BAB 1 A untuk Akhir
Presiden direktur sebuah perusahan otomotif terihat lelah setelah tidak pulang ke rumah selama sehari semalam. Karena persiapan peluncuran produk mobil dari perusahaannya. Excited? Tentu saja. Seri kedua dari seri mobil pertama yang telah meluncur dan laris dipasaran. Merk perusahaannya belum memproduksi secara banyak, tapi telah menarik perhatian konsumen atau pemakai.
Seorang karyawan perpakaian minim dengan high heels shoes hitam mengetuk pintu ruangan kebesaran presiden direktur, membuat kesunyian presiden direktur yang sedang mengistirahatkan dirinya dengan bersandar pada kursi kebesarannya terganggu.
“Permisi Pak, laporan tahap peluncuran produk kita,” ujar karyawannya tersebut dengan santai menyerahkan berkas laporan yang ia pinta sebelumnya.
“Kau sudah pulangkan?” tanya Handra Zeefano tanpa melihat karyawan yang berdiri di seberang mejanya.
“Sudah Pak,” jawab singkat karyawan wanita tersebut, bingung dengan pertanyaan tiba-tiba sang presiden direktur.
“Pulanglah lagi, dan ganti pakaianmu,” seru Han dingin sambil membaca laporan di hadapannya.
“Tapi kenapa Pak?” tanya karyawan wanita tersebut.
“Kau tidak menyimak, silahkan keluar,” kata Han, tetap tidak merubah posisinya.
Karyawan tersebut baru menyadari kesalahannya, pakaianya yang terlalu minim bahkan tidak terlihat seperti seorang pegawai kantoran yang lebih tepat terlihat seorang jalang yang sedang menggoda seorang bos atau laki-laki dengan hormon berlebihan.
Sistem berpakaian perusahan Han sudah ditentukan olehnya, perusahan mereka memang termasuk santai dalam berpakaian tapi bukan bebas untuk mengumbar tubuh seperti seorang yang ingin menjual diri.
“Baiklah Pak, maafkan saya, saya permisi,” cicit karyawan wanita itu dan undur diri dari ruangan tersebut.
Tapi belum sampai pada pintu keluar, Han kembali berkata, “sebelum kau pulang, tolong panggil bagian quality control” perintah Han singkat.
Karyawan wanita itu berbalik dan, “baik Pak,” jawabnya.
Han merasa harus memeriksa kembali kebenaran pada tim quality control produk terbarunya. Han akan sangat selektif dan terkadang tidak dapat menerima kesalahan walau hanya sedikit. Ia merasakan beratnya membangun perusahan itu dari nol, awal dari setelah seorang Handra Zeefano lulus dari perguruan tinggi jurusan teknik mesin dan sangat tertarik pada perakitan mobil dalam industri mobil. Sehingga saat ini setelah beberapa tahun ia dapat membuka lapangan kerja di perusahaannya dan meluncurkan produk miliknya sendiri yang diterima dan direspon baik oleh pengguna kendaraan roda empat tersebut.
Industri mobil memiliki banyak peminat atau komsumen pemakai pada zaman modern yang serba memudahkan, pasar industri mobil kini tak lagi terbatas karena dapat disebar luaskan. Kegilaan Han dengan pekerjaannya membuat ia fokus dan ambisius mengejar target yang ia impikan. Hingga Han mengabaikan dirinya yang sudah selalu dituntut oleh sang ibu untuk segera menikah.
“Akhirnya kau ingat pulang anak ku tersayang,” sindir Vera, ibu Han yang sudah menua.
Han duduk di samping Vera, “maafkan aku Ma, Han terlalu lelah jika Mama kembali ingin meminta aku menikah,” seru Han lesu karena masalah dipengujian perkembangan kualitas produk yang telah terjadi kesalahan oleh quality control perusahaannya.
Han sempat marah kepada mereka karena kesalahan tersebut dapat menicu kerugian untuk perusahaannya. Karena tidak ingin lelahnya membuat ia lepas control, Han pulang ke rumah untuk mendinginkan kepalanya sebab tempramennya yang mudah naik karena kelelahan. Namun, sebelum ia pulang, Han sudah memerintahkan untuk melakukan pengujian ulang dan memverifikasinya dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan yang lebih berat lagi.
“Sudahlah Han, jangan terlalu tegang. Hidupmu selama 9 tahun terakhir sudah sangat jauh lebih baik, lebih baik untuk segera mencari istri yang dapat menemani Mama di rumah,” desak Vera, dengan kalimat terakhir yang membuat Han menghela nafas berat.
“Mama duduk manis saja di rumah dan doakan anakmu mendapatkan seorang istri yang baik,” kata Han pada Vera. Masih pada posisi duduknya.
“Selalu itu yang kau katakan, tapi tidak pernah terealisasikan seperti mimpimu tentang mobil-mobilmu,” keluh Vera dengan kecewa.
Vera mengetahui dengan pasti perubahan Han yang saat remaja dulu menjadi Han yang galak, dingin, baik dalam satu waktu dan merupakan seorang gila kerja yang Vera ketahui tentang anaknya. Pernggambaran Vera tentang anaknya selama 9 tahun terakhir adalah tentang ambisinya, kerjanya, kegilaannya, bahkan tidak memperdulikan lagi tentang hatinya yang hancur oleh seorang wanita yang melatar belakangi terbentuknya Han dewasa saat ini.
Han remaja di tinggalkan oleh seorang gadis yang merupakan cinta pertama Han, Han pernah mendeklarasikan pada orang tuanya bahwa gadis itu adalah cinta terakhirnya dan akan menikah dengan gadis itu saat ia dewasa. Istilah bucin dapat disematkan pada Han pada masa itu, Han selalu menuruti permintaan dari gadis itu. Gadis cantik bernama Anya, kakak kelas bagi Han. Semenjak sekolah menengah pertama Han sudah jatuh cinta pada Anya, bahkan sampai di sekolah menengah akhir Han tetap ingin satu sekolah dengan Anya. Hanya karena Anya adalah wanita tipenya, baik, cantik, trendi, menyukai robot, bahkan Anya menyukai olahraga balap. Membuat Han semakin terkesima dengan pesona Anya.
Pada masa SMA, Anya baru membalas cinta Han, hingga mereka menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Pasangan popular di SMA itu pada masa itu. Han yang popular karena menjadi remaja tampan berkarisma, tinggi, pintar, setia dan juga ia terkenal berasal dari kelurga kaya, belum lagi karier Han sebagai seorang ahli dalam bidang robot dan mobil menambah citra baik untuk Han. Bagi Han pacar keduanya adalah robot dan mobil setelah Anya yang berada di posisi pertama. Banyak yang kagum pada Han dengan para siswi yang memuja kesetiaan Han sebagai seorang laki-laki tampan idaman.
Anya pun ikut popular dan dikenal oleh banyak siswa SMA lainnya, mereka tidak membenci siapa yang berpacaran atau siapa yang dipilih oleh Han, malah mereka iri dengan Anya. Memiliki seorang seperti Han sudah seperti mendapat kartu keberuntungan di dalam hidup.
Tapi perasaan Han tidak sama dengan perasaan Anya yang sebenarnya. Anya hanya memanfaatkan ketenaran Han untuk dirinya sendiri. Menarik perhatian orang lain adalah kegemarannya. Walaupun ia sudah cukup terkenal tapi dengan hubunganya dengan Han membuat ketenarannya meningkat. Para fansnya mengelu-elukan bahwa mereka sangat cocok menjadi pasangan, bahkan hingga menikah. Han tentu saja senang tapi Anya ia hanya menanggapinya biasa. Han juga menyukai sifat cuek Anya yang terkadang membuat sifat Han terlihat konyol. Membuat masa SMP dan SMA Han berwarna dan membahagiakan. Hingga saat kelulusan Anya. Han merasa berat jika mereka tidak lagi bisa satu sekolah.
Suatu hari Han mengundang Anya bergabung di acara keluarga besarnya, keluarga berkumpul mengadakan acara arisan keluarga. Pada kesempatan itu Han ingin memperkenalkan Anya pada keluarga besarnya, karena Han sudah merasa sangat yakin setelah lulus SMA ia akan melamar Anya dan segera menikah.
Anya memenuhi undangan Han untuk datang keacara keluarga besar itu. Anya tidak merasa malu karena ia menyukai suasana mewah dan berkelas. Pada acara itu jugalah Anya menemukan orang yang benar-benar menjadi cinta pada pandangan pertamanya. Anya jatuh hati pada senyum menawan seorang Eliot Hans Samanta, abang sepupu Han. Eliot memiliki tutur kata yang sopan, baik bahkan mengandung ilmu dengan teori-teori dari para ahli, membuat Anya terkesima dan tidak dapat mengedipkan matanya barang sedetik memandangi Eliot, takut jika ia berkedip maka bayangan manusia tampan tersebut hilang begitu saja.
`a`