"Huks. Y-yeollie?" ujar Baekhyun pertama kali saat terbangun dari pingsannya. Ya, setelah menangis yang ternyata berubah jadi raungan itu Baekhyun jatuh pingsan. Mengingat dulu dokter Kris juga mengatakan bahwa kehamilan pada seorang carrier itu memang lebih lemah. Namun, membingungkan ketika Baekhyun malah tidak pernah pingsan saat mereka bercinta sampai pagi. Entahlah.
"Hey baby. Tenanglah, hm?" jawab Chanyeol yang sedari tadi memang duduk di tepi ranjang tepat di samping Baekhyun.
"Yeol maaf--"
"Sstt... Sekali lagi berkata seperti itu, aku benar-benar akan membuangmu Baekhyun," ancam Chanyeol yang lantas membuat Baekhyun bungkam seketika. Bukannya apa, Baekhyun mungkin tidak akan berhenti meminta maaf jika Chanyeol tidak melakukan hal itu.
Tangan Chanyeol lantas terulur. Mengusap pelan poni Baekhyun yang mulai memanjang juga penuh keringat.
"Itu tidak apa-apa Baekhyun. Aku hanya benar-benar penasaran saja, lagipula kau dan ibumu adalah orang yang berbeda, benar?"
Baekhyun tak memberi tanggapan, hanya menatap takut pada Chanyeol yang mungkin saja tiba-tiba berubah seperti Chanyeol yang dulu.
"Aku bersumpah Baekhyun," ucapnya lembut, lantas menarik tubuh Baekhyun untuk duduk yang langsung dituruti sang submissive. Chanyeol langsung memberikan pelukan hangat pada pria mungil itu.
"Rambutmu semakin panjang," ucap Chanyeol setelah mengurai pelukan mereka berdua. Masih belum ada reaksi apa-apa dari Baekhyun, mungkin dia masih merasakan syok. Ia pingsan hampir dua jam lamanya dan sekarang jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.
"Besok kita akan memotong rambutmu, hm? Juga pergi ke butik untuk mencoba setelan pakaian pernikahan kita. Aku takut mungkin saja bajunya menjadi tidak muat diperutmu yang semakin membesar," ucap Chanyeol dengan nada selembut mungkin juga disertai kikikan kecil, berusaha menenangkan juga meyakinkan Baekhyun bahwasannya masalah orang tua mereka itu bukanlah sesuatu yang harus ia takuti. "Baby pasti sangat sehat, benar?" ujar Chanyeol, kini menatap pada perut Baekhyun yang benar telah sedikit terlihat membulat itu, lantas sang dominan memberikan kecupan kecil di perut tersebut.
Baekhyun akhirnya luluh dan mengangguk kecil, kemudian mengusap pelan puncak kepala Chanyeol.
"Terima kasih, Chanyeolla."
Chanyeol yang mendengar itupun tersenyum, membawa Baekhyun lagi pada pelukan hangatnya.
...
"Baekhyunnie!" teriak Sehun saat pertama kali mendapati Baekhyun yang sudah keluar dari pintu apartemen bersama Chanyeol. Tak menunggu lama, adik laki-laki Chanyeol itu langsung memberikan pelukan erat untuk Baekhyun.
Ekspresi senang Sehun ini bisa dikatakan agak aneh mengingat bahwa ini adalah pertemuan kedua Sehun dengan Baekhyun semenjak insiden dimana Sehun hampir memperkosa Baekhyun. Ya, akhirnya Chanyeol benar-benar tak membolehkan Sehun untuk mampir ke apartemennya dan selalu mengancam Sehun jika berani-beraninya untuk mendekati Baekhyun.
Tapi, Sehun cukup kaget saat Chanyeol meneleponnya untuk menemani Chanyeol dan Baekhyun yang akan memotong rambut, mencoba jas penrikahan mereka, juga check up kehamilan Baekhyun. Entahlah, mungkin Chanyeol juga berpikir bahwasannya Sehun juga masih keluarganya yang berhak terlibat untuk pernikahannya nanti, kecuali ayahnya tentu saja.
"YAK! LEPASKAN BAEKHYUN ATAU AKU AKAN MEMBOLONGI KEPALAMU SEKARANG JUGA PARK SEHUN!"
Seolah tak mendengar, Sehun malah semakin mengeratkan pelukannya pada Baekhyun.
"Ugh, Baekhyunnie. Padahal aku benar-benar ingin menemuimu dari dulu. Tapi kakakku yang seperti iblis ini tidak membolehkanku datang walau hanya menginjakkan satu kaki ke rumahnya. Cih!"
Chanyeol hanya menatap jengah pada ucapan Sehun, lantas langsung menarik Baekhyun ke sisinya. Baekhyun yang dasarnya memang masih sedikit takut mengingat kejadian tempo lalu walau sudah hampir lima bulan lamanya, hanya tersenyum melihat tingkah Sehun.
"Jaga tanganmu itu Park Sehun. Kau hari ini hanya menjadi supir." Ya, salah satu maksud dari Chanyeol untuk mengajak Sehun adalah menjadikannya supir hari ini sementara ia dan Baekhyun bisa bermesraan di kursi belakang.
"No problem, hyung," jawab Sehun dengan seringaian.
...
Nyatanya Sehun malah memonopoli Baekhyun. Bagaimana Sehun yang dengan antusiasnya memperlihatkan model-model rambut pada Baekhyun, selalu memuji submissive itu ketika mendapatkan rambut barunya yang berwarna cotton candy. Baekhyun pun merasa bahwa Sehun nyatanya tak seburuk itu.
Lihatlah bagaimana Sehun berteriak gembira setelah mendapatkan foto hasil USG milik Baekhyun, Sehun itu menatapnya tanpa berkedip, membuat Baekhyun merasa gemas karena nyatanya Sehun hanyalah seorang adik kecil yang butuh perhatian.
Chanyeol yang berulang kali memarahi Sehun, kini malah selalu mendapat delikan dari Baekhyun, dan karena tingkat kecintaannya pada Baekhyun yang begitu tinggi, Chanyeol sepertinya tidak bisa berbuat apa-apa.
"Hyunnie, bayinya laki-laki atau perempuan?" tanya Sehun yang berjalan sembari merangkul lengan Baekhyun, sementara sebelah tangannya lagi masih tak lepas memandangi USG bayi milik kakaknya itu.
"Itu laki-laki Sehun," jawab Baekhyun lembut. Sepertinya Baekhyun benar-benar akan menyukai Sehun.
"Ugh! Pasti dia akan mirip sepertiku, benar kan?" tanya Sehun antusias yang dibalas dengan delikan kesal yang entah telah berapa kali dilayangkan oleh Chanyeol.
"Mirip sepertimu, pantatku," sahut Chanyeol ketus, lantas menarik Baekhyun kesisiannya sehingga terlepas dari rangkulan Sehun. "Dan berhenti untuk menggantungi calon istriku, Park Sehun aku peringatkan kau."
"Cih! Dasar posesif sekali," jawab Sehun tak acuh, lantas menjulurkan lidahnya. Kini tatapannya kembali teralih pada Baekhyun. "Hyunnie, lapar tidak?" tanya Sehun.
"Eum, sepertinya aku sedikit lapar," jawab Baekhyun.
"Baiklah. Kajja! Aku tau tempat makanan yang enak disekitar sini!" Sehun tanpa aba-aba langsung menarik Baekhyun hingga terlepas dari dekapan Chanyeol. Laki-laki berumur berumur dua puluh delapan tahun itu mendelik marah, seolah tingkat kesabarannya benar-benar sudah diambang batas. Lantas ia kini berjalan cepat mengejar Sehun dan Baekhyun yang sepertinya sudah masuk ke dalam sebuah restoran jepang, dan mendapati bahwasannya Sehun dan Baekhyun telah asyik duduk bersebelahan yang sangat-sangat rapat dengan Sehun yang membacakan jenis-jenis masakan Jepang disana.
"YAK! PARK SEH--"
"Chanyeol, diamlah. Kau membuat keributan," tegur Baekhyun lantas kembali mendengarkan Sehun yang membacakan menu dalam bahasa Jepang itu, tak memperdulikan lagi bagaimana reaksi Chanyeol. Dengan gerakan kasar, Pria Park itu duduk di depan mereka, hanya mampu menyaksikan bahwasannya tingkat kecintaannya pada Baekhyun membuatnya tak bisa melakukan apa-apa.
"Baiklah Hyunnie. Kita pesan sushi, tonkatsu, yakitori, dan tambahan nasi untukmu. Call?!"
"Call!" jawab Baekhyun dengan senyum gembira hingga kedua kelopak matanya hampir saja menutup, ditambah pipinya yang ikut menggembung karena terdorong senyumannya.
"Hyunnieee!"
Cup!
"YAK! PARK SEHUN! MATI KAU!"
...