"Cewek cantik itu, meski nangis. Atau ketawa. Ia tetep cantik"
***
"Tau gak kenapa gue tadi datang telat?" Sean memulai pembicaraan, sekarang mereka sedang berada di rooftop markasnya Erlangga the g**g.
"Kenapa?" Tanya Dion.
"Tadi ban gue kempes. s**l banget gue, tapi ada untungnya juga soalnya ada yang bantuin dorong dari belakang. Tapi anehnya nih orang ko enggak mau diem mulutnya."
"Lagi telponan kali." Sahut Zio.
"Tadinya gue mikir juga gitu, tapi pas gue tengok..."
"Kenapa?" Dion menempas.
"Orang setres! Ya gue lari, lo pada bisa bayangin gimana takutnya gue tadi pagi. s**l gue." Sean mengakhiri ceritanya.
"Ahaha...gue enggak bisa bayangin kalo gue di posisi lo Sean, trus motor lo gimana?" Tanya Zio mengusap airmatanya saking ngakaknya cowok itu.
"Nanti di urus sama bodyguard gue." Imbuh Sean.
"Ko, bisa sih. Lo sampe ketemu tuh orang" Aldo menimbrung.
"Takdir kali, " celoteh Zio,
"Ya, kali. Gue sampe di takdirin sama orang setres, gila lo" sebal Sean. Dan kembali di sambung tawa nikmat dari para sahabatnya.
"Gue juga tadi pagi kena s**l nih." Zio kembali memulai pembicaraan. Ketika melihat isyarat dari Sean, karena Qiana masih saja terdiam dengan wajah muramnya.
"s**l kenapa lo?" Tanya Dion.
"Masa waktu gue joging tadi pagi di panggil ayah sama anak kecil, emangnya wajah gue udah mirip Bapak-Bapak apa?"
"Menurut gue sih iya lo emang mirip Bapak-Bapak." Ledek Zio. Dan di balas jitakan nikmat oleh Dion.
"Ikkhh, ogeebb!! Sakit!!" Protes Zio.
"Ngomong sekali lagi, ngomong!" Dion mengapit leher sahabatnya itu oleh lengannya.
"Woooyyy! Ketek lo bau b**o!" Teriak Zio sebal. Membuat Sean dan Aldo terkekeh nikmat menatap ke gilaan dua sahabatnya itu.
Dan keempat cowok itu lagi-lagi melirik gadis yang masih menunduk tanpa ekspresi apapun yang berarti, padahal lelucon recehnya benar- benar hampir habis.
"Gimana dong? " bisik Sean pada ketiganya. Dan ketiganya mengangkat kedua bahunya masing masing tanda menyerah.
Tiba-tiba Erlangga datang dengan memberikan tanda agar gadis itu tak mengetahui kehadirannya.
Lalu ia duduk di bangku di belakang gadis itu. Dan memberikan satu lembar kertas pada Jio.
"Sean bisa gak lo ucapin kata,'PAK LURAH KEPALAKU' dengan nada cepat?" ujar Zio. Sean mengerutkan keningnya.
"Bisa dong, masa gitu aja enggak bisa"ujar Sean santai.
"Ya udah coba dong" ujar Zio
"Pak lurah kepalaku, pak lurah kepalaku, pak rulah kepalaku, parrurrah kepalaku, palulah kepalaku! "
Dan
Bukkkk!!
"Adoww! " teriak Sean karena Zio memukul kepalanya.
"Sakit ogeb! " protes Sean.
"Lahh, bukannya lo yang minta palu lah kepalaku tadi, ya gue palu masih mending enggak pake palu beneran " cerocos Zio.
Sean meringis ia baru menyadari kalo kata ' Pak Lurah Kepalaku' bisa menjadi 'palu lah kepalaku' kalau dengan nada cepat.
Dan
"hahhahaha... !" ke empat cowok tampan itu menertawakan Sean yang bodoh.
Termasuk Qiana yang kini mengulum senyumnya sambil menunduk, tapi juga dengan airmatanya yang mengalir lirih. Aneh bibirnya senyum tapi matanya menangis.
Seperih itukah hatinya?
Dan tiba- tiba tawa keras keempat cowok tampan itu terhenti kini mereka terdiam menatap gadis itu yang tertawa terbahak-bahak tapi juga airmatanya yang mengalir.
Apakah ia menertawakan kebodohannya sendiri?.
Lalu setelah gadis itu puas tertawa sambil menangis, ia menatap satu- persatu cowok tampan di dekatnya itu.
"Apa tujuan kalian deketin gue? " semuanya terdiam, tak berani berkata apapun pada gadis itu.
"Bilang! Apa tujuan kalian? " tanya Qiana lagi dengan suara yang meninggi.
