Terkuak

1506 Kata

“Nak Rio, apakah kamu mau pulang? Bapak bisaa fasilitasi kamu, jika kamu mau pulang,” tanya Pak Dulah di suatu sore sambil menikmati secangkir teh dan ubi rebus. Mendengar itu, Rimba tersentak kaget. “Emh, Pak Dulah, apakah boleh saya tinggal di sini dan memakmurkan mesjid di sini? Saya berniat mengajar ngaji anak-anak di sini,” jawab Rimba. Pak Dulah mengembus napas kasar. “Begini, Nak Rio. Bukannya saya tidak mau Nak Rio ada di sini. Tapi … apakah keluargamu tidak ada yang mencari atau mungkin mereka sedang gundah karena kehilanganmu?” lanjut Pak Dulah. “Sebetulnya saya … saya tidak punya siapa-siapa, Pak. Saya hanya sebatang kara,” ucap Rimba bohong. Pak Dulah menatap pemuda di hadapannya dengan sedikit rasa curiga. “Baiklah kalaua begitu, kamu boleh mengajar ngaji di sini. Kamu bi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN