Malam ini anggota osis mulai mulai mengadakan malam keakraban di halaman villa, disana ada api unggun yang sudah menyalah dan di kelilingi oleh semua siswa kelas 1-1 dan para anggota osis lainnya.
Malam keakraban di mulai dengan pengenalan diri, dan semua mendapat giliran memperkenalkan dirinya masing-masing. Hingga perkenalan selesai di lakukan barulah mereka berbagi pengalaman yang menarik kepada para siswa yang membuat mereka tetap enjoy dan menikmati malam keakraban tersebut.
Untuk membuatnya semakin menarik, tentu saja malam ini mereka akan bermain game truth or dare. Dari semua siswa yang ada satu botol di tengah-tengah mereka nantinya akan terputar dan barang siapa yang tertuju oleh ujung botol harus memilih truth or dare tersebut.
“ Kamu dingin yah.?” Tanya Diandra melirik Sofia yang sejak tadi mengigil.
“ Iya nih, aku lupa bawa jaket tebal.” Balasnya pelan.
Diandra kemudian melepaskan jaketnya dan memberikan jaket itu kepada Sofia, sontak sikap Diandra barusan membuat semua orang heboh. Dan tepat saat itu juga putaran botol berhenti tepat di depan Diandra.
“ Oke sekarang, pilih truth atau dare.” Sahut Bagus si ketua osis.
“ Dare kak.” Balas Diandra namun membuat mereka kecewa sebab mereka sudah menyiapkan pertanyaan kepada Diandra.
“ Ya sudah kalau begitu kau harus bernyanyi untuk seseorang di sampingmu.” Titah Bagus merujuk kepada Sofia.
“ Saya nggak bisa nyanyi kak.” Balas Diandra malu-malu.
“ Masa balon ku ada lima aja nggak bisa.” Seloroh para senior.
Diandra bukannya tidak bisa bernyanyi, dia hanya tidak tahu harus menyanyikan lagu apa untuk Sofia, dia kemudian melirik Sofia yang menunggunya untuk bernyanyi hingga dirinya pun memutsukan untuk mulai bernyanyi.
“ Kamu mau nyanyi lagu apa? Biar aku yang main gitar.” Salah satu senior datang ke dekat Diandra yang bersiap dengan gitar di tangannya.
“ Cantik dari Kahitna.” Balas Diandra sukses membuat semua kembali heboh.
Sofia tampak menahan malu namun juga penasaran dengan lagu yang akan di nyanyikan oleh Diandra. Dan saat gitar di mainkan saat itu juga Diandra mulai menyanyikan bagian reef dari lagu itu.
Semua orang terlihat terkejut mendengar suara Diandra yang sangat bagus, dia menyanyikannya sambil menatap wajah Sofia dengan tulus. Sedangkan Sofia saat ini merasa ada yang aneh dengan perasaannya ketika Diandra menyanyikan lagu itu sambil melihatnya.
Lagu di akhiri dengan ucapan Diandra yang telah selesai menyanyikannya, dia malu dan tidak dapat melanjutkannya lagi. Semua orang memuji suaranya termasuk Bagus si ketua osis.
“ Keren anak muda, suara kamu bagus.”
“ Oke kita lanjutkan permainannya.”
Sofia melirik Diandra yang terlihat masih menahan malu, kemudian Sofia memberikan jempol tanda bahwa suara Diandra memang sebagus itu. Melihat respon Sofia membuat rasa malu Diandra sedikit berkurang dan dia pun mengucapkan terima kasih kepada gadis itu.
**
Pagi keesokan harinya semua siswa di minta untuk berkumpul di halaman villa untuk memulai senam pagi, senam di lakukan sebelum sarapan di mulai dan siswa di perbolehkan makan jika senam telah selesai di lakukan.
Ada sekitar lima senior yang memimpin pergerakan senam di depan, alunan musik yang terdengar sangat asyik membuat semua orang nampak bersemangat untuk bergerak. Sofia yang berada di barisan itu pun ikut merasa senang, ternyata ikut kegiatan seperti ini memanglah pilihan terbaik.
Saat itu lengan Sofia tidak sengaja menyenggol lengan seniornya yaitu Dava, dia langsung meminta maaf dan di balas senyuman manis dari cowo itu. Kayla yang melihatnya langsung memanggil nama Sofia dan menyuruhnya untuk kembali senam dan berhenti menatap Dava.
“ Kenapa sih Kay, lo cemburu.” Sahut Naura.
“ Lo kan tau gue suka sama kak Dava.” Balas Kayla kesal.
“ Lo kan udah punya cowok, biarin aja sih kalau kak Dava mau deketin Sofia.”
“ Bisa diem nggak.” Protes Kayla berhasil membuat Naura tutup mulut dan kembali fokus dengan gerakan senamnya.
