidak terkontaminasi oleh bakteri dari luar dengan plester. Dan selesai. Hanya sebentar saja, kan? Aku hebat sekali. Aku tidak menyangka aku bisa melakukan ini dan menyelesaikannya sampai tuntas. Tugasku membersihkan luka Rey kini sudah selesai. Kalau bisa, aku ingin sekali melakukan selebrasi tentang betapa hebatnya aku bisa menyelesaikan misi ini. Misi yang bisa dibilang bunuh diri tapi jika berhasil, kau akan merasa sangat puas. Setidaknya mentalku juga sedikit lebih kuat dari mentalku sebelumnya. Lalu karena misiku ini sudah selesai, dengan berat hati aku pun memberitahu Rey. “Oke, udah selesai.” Ucapku setelah plester terakhir untuk menutupi tulang hidung Rey terpasang. “Tuh kan cuma sebentar. Yang penting luka nya udah dibersihin dan tinggal proses penyembuhan aja.” Lanjutku lagi. Rey tetap tidak mengatakan satu patah kata pun. Aku tidak tau dia ini tidak bilang apa-apa karnea Mungkin Rey diciptakan untuk tidak terlalu banyak bicara bahkan mungkin Rey memang dirancang untuk tidak mengatakan ‘terima kasih’ pada orang yang sudah menolongnya. Dasar tidak tau terima kasih! Tapi herannya kenapa aku suka pada manusia macam ini, sih? Ah terserah lah. Yang penting aku tidak akan khawatir lagi dan tidak akan memikirkan luka Rey sepanjang waktu karena aku sudah bisa memastikannya sendiri bahwa ini akan baik-baik saja. “Yaudah,” Kataku lagi saat tidak ada jawaban yang kunjung terdengar dari mulut Rey. Lalu aku pun menepuk tangan pelan sebagai sebuah selebrasi kecil atas selesainya tugasku yang memakan banyak pertimbangan ini. Akhirnya aku bisa melewatinya tanpa mundur walaupun sempet berpikir demikian. “Sesuai janji gue. Gue ke sini cuma buat ngobatin luka lo tanpa berniat apapun lagi. Dan karena udah selesai, gue bakal cabut.” Lanjutku. Tapi ada satu hal yang aku lupa. Yaitu membereskan kotak P3K yang isinya belum aku taruh di tempatnya lagi. Lalu aku pun tercengir dan melanjutkan lagi ucapanku. “Cabutnya setelah gue beresin ini tentunya. Gue harus memasukkan kembali ini,” Ucapku sambil meraih botol alkohol, “Ini dan ini kembali ke dalam kotak P3K milik sekolah.” Lanjutku sembari mengabsen satu persatu benda yang tadi aku keluarkan. Setelah semua benda yang sempat ku keluarkan sudah selesai masuk ke tempat semula, aku pun menutup kembali kotak P3K. Setelah itu, aku menyempatkan diri untuk menatap wajah Rey sekali lagi; Memastikan tidak ada luka yang terlewat. Dan aku pun mengangguk mantak saat tidak menemukan satu pun luka yang terlewat. Aku berdiri dari dudukku lalu menundukkan kepala sebagai salam perpisahan. Setelah itu mengepal tangan kananku untukku taruh di depan d**a kiri, seraya tangan kiriku taruh di punggung. Semacam salam di serial Attack On Titan. Entah kenapa aku melakukan ini tapi karena aku tau Eren menyukai serial anime itu, aku tanpa sadar melakukan hal bodoh ini yang langsung disambut oleh tawa Gege. “Eh!” Tegur Anton yang melarang Gege menertawaiku. Lalu aku pun segera mengakhiri kebodohanku dengan pamit. “Kamu semangat ya. Jangan berantem. Aku pamit.” Ucapku dan dengan begitu segera bergegas pergi meninggalkan kelas Rey. Saat aku sudah benar-benar keluar dan melewati kelas Rey, aku mengetuk-ngetuk kepalaku. Bodoh sekali kenapa melakukan itu. Bodoh sekaliiii. Di sepanjang perjalanan menuju ruang UKS, aku terus mengulang adegan saat diriku di kelas Rey. Saat aku ditangkap basah oleh Gege di ambang pintu kelas, saat aku sok berani duduk di sebelah Rey dan sok serius padahal dalam hati ambyar karena ditatap oleh Rey, saat aku malah melakukan hal bodoh sebagai salam perpisahan. Argh. Bodoh dan Zanna itu memang dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Tapi walaupun begitu, aku tidak percaya bahwa aku bisa melakukan semua itu. Ada rasa lega dan rasa puas tersendiri yang aku rasakan. Kelegaan karena aku sudah membersihkan luka di wajah Rey dan rasa puas karena aku sendiri lah yang mengobati luka itu. Sekarang, aku hanya berharap luka-luka di