Bab 15 Patah Hati

1332 Kata
Tidak ada jawaban dari bibirnya yang bergetar gugup. Mata Angela mengerjap tak percaya kepada sosok pria tampan yang sekarang sudah berjalan ke tengah podium untuk berbicara menjawab beberapa pertanyaan para wartawan. “Alan Gu, bagaimana rasanya akhirnya kembali ke negara asal dan akan segera menjadi penerus ayahmu? Apakah kamu benar-benar telah siap untuk menerima posisi itu di usia yang masih terbilang muda?” tanya salah seorang wartawan mewakili yang lain. Pria berjas mewah yang sedang berdiri di panggung tampak diam sebentar dengan aura menekan yang kuat. Dia begitu tinggi dan membuat siapa pun segan meski hanya melihatnya sekilas. Alan Gu membuka mulut untuk menjawabnya dan itu segera membuat napas semua orang tertahan. Bahasa yang digunakannya bercampur antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang sangat fasih. Terlihat seperti orang yang benar-benar sudah tinggal lama di luar negeri sehingga membuat bahasa ibunya tidak begitu bagus. “Terima kasih atas pertanyaannya. Pertama-tama sebelum saya menjawabnya, biarkan saya memperkenalkan diri secara resmi. Nama saya adalah Alan Gu. Putra tertua dari Alex Almero Gu dan telah tinggal lama di Amerika. Mohon maaf jika bahasa Indonesia saya masih kurang bagus. Dengan ini, saya menyatakan bahwa sebuah kehormatan bagi saya bisa hadir di depan kalian semua memperkenalkan diri secara resmi. Saya sangat senang bisa kembali ke negara ini dan bisa membantu ayah saya dalam dunia bisnis. Terkait pertanyaan sebelumnya, apakah saya telah siap atau tidak, saya rasa itu bukanlah sebuah pertanyaan yang penting. Karena bagaimanapun, sebagai seorang penerus sah satu-satunya, saya tidak memiliki pilihan lain selain untuk menjalaninya. Itu adalah hak istimewa saya yang lahir di keluarga Gu. Saya sangat bangga dan terhormat bisa menjadi pemimpin di sebuah perusahaan besar dengan banyak pekerja yang berada di bawah naungannya. Saya berharap, para teman-teman wartawan sekalian bisa membimbing dan mengawasi saya sebagai pria muda yang berani mengambil keputusan besar dalam setiap langkahnya di masa depan. Bagaimanapun, Grup Gu memberikan sumbangsih sangat besar bagi pemerintahan kita. Tolong tegur saya jika berbuat salah!” Usai berkata demikian, Alan Gu membungkuk sopan di hadapan mereka semua. Syok! Semua orang bertepuk tangan dengan wajah bangga dan puas! Mendengar ucapannya yang kharismatik dan sikapnya sangat rendah hati, benar-benar membuat semua orang dengan mudah terpikat kepadanya! Sementara Alan Gu mulai menjawab pertanyaan wartawan satu per satu dengan sikap dingin dan dewasa, di seberang ruangan, Angela Tanoto merasa seluruh ruangan tiba-tiba menjadi sunyi dan perlahan pandangannya mulai berkunang-kunang sambil terus menatap suaminya berkata banyak omong kosong yang sama sekali tidak bisa dimengerti olehnya. Bukankah dengan mengatakan semua itu, Alan Gu mengingkari pernikahan mereka? Apakah itu artinya mereka akan segera bercerai dalam waktu dekat? Kenapa? Kenapa Alan Gu tiba-tiba muncul sebagai pewaris Grup Gu dengan semua kebohongan itu? Apakah karena dia menghilangkan uang satu juta dollar itu, makanya Alan Gu harus bertanggung jawab? Inikah solusi yang pernah dikatakan kepadanya dulu? Napas Angela menjadi dingin. Bahkan dia merasa sangat kedinginan dan mulai merasa kepalanya pusing luar biasa. “Angela!” seru Gabina dan Joshua secara bersamaan dalam bisikan panik. Keduanya langsung menahan tubuh Angela yang hampir jatuh ke lantai. Ketika tubuh wanita itu ditahan oleh kedua orang di kedua sisinya, Alan Gu yang mulai menjawab mengenai masalah pertunangannya tiba-tiba saja bertemu mata dengan Angela. Alan Gu seketika terdiam dengan wajah dingin tanpa ekspresi hingga membuat semua wartawan saling memandang kebingungan luar biasa. Apa yang terjadi? Kenapa dia tiba-tiba berhenti menjawab pertanyaan mereka? “Alan Gu, tolong jawab pertanyaan kami, bagaimana perasaan Anda yang tiba-tiba saja baru pulang dari luar negeri, tapi harus bertunangan dengan wanita pilihan keluarga Anda? Apakah Anda sama sekali tidak keberatan? Tidakkah tanggung jawab Anda di usia yang masih muda ini terbilang terlalu berat? Bagaimanapun, Anda baru saja bersatu dengan keluarga Anda setelah menghilang cukup lama. Apakah Anda tidak ingin menghabiskan waktu bersama keluarga Anda terlebih dahulu sebelum membangun keluarga sendiri?” “Tuan Gu! Apakah Anda telah mengenal wanita yang akan menjadi istri Anda?” Pertanyaan demi pertanyaan terlontar keluar dari mulut para wartawan sementara Alan Gu dan Angela Tanoto masih saja saling tatap dalam diam satu sama lain. “Tuan muda?” tegur Anderson yang mendekat untuk memperingatkan. Alan Gu berdeham pelan dengan gaya yang anggun dan dewasa. “Maaf. Saya sedikit demam panggung. Harap maklum karena ini adalah kali pertama saya berdiri di hadapan banyak media yang sangat asing.” Para wartawan tampak heboh kembali dan mulai menanyakan banyak hal. Alan Gu tidak begitu serius mendengarkan pertanyaan mereka, karena dia terus saja menatap istrinya yang tampak pucat dan suram melihat semua adegan demi adegan entah sejak kapan. Pria berwajah dingin itu tiba-tiba saja menjawab tegas, dan tidak melepaskan kuncian matanya kepada Angela. “Benar. Saya akan segera bertunangan dalam waktu dekat, dan saya tidak keberatan sama sekali. Bukankah cinta bisa muncul karena terbiasa? Selain itu, saya ingin membahagiakan kedua orang tua saya karena telah kehilangan momen selama tumbuh kembang saya. Itu artinya, hanya sekaranglah satu-satunya kesempatan bagi saya untuk menjadi anak berbakti dan membanggakan mereka berdua. Saya harap kalian semua bisa hadir di acara pertunangan itu dengan hati senang. Akhir kata, saya meminta maaf atas segala kekurangan saya, dan juga tolong berikan restu kalian semua agar pertunangan itu bisa berjalan lancar tanpa ada masalah sama sekali.” Selesai mengatakan penjelasannya, Alan Gu memutus kontak mata dengan Angela. Sikapnya sangat dingin dan berjarak. Seolah-olah mereka bukanlah suami istri, atau pun telah mengenal selama hampir 8 tahun lamanya. Alan Gu yang berdiri di atas panggung bagaikan orang asing yang tidak pernah Angela kenal sama sekali. Benarkah dia adalah suaminya? Ataukah hanya orang yang mirip saja? Tapi, bagaimana itu mungkin? Saat mereka saling tatap tadi, Alan Gu seolah-olah menelanjanginya di hadapan semua orang. Membuatnya malu dan tidak berdaya. Jika dia bukan Alan Gu yang dikenalnya, kenapa dia menatapnya berlama-lama? Angela Tanoto benar-benar linglung hingga merasa tidak bisa membedakan mana yang nyata dan bukan. Sudut-sudut matanya mulai memanas dan berkaca-kaca. Dia ingin mengatakan sesuatu kepada pria di seberang ruangan, tapi entah kenapa dia tidak bisa membuka suara. Seolah-olah tenggorokannya tersumbat dengan ribuan jarum yang menyakitinya. Bahkan hatinya seperti patah berkeping-keping hingga membuatnya kesulitan bernapas. Tidak tahan dengan serangan mental yang menimpanya, Angela yang sangat terpukul melihat suaminya yang telah mengkhianatinya seketika langsung pingsan tidak sadarkan diri dengan air mata jatuh menetes-netes ke lantai. Tidak tahu berapa lama dia pingsan, Angela terbangun dengan menatap kabur langit-langit yang tampak sangat asing di matanya. ‘Di mana ini?’ batinnya dengan perasaan lemah. Dia mencoba bangun sambil memijat keningnya. Sambil mengerjapkan mata beberapa kali, dia mencoba mengamati keadaan di sekitarnya. Bukankah ini adalah kamar hotel? Siapa yang membawanya ke mari? Masih pusing dan tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya, Angela mengerang pelan sambil mengusap wajahnya menggunakan kedua tangan. Dia mencoba mengingat kejadian terakhir kali yang dialaminya. Saat ingatan itu mulai membanjiri otaknya secara perlahan, Angela langsung tertegun kaget dalam diam bagaikan patung. Alan Gu! Ke mana suaminya sekarang? Apakah dia akan segera meninggalkannya dan pindah ke keluarga Gu yang hebat itu? Ketika Angela panik dan berniat turun dari ranjang hotel, tubuhnya yang masih lemah tidak bisa menahan beban hingga membuatnya terjatuh ke lantai. Suara rintihan kesakitan terdengar hebat di udara hingga membuat sesosok gelap segera muncul dari arah kamar mandi. “Apa yang kamu lakukan?!” bentak suara pria yang sangat marah bagaikan auman singa. Angela menahan napas mendengar suara yang familiar. Dalam posisi masih telungkup di lantai, kepalanya segera berbalik cepat ke arah sumber suara tersebut. “Apa kamu terluka? Ada yang sakit?” tanya Alan Gu dengan wajah dingin dan cemas di saat yang sama. Teringat dengan sakit hatinya di aula konferensi pers, Angela Tanoto spontan mendorongnya menjauh dengan wajah penuh kebencian dan amarah. “Jangan sentuh aku, pria berengsek!” ........................ Hola! NatsuHika di sini!^^ Karena ada hal yang tidak bisa saya jelaskan, maka cerita Angela dan Alan akan hiatus untuk jangka waktu yang tidak bisa ditentukan. Tapi, saya harap bisa segera update kembali sebelum April 2024. Untuk n****+ saya yang terkunci di sini, insyaAllah akan tetap update seperti biasa. Kalian bisa hapus saja cerita ini dari pustaka jika bosan/tidak suka menunggu. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Sekian dan terima kasih.

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN