Tok tok tok "Masuklah." Rey mempersilahkan orang yang mengetuk pintu untuk masuk ke dalam ruangannya. Pintu dibuka perlahan, muncul wajah yang tak asing di ingatan Rey. "Karin ..." ia agak sedikit tercengang. Wanita setinggi 160 cm itu menunduk, ia terlalu malu untuk menatap teman lamanya sendiri setelah sepuluh tahun pelariannya. Matanya terangkat, menatap pria yang duduk rapi di sana dengan setelan jas yang mewah. "Hai, Rey ... kita bertemu lagi." Karin berkata dengan kikuk. Ia meremas surat lamaran kerja di tangannya. "Oh, kau benar. Duduklah dulu, aku akan pergi dan segera mengabari Bryan jika kau—" Rey berdiri dan hendak pergi ke luar. Namun, tanpa disadari tangan Karin mencekalnya tiba-tiba. "Tidak! Maksudku, kumohon jangan beritahu Bryan jika aku di sini. Aku tidak mau merepotk