Awal kisah di mulai

1850 Kata
"Ada apa ini, kok kalian seperti teletubies? peluk-pelukan, mana nggak ajak ajak Ibu lagi. haduh, bahagia kok nggak di bagi bagi, kata Ibu berseloroh." "Ibu, kata Aira dan syakila berbarengan, Aira, syakila, kalian adalah dua saudara yang sangat unik, kalian tunggal weton Yang dalam istilah jawa kalian adalah kembar netu, kalian memiliki keterikatan satu sama lain. Teruslah akur anak anakku ,apapun masalah kalian, tetaplah saling memeluk untuk saling menguatkan. Jangan ada perselisihan, jangan ada sakit hati yang melebihi rasa kasih kalian satu sama lain." Aira dan syakila menggangguk bersamaan. Tiba-tiba Imam hadir dengan tatapan tajam ke Aira, tatapan cinta yang di balut kebencian."Dek sudah kah? kalau sudah, ayo kita pulang," ucap Imam ketus ke Syakila. "Iya Mas sebentar dulu, aku masih kangen kak Aira dan Ibu. Sebentar ya? "Rajuk Syakila. "Nggak, sekarang kataku," tegas Imam lagi. Ibu menengahi, dan berkata pada putrinya. "Patuhi suamimu nduk, pulanglah, Ibu tak mengusirmu, tapi mulai sekarang kamu harus patuh kepada suamimu. karena sekarang kamu adalah seorang istri, surgamu tak lagi di bawah telapak kaki Ibu, tapi di atas keridhoan suamimu. ikuti suamimu ya nak? beradaptasi lah dengan baik." kata Ibu lembut ke putri bungsunya. Syakila hanya menurut, dalam hati dia menggerutu, "lihat saja Mas apa yang akan aku lakukan padamu. habis kamu," dalam hati Syakila bermonolog. Sesampai di rumah Imam, Syakila memasang wajah cemberut, dia puasa ngomong dengan suaminya tersebut. Imam cuek dan tidak menanggapi ulah Syakila, dalam hati Imam berkata. "Bodo' amatt..." Bukan Imam tak tahu kalau Syakila merajuk, tapi sedikitpun tak ada keinginan bagi Imam untuk sekedar membujuknya, malas begitu yang di fikir Imam. penderitaan mu akan di mulai hari ini syakila. Tanpa imam tahu kalau syakila adalah gadis yang cerdik dan lincah, kuat tentunya. Dalam kamus Syakila tak ada tuh istilah b***k cinta. saat Imam masuk kamar dengan muka ngantuk, begitu sangat menyebalkan untuk Syakila, tanpa ba bi bu, Syakila langsung melempar bantal guling ke arah suaminya tersebut. Imam yang sebelumnya mengantuk jadi hilang kantuknya setelah di lempar bantal oleh sang istri, "apa maksudmu syakila? kenapa bantal dan guling ini kamu lempar kepadaku?" Syakila senyum menyeringai, "Kamu mau main-main sama aku hah? mas Imam suamiku yang terhormat...?"Saat Imam maju dan hendak mencengkram syakila, terlebih dulu Syakila memelintir tangan imam ke belakang, "aw aw aw, cewek sinting ,bisa patah tanganku bego', tanpa sadar imam memaki Syakila. "Emang gue begok,..? lu mau apa? nyesel lu nikah sama cewek begok?" dengan emosi Syakila membalas perkataan Imam. Imam menatap nanar Syakila, Imam sungguh tak menyangka bahwa Syakila akan begitu sangat kuat. "Siaaaal, kenapa jadi begini? awas aja lu bocah."Batin Imam. Mungkin lu kuat tentang fisik, tapi aku tak yakin dengan hatimu, akan kuserang kamu secara mental, lihat lah yang akan terjadi nanti," imam membatin. "Denger ya om tua Bangka, lu kagak boleh tidur di kasur sini, terserah lu mau tidur dimana, kagak sudi gue tidur seranjang sama laki modelan lu, kagak punya perasaan sama sekali ame perempuan." teriak Syakila geram. "Durhaka lu ama gue, tanpa sengaja Imam ngikutin gaya bicara Syakila, uppssss, Imam pun menutup mulutnya dengan kedua tangan. "Durhaka kamu ya, nggak takut di laknat sama Alloh? aku ini suami kamu, jangan Ngadi-ngadi deh, minggir!!!, aku mau tidur, ngantuuukkkk, oh ya, inget aku belum meminta jatahku sebagi suami mu, saat aku memintanya semoga kamu sudah siap, apa sekarang saja? mungkin itu bisa meredakan emosi kamu yang sepertinya sedang meledak, gimana?" Imam berkata sambil menaik turunkan alisnya. Entah mengapa tiba-tiba Imam memiliki ide gila untuk meminta hak nya malam ini Semenjak menikah dengan Syakila, imam memang belum pernah sekalipun menyentuhnya, Imam belum bisa melupakan Aira di hatinya ,dan itu membuatnya tak sanggup menyentuh Syakila. Syakira pun semakin memasang kuda-kuda seolah merasa terancam oleh suaminya sendiri, "enak