Argghh... Pusing sekali. Perlahan aku membuka mataku, ck, ini dimana? Kenapa ruangan ini lebih besar dari kamarku? Tiba-tiba pintu terbuka lebar datang sosok pria sedang membawa nampan. Aku merasa déjà vu di saat aku sakit Aldy juga membawa nampan. Tapi ini beda, itu bukan Aldy melainkan bang Andri. Duh... Pikiranmu Fiona, jauh-jauhlah memikirkan Aldy, Aldy pasti sedang bahagia bersama mantannya. Hiks... Sakit. "Woy dek, kenapa jadi ngelamun gitu? Di makan dulu buburnya. Bunda tadi bilang sama abang harus bikin bubur buat adek. Nah, kamu mau di suapin atau nggak?" Tanyanya. "Aku bisa sendiri kok," ucapku lirih. Bang Andri tersenyum, Ia memberiku semangkuk bubur, tapi naas saat mangkuk itu ku sentuh hampir saja buburnya terjatuh. Untung saja dengan cekatan bang Andri menahan mangkuk bub