Seketika kedua mata Lyora memerah. Lyora gelengkan kepalanya pelan seraya ia berdecak kesal. “Kamu pikir aku ini wanita seperti apa sih, Mas? Kamu pikir aku serendah itu? Sampai hati kamu tuduh aku seperti itu!” “No playing victim here please! Kamu memang sengaja kan menjebak saya agar saya bersedia bertanggung jawab atas kesalahan kamu itu?1 Mankanya kamu bisa dengan mudah menerima tawaran saya! Iya kan?!” tanyanya lagi yang terdengar teramat memuakan ditelinga Lyora. Lyora buang nafasnya kasar seraya ia tajamkan sorot matanya, “Kamu ingat kalau kemarin malam aku cukup lama berada ditaman dan hanya pakai piyamaku saja? Malam itu anginnya memang cukup kencang dan karena aku stress, sampai larut aku nangis disana. Kamu sudah mengingatkan aku karrena kamu gak mau kalau sampai aku masuk ang