aja, jangan harap lu bisa sentuh gue, sebelum hati Lo itu memang sudah tertuju ke gue, ih amit amit jabang bayi, saat nyentuh gue tapi bayangan cewek lain yang ada di otak lu, ih ogah, sorry Ferguso, gue kagak bisa. Sono jauh jauh dari gue, mau lu, gue smakdown? sini, dengan senang hati gue patahin tangan lu!!!" Dengan malas Imam, mengambil bantal dan guling yang di lempar Syakila tadi, bukannya keluar tapi malah menuju kasur dan tidur di samping Syakila yang tengah berdiri di atas kasur, syakila melotot tak percaya. "Dasar aneh, awas aja berani macem-macem," terpaksa Syakila pun tidur, matanya yang mulai mengantuk tak bisa lagi diajak kompromi. Saat akan terlelap, perkataan Ibunya terngiang begitu saja di benak Syakila. "Nduk kamu adalah seorang istri, kapanpun suami mu meminta hak dan jatahnya untuk di layani di ranjang, jangan pernah kamu menolaknya, dosa besar nduk jika kamu menolak hasrat suamimu, apapun alasannya, ingat nduk sebagi istri kamu harus bisa memuaskan pandangan suamimu, memuaskan hasrat suamimu dan mengenyangkan perut suamimu, jadilah istri yang Soleha nduk, itu bisa menjadi pembuka pintu syurga untuk kami orang tuamu, dengan begitu berarti kami tak salah dalam mendidikmu, meskipun usia mu masih belia, tapi tak ada larangan dalam Islam untuk hal itu, karena kamu sudah baligh dan halal untuk kamu di nikahi oleh lelaki baligh dan berakal juga seiman, maka kewajibanmu adalah melayani segala kebutuhan suamimu, termasuk kebutuhan ranjangnya, jika suamimu tak meminta, alangkah baiknya kamu menawarkan diri, itu jauh lebih baik, karena pasti pahala yang besar jika itu kamu lakukan, kalian adalah pasangan halal, tak ada larangan untuk kalian menyalurkan hasrat satu dengan yang lainnya, kalian saling membutuhkan penyaluran hasrat itu." Sontak kata-kata itu membuat mata Syakila tak bisa tidur lagi, padahal tadi sudah mengantuk, di pandangnya punggung Imam yang membelakanginya, Syakila pun berandai-andai, "coba saja yang kamu cintai itu aku mas, bukan Kak Aira, mungkin dengan senang hati aku akan menggoda mu, tapi di mata mu itu terlihat jelas bahwa di sana ada Kak Aira, apa yang harus aku lakukan mas?." tiba tiba Imam membalikkan tubuhnya menghadap Syakila. Syakila buru-buru memejamkan matanya, tapi telat, Imam lebih dulu mengetahui bahwa Syakila belumlah tidur. Saat memandang wajah Syakila, tiba-tiba merasa bernafsu. "Kamu cantik syakila ,tanpa imam sadari ,imam telah memuji syakila . Tangan Imam mengelus pipi Syakila, dia menyibakkan rambut Syakila yang menutupi wajah cantiknya. Syakila hanya diam tak menolak, dia menikmati sentuhan di pipinya. merasa tak mendapat penolakan, Imam pun maju dan menarik Syakila ke dalam pelukannya. Terdengar nafas mereka saling memburu, Imam sudah tak bisa menahan lagi hasratnya, dia pun melumat bibir Syakila yang sangat menggoda, karena Syakila memang tak pernah melakukannya dengan siapapun dia pun pasrah dan tak melawan pagutan bibir sang suami. Saat beberapa lama imam memainkan bibir itu, Imam memulai melapas kancing piyama yang di kenakan oleh Syakila, meskipun Syakila terpejam, Imam yakin bahwa Syakila belum lah tidur, Imam melancarkan aksinya, dan Syakila tak menolaknya sama sekali, dalam hati Syakila berkata, "Jika memang malam ini aku harus melayanimu sebagai istri, akan aku lakukan dengan bismillah, semoga yang aku persembahkan untukmu menjadi ridho dari Alloh, aku tak akan mengecewakan mu dengan menolakmu," batin Syakila. "Biarlah aku akan mencoba ikhlas, meski ku tahu di hati mu masih bertahta Kak Aira di sana. mungkin suatu saat aku akan bisa menggantikan Kak Aira, meski aku tak tahu kapan waktu itu akan tiba, semoga rasa sakit di hati ku karena ada wanita lain di hati mu dalam pernikahan kita ,menjadi penyebab gugur nya dosa dosa ku, akan aku layani kamu Mas Imam," batin Syakila. Lalu syakila memberanikan diri untuk membuka mata, dan mencoba menikmati setiap sentuhan Imam, saat Imam benar akan menyatukan dirinya pada Syakila, syakila tersenyum manis di hadapan Imam, "lakukanlah, aku ikhlas, semoga aku bisa menjadi istri kebanggaanmu, dan semoga aku tidak mengecewakanmu." Imam yang sudah di kuasai nafsu langsung menyatukan diri dimana setiap pasangan suami istri mengharapkannya, dalam balutan nafsu birahi yang halal akhirnya terlepaslah hal yang selama ini di jaga oleh Syakila, dan berganti gelar menjadi istri sejati, tanda merah di seprei sebagai bukti bahwa syakila benar-benar masih virgin saat Imam menggaulinya. Imam puas dengan pertempurannya malam ini dengan Syakila, tapi sayang kecewa sungguh melanda Syakila, karena saat pelepasan Imam tadi bukan nama Syakila yang di sebut, melainkan nama Aira yang tanpa sengaja di sebut oleh Imam. itu sungguh membuat Syakila terluka sangat dalam. "Bahkan saat mahkota yang sangat ku jaga selama ini kamu renggut, tak mampu mengganti posisi Kak Aira di hatimu, baiklah, mungkin memang butuh waktu, mungkin saat benih darimu tersemai dan menjadi anak-anak yang soleh soleha nanti kamu akan bisa menerimaku dan melupakan Kak Aira," bisik Syakila berpositif tingking, untuk sementara akan ku nikmati rasa sakit ini. toh niat awalku adalah untuk senyum ibu ku, bakti ku kepada ibu ku .dan sebagai penutup aib untuk kedua keluarga ini. apalagi yang aku harapkan ??? batin syakila lagi. *** Sebulan setelah kejadian itu Syakila di nyatakan positif hamil, kabar itu tentu sangat membahagiakan kedua keluarga. Beda dengan Syakila, sejak kejadian malam itu, sama sekali Imam tak pernah menyentuhnya, bahkan saat bertemu Syakila dia seolah menghindar. hal itu membuat Syakila sedih, seolah hal itu menegaskan bahwa Aira masih bertahta di hati Imam, Syakila pun pasrah dengan keadaan, andai memang bayang-bayang kakaknya tak mudah untuk hilang, maka bersabarlah kunci satu-satunya yang akan di lakukan oleh Syakila. Tak terasa bulan-bulan pun telah berlalu, kini kehamilan Syakila memasuki usia 9 bulan, 3 hari lagi adalah HPl yang di tentukan oleh dokter kandungan kala itu, tapi hari ini Syakila seolah merasakan kontraksi tanda akan melahirkan, Syakila pun merasa bahwa air ketuban juga sudah pecah, karena di rumah tidak ada siapa-siapa, syakila pun menelfon ibu dan bapaknya, "Bu perut Syakila mules, sakit, sepertinya Syakila akan melahirkan Bu, Ibu bisa kesini? di rumah tidak ada siapa-siapa Bu. kata Syakila sambil menahan rasa sakit di perutnya, tubuh syakila yang mungil dan tak gemuk kini mengandung dua bayi kembar yang siap untuk di lahirkan. "Baiklah nak jangan matikan telfon, Ibu akan segera ke sana dengan mobil tetangga dengan bapak dan kakakmu, sabar ya nak"Lalu Ibu pergi memanggil Bapak dan Aira juga Anis, "nduk ayo buruan adik kalian mau melahirkan, kita harus cepat segera ke sana, itu bapakmu sudah mendapatkan mobilnya. Saat ibu telfonan dengan Syakila tadi, Bapak sudah faham, makanya tanpa di suruh Bapak langsung ke tetangga guna menyewa mobil beserta supirnya untuk di bawa ke rumah mertua Syakila. Mobil pun melaju dengan cepat, tak sampai 30 menit mereka sampai di rumah Syakila, Syakila terlihat lemas berada di ruang tamu sambil memegang perutnya, Bapak segera menghampiri bersama bapak yang mempunyai mobil untuk memapah Syakila ke dalam mobil. "Sabar nak, kita akan segera ke rumah sakit," kata Ibu kepada Syakila. "Bu, Syakila mau melahirkan secara normal saja, bisa kan Bu? Syakila yakin Syakila bisa melahirkan dengan normal kedua anak syakila ini, Syakila yakin Bu." Syakila berkata kepada Ibunya. Ibu pun mengusap kepala Syakila, "lakukanlah nak, Ibu akan mendampingimu," saat mobil hendak jalan, tiba-tiba Imam sampai di rumah, mungkin filing bahwa istrinya akan melahirkan. "Loh Bu ada apa ini? tanya Imam keheranan, sudah buruan naik nak Imam, Syakila akan melahirkan anakmu." kata Bapak menjawab. Imam pun naik ke mobil, tapi pandangannya terhenti dengan sosok Aira di bagian belakang mobil. "Aira" lirih Imam yang masih mampu di dengar oleh Syakila, ada yang berdenyut nyeri di hati Syakila , bahkan mampu meneteskan air matanya, tak ada yang menyadari hal itu, kecuali sang ibu. "Sabarr nduk, sabar, semua tak akan ada yang sia-sia, percayalah."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN