Setelah sampai di rumah aku bergegas masuk ke dalam rumah. Bibi Eve menyapaku tapi ku hiraukan begitu saja. Rasa marahku pada William membuatku enggan untuk sekedar basa-basi dan tersenyum hanya untuk sekedar menyapa. Aku menutup pintu kamar dengan kasar. Tidak peduli apa yang mereka pikirkan dengan sikapku yang tiba-tiba seperti ini. Tak lama terdengar suara mobil dari luar. Aku melihat ke arah jendela kamar. William keluar dari dalam mobil yang baru saja tiba, mobil yang berbeda seperti yang ku lihat di jalan tadi. Sepertinya pesanku diterimanya dengan baik. Tapi aku belum siap berbicara dengannya. Aku ingin keluar dari kamar saat dia ingin masuk ke dalam. Kami berpapasan, raut wajahnya memerah. Aku tidak peduli jika dia marah padaku karena seharusnya aku yang marah padanya. Aku berjal