Shera bahkan merasa dirinya memang sudah gila hingga sampai tiba-tiba punya keinginan mematahkan kaki Cakra dengan tangannya sendiri. Bahkan setelah membuat kaki mantan ipar keparatnya itu bengkok berlumuran darah, dia tetap sama sekali tidak menyesalinya. Andai mungkin, Shera yakin sanggup membunuhnya. Semua tak lepas karena Cakra sendiri. Kelakuan tak bermoralnya yang terus menoreh luka di hati Shera, menyulut kebencian dan berujung dendam.
Sepanjang perjalanan pulang Shera terus terdiam dengan tangan mengepal gemetar. Setiap potong adegan penyiksaan yang dilihatnya disana tadi, di matanya justru berganti jadi sosok Darin. Jerit kesakitan terus terngiang di telinganya, hingga Shera lepas kendali membalas dengan tangannya sendiri. Tidak, dia sama sekali tidak menyesal. Cakra bahkan pant