Sekitar lima belas menit mereka melakukan senam pagi, selanjutnya mereka di persilahkan untuk masuk dan sarapan. Saat Sofia hendak melangkah masuk, tiba-tiba saja dia merasa pusing dan tubuhnya hampir terhuyung ke tanah jika bukan Dava yang dengan cepat menangkapnya.
“ Kamu nggak apa-apa.?”
“ Sedikit pusing kak.”
“ Ya udah aku bantu jalan.”
Kayla semakin terbakar api cemburu saat melihat Sofia dan Dava berjalan bersama, dia sampai mengatakan bahwa Sofia sengaja melakukan itu untuk dapat dekat dengan Dava.
**
Kegiatan selanjutnya adalah seru-seruan bersama para senior, semua siswa di bawa ke arena outbound yang telah di siapkan sebelumnya. Dan sebelum outbound di mulai, senior akan membagi beberapa tim yang akan di bimbing oleh satu senior tiap tim.
Kelompok 1 di pimpin oleh senior Dava, dengan anggota timnya yaitu Kayla, Sofia, Ajeng, dan Rafli. Sedangkan kelompok 2 di pimpin oleh senior Wahyu, dengan anggota Diandra, Naura, Mayang, dan Sabrina.
Begitu pun seterusnya hingga keseluruhan tim ada lima dengan masing-masing senior di dalamya, seluruh tim akan berlomba memenangkan outbound kali ini dan tentu akan ada tiap pos yang akan menguji mereka untuk dapat bisa lolos sampai di pos terakhir.
Diandra terlihat sedang memperhatikan kelompok Sofia, entah mengapa dia sangat khawatir jika mereka terpisah dalam tim yang di buat. Dia tidak bisa mengubah aturan para senior untuk dapat satu tim dengannya, Diandra berharap Sofia tidak akan kenapa-napa saat outbound berlangsung.
Kelompok satu di persilahkan untuk maju duluan, pertama-tama mereka harus menemukan pos satu yang berada di seberang sungai. Untuk sampai kesana mereka harus melewati jembatan gantung yang cukup panjang.
“ Ada apa Sofia? kamu takut naik jembatan gantung.?” Tanya Dava melirik Sofia yang masih berdiri di sana dengan tatapan takut melihat ketinggian jembatan belum lagi getaran yang di rasakan setelah menaikinya.
“ Sini pegang tanganku, aku janji kamu akan baik-baik aja sampai sana.” Dava kemudian menyodorkan tangannya kepada Sofia dan di balas oleh gadis itu.
Perlahan Sofia dan Dava sudah menaiki jembatan, goyangannya membuat Sofia langsung diam di tempat sambil menutup kedua matanya padahal baru lima langkah dia berjalan dan hal itu membuat Dava merasa gemas dengaannya.
“ Jangan lihat kemana-mana, coba kamu fokus lihat ke mataku saja.” Ucap Dava perlahan membuat Sofia membuka matanya dan mulai melirik Dava.
Ketika Sofia mulai mencoba cara yang di katakan oleh Dava, dia pun mulai berani untuk melangkah hingga akhirnya mereka berhasil melewati jembatan itu dengan mudah.
“ Sudah ku bilang kan akan lebih mudah seperti itu.” Gumam Dava.
“ Iya, terima kasih banyak kak.” Balas Sofia lirih.
Kayla yang melihatnya sudah muak, dia pun mengambil alih posisi Sofia dengan datang di tengah-tengah mereka. Kayla kemudian menceritakan keluhannya bahwa dia tidak bisa berada di tengah-tengah hutan sendirian karena takut.
“ Ya sudah sekarang ikuti aku, kita jalan sama-sama menuju pos satu.” Ujar Dava di balas anggukan setuju oleh semuanya.
Waktu berlalu sangat cepat, dan tanpa terasa semua tim sudah melewati semua pos dan akan berakhir ke garis finish. Disana mereka akan mendengar poin yang mereka dapatkan dan yang mengumpulkan banyak poin akan mendapat hadiah istimewa.
Dan senior pun mulai mengumumkan tim mana yang mendapat poin paling banyak, dan itu jatuh kepada kelompok dua yang terdiri dari Diandra, Naura, Mayang, dan Sabrina.
Kelompok yang menang akan mendapat makan malam spesial dari para senior, sedangkan untuk kelompok lain hanya akan menikmati makan malam seperti hari sebelumnya.
Setelah semua selesai, mereka kembali ke villa dengan kelompok masing-masing. Saat Diandra hendak mengajak Sofia untuk berjalan bersamanya, tiba-tiba ia melihat gadis itu sudah berjalan bersama Dava yang akhirnya di urungkan oleh Diandra.
**
Malam yang dingin kembali menyelimuti kebersamaan semua siswa yang saat ini sedang berkumpul di halaman villa, senior membagi dua kelompok untuk makan malam kali ini dan kelompok yang menang dalam outbound hari ini di sediakan tempat khusus dan akan menikmati barbeque.
“ Kalian lihat Kayla dan Sofia tidak.?” Salah satu senior tiba-tiba menyadari ketidakhadiran dua gadis itu.
Diandra langsung mendekat dan meyakinkan apa yang di dengarnya, rupanya Kayla dan Sofia belum kembali dari kepulangan mereka tadi sore. Dan tak ada satupun yang menyadarinya hingga senior itu mengabsesn mereka dan tidak menemukan keduanya.
“ Dava juga tidak ada, sepertinya mereka bertiga belum kembali sejak tadi sore.” Sahut Bagus kemudian.
“ Bagaimana ini kak? Sofia harus segera di temukan.” Ucap Diandra panik.
“ Tolong yang laki-laki ikut aku, kita cari mereka di lokasi outbound.” Ajak Bagus dan segera di ikuti oleh siswa laki-laki.
Hal yang paling di takutkan Diandra pun terjadi, dia tak menyangka kalau Sofia akan menghilang. Dia sangat takut jika papa Bian tahu hal ini dan Sofia akan mendapat masalah, dia bisa saja kehilangan kepercayaan papa Bian untuk memberinya kebebasan.
“ Sofia..., Sofiaaa.., kau mendengarku.?” Teriak Diandra dengan nada yang kencang.
“ Kita berpencar, dan ingat untuk tidak melakukan hal gegabah.” Ujar Bagus dan mereka pun di bagi menjadi empat kelompok untuk mencari mereka yang hilang.
Diandra mencoba mencari seorang diri, seakan tak takut dengan kegelapan yang ada dan hanya bermodal lampu senter seadanya untuk menerangi jalan. Diandra memastikan ke arah mana saja Sofia akan pergi, dan dia melirik ke arah selatan yang entah mengapa membuatnya sangat yakin untuk pergi ke arah sana.
Cowok itu terus berjalan hingga jauh memasuki hutan, dan saat itu ia tak sengaja menemukan sebuah gelang di sekitaran tempatnya berdiri. Gelang yang tak asing itu jelas milik Sofia, gelangnya sudah putus dan mengarah ke arah hutan lebih dalam.
Tanpa rasa ragu ia melangkah ke arah hutan itu, dan setelah dia menengar suara air sungai yang mengalir dan melewati sebuah semak-semak besar akhirnya dia sampai di sebuah tempat yang di sinari oleh rembulan.
“ Sofia.” panggil Diandra melirik kesana kemari memastikan apakah dia ada disana.
“ Sofia? apa kau ada disini.?”
“ Diandra? Apa itu kamu.?” Kemudian sosok Sofia muncul dari balik pohon dan langsung berlari memeluk Diandra.
“ Akhirnya aku menemukanmu.” Kata Diandra merasa lega.
Sofia menangis di pelukan Diandra dengan tubuh yang bergetar dan mengaku sangat takut sendirian di tempat itu, Diandra kemudian menenangkannya dan berkata bahwa semua ketakutan itu sudah berakhir dan dia bisa tenang sekarang.
Diandra kemudian mengajak Sofia untuk duduk dan mengajaknya cerita mengapa dia bisa berada di tempat itu, kemudian Sofia menyeka air matanya sambil menghela nafas panjang.
“ Aku, Kayla, dan Kak Dava mengunjungi sebuah danau sebelum kami kembali ke Villa. Kak Dava saat itu sedang pergi mencari buah-buahan dan Saat itu Kayla mendadak terkilir dan aku di minta untuk mencari kak Dava. Karena tak tau jalan kembali aku pun berakhir di tempat ini.”
“ Mereka berdua pun belum kembali ke Villa, kami mengira kau dan mereka hilang bersama. Aku tidak menyangka kalau kalian berpisah seperti ini.”
Udara sudah semakin dingin dan Sofia hanya memakai pakaian tipis, begitupun dengan Diandra yang bahkan tidak memakai jaket sama sekali. Lampu senter yang di bawa Diandra pun sudah mati, jika mereka kembali sekarang yang ada hanya akan membuat mereka semakin tersesat.
Tempat yang mereka tempatinya saat ini cukup bagus, sekelilingnya ada pepohonan dan di bagian atas terlihat langit malam yang indah dengan ribuan kemintang.
“ Kamu nggak apa-apa kan malam ini kita tinggal disini.?” Tanya Diandra terpaksa melakukannya.
“ Hmmm, setidaknya aku udah nggak sendirian lagi.” Balas Sofia lirih.