"Jika kerajaan tahu tentang kamu, aku tidak bisa lagi menjaga kamu dengan baik, Ren. Aku sudah cukup kehilangan orang-orang berhagaku. Menjadi pasukan kerajaan juga artinya aku harus mendahulukan kepentingan kerajaan lebih dari apapun!" Arisa menunduk dengan kepedihan yang terlihat dengan jelas, seolah menerangkan seluruh kegelisahan yang selama ini ia pendam sendiri. Menepis keangkuhan yang sebelumnya selalu Arisa perlihatkan. Ketegaran yang mungkin hanya tembok belaka, pagar yang membuatnya seolah teguh dan tak tegoyahkan. Fakta bahwa ada sesuatu yang rapuh di balik tembok kokoh tersebut. "Ren, aku mengorbankan segalanya demi kerajaan. Aku jauh lebih hina dari apa yang mungkin pernah kamu bayangkan!" Sudah menjadi rahasia umum bagi siapa pun yang berprofesi sebagai seorang prajurit.