"Apakah kalian senang gue kaya gini? Kalian senangkan?" Qiana mengusap air matanya yang kembali mengalir berkeroyok secara tiba-tiba mempermalukan dirinya di depan kelima cowok tampan itu.
"Tapi... Thanks kalian dah hibur gue, gue tahu kalian sedang berusaha hibur gue. Dan untuk itu gue ucapin banyak terimakasih. Tapi untuk kedepannya jauhi gue, salah satu di antara kalian jangan ada yang temuin gue lagi! " jelas gadis itu, lalu ia beranjak dan pergi bersama tatapan pasrah kelima cowok tampan itu.
***
"Malam ini kita balapan guy's,BATARA nantangin kita hadiahnya mobil terbaru" ujar Aldo memainkan stik billiyard nya.
"Kalau mobil gue enggak mau, motor sih boleh" sahut Erlangga cuek.
"Jangan gitu dong lang, lo kan ketua kita. Apa artinya BRAYUDA tanpa lo, iya enggak guy's? "Sambung Dion.
Sejenak Erlangga terdiam. Menatap satu persatu ke-empat sahabatnya yang sudah hampir 5 tahun selalu setia padanya.
Dimulai SMP mereka dipertemukan, mereka selalu bersama dalam suka, maupun duka. Saat di puji karena kebaikannya, atau di hujat karena ke- amburadulannya. Mereka tetap selalu bersama.
Erlangga menyunggingkan senyum tulus dari bibir menawannya.
"Apapun buat kalian" ucap Erlangga tulus, dan itu membuat keempat cowok tampan itu segera mengerubunginya seperti teletubies yang berpelukan.
"Weehhh kalian jangan peluk-peluk gue ya! " teriak Erlangga sebal. Namun keempat sahabatnya itu tetap memeluknya dengan gemas. Kapan lagi bisa melihat dan menikmati ekpressi keki cowok itu, karena mereka tahu sahabatnya itu sangat tidak suka di peluk seperti itu.
Malam harinya, Erlangga dan ketiga sahabatnya pergi ke tempat balapan, sedangkan Sean malam ini di tugaskan untuk mengajak Qiana ka kafe agar gadis itu sedikit bisa mengalihkan patah hatinya.
Dan di sinilah mereka berada, walau dengan paksaan yang sungguh susah luar biasa akhirnya Sean berhasil membawa gadis itu, dengan balutan yang cantik dan begitu anggun.
Bahkan Sean sedari tadi tak berhenti menatapnya.
Apakah Sean mulai tertarik?
"Sean aku ingin di foto sama Mbak Lulu dong, " rengek Qiana manja, dan itu membuat Sean tersenyum simpul gadis itu amat menggemaskan menurutnya.
"Dia belum selesai nyanyi cantik, sabar ya" ucapnya lembut membuat pipi Qiana merah merona mendengarnya.
Sial!!nih anak kenapa jadi sok manis sama gue...
Qiana menundukan wajahnya ketika tatapannya beradu dengan cowok itu, dan Sean menatapnya dengan begitu manis.
Ada getaran hebat ketika tatapan itu ia rasakan. Sean memang punya pesona yang tak dapat di tolak oleh wanita manapun.
Semua tau, karena dia sang cassanova. Sean adalah cowok tampan yang mempunyai prilaku yang amat sangat manis.
Bahaya kalo hati si perempuan benar-benar sedang kosong, maka Sean dengan mudahnya akan masuk pada ruang kosong itu.
Tapi Qiana apakah dia juga begitu? entahlah untuk saat ini ia hanya sedang menikmati waktunya, dari pada ia harus terus memikirkan si Rey yang menyakitkan itu, tidak ada salahnya bukan?
Akhirnya Lulu Kinanti selesai dengan nyanyian cintanya, dan sesuai permintaan pemilik kafe yaitu Zio.
Perempuan cantik itu segera menghampiri mejanya dan duduk di samping Qiana. Tentu saja gadis itu kegirangan dan senang luar biasa.
Ia hampir saja mau pingsan tak percaya dengan pemandangan saat ini, dan itu tak lepas dari tatapan Sean yang entahlah kenapa malam ini Sean di buatnya mabuk oleh gadis itu.
Ia berkali-kali menggeleng gelengkan kepalanya, mencoba agar sadar dari rasa ketertarikannya pada gadis itu.
Dan yang di lihat sedang asik berfoto ria dengan artis ke-sayangannya bahkan gadis itu ngobrol asik dengannya.
Ahh... Sean hanya menarik napas resah kenapa perasaannya menjadi begitu hangat ketika gadis itu senyum manis padanya.
"Dah jatuh cinta lo! " bisik seseorang di telinga Sean, membuatnya melirik cepat ke arah suara tersebut. Dengan kagetnya.