wajah Rey bisa segera sembuh Mengingat adegan bahwa aku tadi sangat dekat dengan Rey, wajah ku pun memerah. Aku tersenyum kecil… Setidaknya ada hal manis yang bisa aku kenang walau nanti aku tidak mencoba untuk mengejar Rey lagi. Kapan lagi coba aku bisa sedekat itu? Lagi pula kali ini aku tanpa dimarahi oleh Rey. hehehe. Walaupun aku sudah melakukan hal bodoh saat pamitan tadi, setidaknya fakta bahwa ada hal baik yang aku dapatkan tadi bisa menutupi rasa malu ku. Aku tau, aku merasa keberatan dengan keputusanku sendiri perihal akan menjauhi Rey dan tidak menganggunya lagi. Tetap aku tetap harus melakukannya. Rasanya akan sulit sekali. Huhu. Kalau dipikir-pikir, apakah Rey memperbolehkanku untuk mengobati lukanya karena aku mengiming-imingkan janji bahwa aku tidak akan menganggu Rey lagi setelah mendapatkan ijin mengobati lukanya, atau memang karena Rey butuh orang yang membersihkan lukanya? Entah lah. Tapi kalau alasannya itu yang pertama, wahhh… dasar. Padahal apa yang aku lakukan itu adalah sebuah perhatian yang teramat besar dan Rey harusnya sangat bersyukur. Hehe. Siapa lagi yang akan mengobati lukanya? Rey saja tidak punya kakak atau adik yang bisa menjaganya. Dan Rey hanya tinggal bersama dengan ayahnya. Tunggu. Memikir kan ini aku jadi ingat rumor yang beredar soal Rey. Menurut rumor yang beredar , ibu dan ayah Rey ber cerai dan kini Rey hidup dengan ayah nya . Rey juga pernah memiliki kakak laki-laki dan kata nya kakak nya itu pergi dari rumah. Entah apa alasan kakaknya itu pergi dari rumah. Aku juga tidak terlalu mau mendengar rumor-rumor tersebut. Aku sendiri tidak yakin apakah aku bisa mempercayai rumor itu atau tidak. Nama nya juga rumor , pasti belum tentu benar, kan? Aku sih akan percaya bila semua itu sudah di konfirmasi oleh Rey sendiri. Kalau yang bersangkutan saja belum bicara sama sekali. Berarti itu belum bisa di percaya. Kalau ada kesempatan, aku ingin sekali menanyakan soal rumor ini ke Rey dan menanyakan kebenaran rumor tersebut. Apakah benar atau tidak. Sekalian deh aku juga mau bertanya mengenai apa yang menyebab kan Rey babak belur seperti ini. Kalau sudah ada konfirmasi dari Rey , baru deh aku bisa percaya . Sebelum itu terjadi aku tidak mau percaya. Tapi satu yang aku percaya ; bahwa memang Rey tinggal bersama ayah nya karena itu sudah dikonfirmasi Rey sendiri . Rey pernah ditanya tentang dengan siapa dia tinggal dan Rey menjawab dengan ayah nya. Jawaban Rey aku dengar sendiri saat aku berjalan di belakang Rey saat pulang sekolah. Saat itu Gege bertanya apa yang akan dia lakukan sepulang sekolah dan Rey menjawab bahwa ia mau memberikan makan pada ayah nya. See? Kalau ucapan tersebut keluar dari mulut Rey sendiri. Aku bisa percaya. Kalau tidak, hmmm aku sih kurang percaya. Alasan-alasan tentang ibu dan saudara kandung Rey yang simpang siur masih belum bisa aku percaya. Hmmm… sebentar sebentar. Ke mana cewek-cewek yang suka sama Rey? Kenapa nggak ada sama sekali yang muncul bahkan untuk sekedar kasih Rey semangat? Fakta bahwa mereka tidak terlalu memperdulikan Rey membuat ku sebal. Tapi apa benar mereka tidak begitu peduli? Atau ada alasan lain seperti mereka tidak terlalu berani karena Rey galak. Entah lah aku terlalu banyak berpikir hal yang tidak terlalu aku ketahui. Aku terlalu senang membuat kemungkinan - kemungkinan yang tidak kredibe. Kalau aku boleh berkhayal, kalau Tuhan mengijinkan Rey untuk menyukai ku balik, mungkin Rey akan merasakan rasa kasih sayang yang teramat dalam dariku. Rey akan sangat aku sayangi. Ih! Tapi sayang nya aku tidak bisa meluluhkan hati dingin si pangeran es itu. Terlebih-lebih rasanya si pangeran es bisa berubah menjadi pangeran api dan menyemburkan api ke arahku sampai aku hangus seketika. Lihat saja saat kemarin Rey memarahiku. Itu sih benar-benar deh. Dia bisa seperti naga yang mengeluarkan api dari mulutnya dan membakarku hidup-hidup. Ngerti sekali~
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN