BAB 13 : Aihshit!

1638 Kata

Mas Aiden terlebih dahulu duduk di depan bar yang ditempatinya tadi, lalu memberi isyarat agar aku duduk di bekas Zul tadi. Ekspresi Mas Aiden dingin, benar-benar sulit terbaca. "Apa cuman saya yang merasa di sini, kalau kamu cari masalah di dekat kami berdua?" tanya Mas Aiden dingin. Caranya menyebut 'kami berdua' terdengar aneh. Aku mendesis dalam hati, dan menatapnya sinis. "Yang ada, saya kayaknya yang sial mulu deket Bapak berdua ini." Aku membalas. Lupakan image yang selama ini aku jaga di hadapan Mas Aiden. Aku Binar sekarang, bukan Ayya. "Pertama, hampir dipecat. Kedua, kaki terkilir. Ketiga, jatuh dan tumpahin kopi. Jadi di sini, saya yang sial kalau deket Bapak." Em ... tidak papa kan kalau kurang ajar dikit sama atasan? Lagipula, Mas Aiden bukan atasanku kok. "Ya sudah,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN