Juminten oh Juminten

1009 Kata
Gadis desa yang tingkat PDnya (percaya diri) begitu besar hingga mengalahi rasa percaya diri seorang artis level dunia sekalipun. Kelakuannya selalu saja membuat masalah bagi keluarganya, meski itu tanpa ia sadari dan akan selalu berulang lagi dan lagi. Keluguannya mampu menghinoptis bagi setiap orang yang bertemu bahkan pernah mengenal dirinya. Ia berasal dari sebuah keluarga yang sangat sederhana hidupnya. Memiliki seorang bapak yang hanya memiliki kerjaan serabutan atau pekerja kasar yang tak menetap. Semua bisa ia kerjakan dengan cekatan dan dalam waktu yang sesingkat singkatnya. Hasilnya? Sudah pasti orang yang menggunakan jasanya tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Jikapun terpaksa memakai jasanya lagi, sudah bisa di pastikan jika tenaga kasar di kampung itu sudah pada punah. Ibunya telah lama tiada saat gadis itu belum lahir. Penyebabnya adalah hal klasik yaitu terjebak di dalam toilet karena sedang mencoba toilet duduk ala sultan yang di modifikasi oleh suaminya sendiri. Mungkin jika karena toilet saja nyawa sang ibu masih bisa tertolong, tapi karena aroma tak sedap yang di hasilkan oleh sang ibu yaitu gas metana plus Hidrogen Sulfida Combine. Namun ia masih beruntung karena meninggalnya tidak dalam keadaan yang buruk, andai saja aroma tadi hanya gas metana, sudah pasti seisi ruangan itu tidak akan berbentuk normal. Sungguh tragis memang. Pasca meninggalnya ibu, si bapak lalu mencoba cari penggantinya. Tetapi sekian lama melanglang buana hingga keluar pulau tak juga ia menemukan pasangan hidup yang sama gokilnya dengan istrinya yang dulu. Padahal calon yang ia cari tidaklah terlalu muluk muluk, tidak harus cantik, tidak semampai, tidak putih, tidak sexy, tidak sugih, hanya somplak dan minimal bisa lebih absurd dari yang dulu. Beruntung di tengah pencarian itu ia mendapat amanat entah dari mana, seorang bayi mungil yang tanpa di ketahui dari mana asalnya sudah berada di depan pintu saat ia akan turun kerja. Bayi mungil itu berjenis kelamin wanita dan diberi nama Juminten Liv Gardenia Kuburan. Juminten adalah gadis yang tumbuh dewasa dan menjadi rebutan di kampungnya, salah duanya adalah Pay alias Paijo dan Sujimin. Cita cita gadis ini adalah menjadi artis papan bawah luar negeri. Ia tak pernah menyadari jika dirinya hanyalah seorang gadis yang biasa saja, tapi karena rasa percaya diri yang tingkatnya sudah extreme parah membuat ia pantang mundur. Berbagai cara ia lakukan untuk bisa menjadi artis, hingga melamar di sebuah agency yang ternyata malah menyesatkannya hingga ke luar negeri. Sayang, luar negeri yang di maksud tidak sesuai dengan yang ia harapkan. Juminten malah di kirim ke negara yang sangat tandus dan tergolong antah berantah, tak jelas dimana letak posisinya di peta bumi. Sejak kecil Juminten sudah menunjukkan bakatnya yang ganjen abis. Nyaris semua cowok di kampung tak luput dari rayuan pulau kelapa ala j****y. Meski tak pernah berhasil sekalipun target yang ingin ia capai. Selalu saja tak menemukan sasaran yang tepat untuk tergoda dengan rayuan si Juminten. Kecuali 1 orang, yaitu bapaknya sendiri. Jelas … mana ada orang tua yang tega menolak keinginan anaknya yang semata wayang jika meminta sesuatu meski sebenarnya itu bukanlah darah dagingnya sendiri. Mulai dari sekolah dasar hingga menginjak menengah atas, Juminten tingkahnya semakin absurd. Hampir tiap hari ada saja ulah yang dibuatnya di sekolah. Meski sebenarnya ia tidak merugikan orang lain tapi menyusahkan orang sudah tidak terhitung lagi yang telah ia lakukan. Jangan heran jika sang bapak nyaris tiap hari ikutan hadir di sekolah karena ulah sang putri kesayangan. Bahkan saking ganjennya si Juminten, guru di sekolah juga tak luput dari rayuannya, tentu saja tujuannya untuk mendapatkan nilai ulangan. Efeknya? Tentu saja tidak banyak yang berubah, semuanya terpental dengan rayuan Juminten, kagak ngefek. Beruntung ia memiliki seorang bapak yang sayangnya sudah tidak ada takaran lagi. Tak pernah sedikitpun si bapak memarahi Juminten. Mungkin sudah karena sifat sang bapak yang memang orangnya lemah lembut sesuai karakter orang Jawa Tengah yang pada umumnya memang lemah lembut. Hanya sekali si bapak tak sengaja kelepasan amarahnya pada Juminten. Tentu saja efeknya sangat luar biasa pada gadis itu. Ia jadi tak pulang seharian karena ngambek pada si bapak. Dan tempat pelarian favoritnya saat itu adalah area kuburan di kampung yang menjadi salah satu tempat favorit tongkrongan anak muda di kampung Juminten. Beranjak dewasa, Juminten kelakuannya semakin absurd. Sama halnya seperti gadis remaja di zaman sekarang yang pada mengidolakan artis artis dari luar negeri, khususnya oppa kroya. Begitu juga dengan Juminten yang jadi ikut tergila gila dengan trend saat itu. Padahal sebenarnya ia tidak begitu mengerti apa itu K-pop, oppa dan omma atau hal lainnya yang berbau Kroya. Namun karena tuntutan zaman mau tidak mau ia berusaha mengimbangi. Bahkan saking nge-fans-nya ia sampai mengoleksi semua hal yang berbau dengan K-Pop. Si bapak yang melihat situasi demikian malah mensupport habis habisan apa yang Juminten lakukan. Bahkan ia rela tidak makan dan minum sebulan penuh saat di bulan Ramadhan, hanya demi si Juminten. Hasil jerih payah ia mengerjain septic tank hingga menggali kuburan juga semuanya untuk si anak kesayangannya. Untuk memenuhi cita citanya bisa bertemu dengan sang idola diluar sono, Juminten bertekad akan berangkat ke luar negeri. Tentu saja semua itu ia kudu siapkan dengan bekerja keras di kampungnya. Langkah awalnya jelas ia melamar kerja di berbagai perusahaan elite yang ada di sekitar kampungnya. Mengingat tingkat percaya dirinya yang begitu tinggi, hingga ia tak sadar diri jika ijazah Juminten hanyalah seorang lulusan SMK, itupun ijazah kelulusan tidak ia ambil karena dana iuran perpisahan yang di minta sekolah sudah Juminten korupsi duluan untuk membeli VCD bajakan yang baru release tentang idola K-Popnya. Alhasil ia luluspun secara illegal. Berbagai perusahaan tempat ia lamar tentu saja menolaknya. Tidak patah arang, ia terus saja melamar ke perusahaan lain. Bahkan production house dan agency modeling juga tak luput dari lamaran yang ia kirim sendiri secara random. Juminten tak pernah menyadari jika ia tak masuk kualifikasi dari perusahaan ataupun agency yang kebetulan mencari men power. Berulang ulang ia coba memasukkan surat lamaran hanya demi cita cita untuk bertemu dengan idolanya di luar negeri sono. Entah sampai kapan Juminten bisa sadar bahwa sebenarnya ia harus menapakkan kakinya di bumi bukan di angan angan yang begitu tinggi. Berkali kali sang bapak sudah berusaha membujuknya untuk tidak mewujudkan impian tersebut yang terlalu addicted.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN