KEKERASAN RUMAH TANGGA

1024 Kata
Seperti yang di katakan Kak Miranda bahwa perjalan mereka cukup jauh, malam ini mereka harus menginap di sebuah penginapan di salah satu pulau terdekat untuk menunggu pagi hari. Keland dan Rea tiba disebuah kamar yang akan mereka tempati malam ini, sebuah kamar dengan type biasa sebab hanya untuk menginap semalaman bukan kamar bulam madu mereka. "Ini kamarku! Kau cari yang lain." Setibanya di kamar itu Rea langsung mendominasi menghalau dipintu agar Kelan tidak bisa masuk. "Apa alasannya kau mengatakan kamarmu? Tidak ada tulisannya kamar ini milik gadis kurang gizi? Menyingkir aku sudah lelah dan butuh istirahat. Kau jangan mencari-cari masalah." "Tidak! Ini kamarku. Pesanlah yang lain, kau tidak miskin bukan untuk memesan satu kamar lain." "Kau sudah gila Reana! Orang-orang kak Miranda masih disini, jangan banyak membuat ulah mereka masih mengawasi kita sebelum berangkat ke pulau besok dan meninggalkan kita hanya berdua." Rea menggeram kesal dia tidak bisa berbuat apapun jika seperti ini, "Minta mereka pergi! Apa mereka tidak ada kerjaan jadi penguntit." "Itu memang pekerjaan mereka gadis kurang gizi, psikopat dan bibir petasan. Menyingkirlah atau aku akan dorong paksa." Rea dengan wajah kesalnya segera melepaskan pintu membuat Kelan segera masuk namun Rea masih tidak mau kalah. Jangan sampai si sialan itu menyuruhnya tidur di sofa, dia tidak akan mau di aniaya dan di tindas oleh pria sialan ini. "Aku di ranjang dan kau di sofa. Aku gampang masuk angin tidak bisa tidur sembarangan tempat. Aku juga tidak bisa tidur kalau ada orang lain." "Tidak ada sofa disini, kau melihat sofa dimana? di Imajinasimu ha? Jadi artinya salah satu kita harus tidur di kamar mandi. Kau tidak bisa menyuruhku karena aku duluan yang naik ke ranjang." Segera mungkin Kelan melemparkan dirinya ke ranjang lalu menggerak-gerakkan kedua tangannya, "Good night Reana." Rea menghentak-hentakkan kakinya kesal, tidak ada pilihan selain mengalah, benar-benar tidak ada sofa harus tidur dimana dia. Rea kemudian masuk kedalam kamar mandi memeriksa disana dan ia lihat kamar mandi itu sangat bersih. Rea mendapatkan ide mungkin dia bisa tidur didalam bathub. Kamar mandi lebih baik dari pada harus satu ranjang dengan pria sialan itu. Tidak ingin berlama-lama Rea segera mengambil bad cover di ranjang yang di tiduri Kelan, baru saja beberapa menit lelaki itu sudah tampak benar-benar sudah tidur disana. Wajar karena dia memang tidak ada tidur sama sekali berbeda dengan Reana yang tidak peduli tempat tidur di manapun. Rea bersusah payah melepaskan bad cover yang tertindih Kelan lalu mengambil semua bantal-bantal dan membawanya ke kamar mandi. Reana mengalasi bathub yang cukup lebar itu dengan bad cover, lalu mengelilingi sisi atas dan kanan kiri dengan bantal. "Ahh nyaman..." Reana tertawa puas di dalam kamar mandi itu, ranjang tidurnya benar-benar nyaman meski hanya dalam sebuah bathun, gadis itu segera membersihkan dirinya, menyikat gigi dan mencuci muka lalu segera naik ke bathub nyamannya itu. Di luar sana Keland tidur di tepian ranjang bahkan hampir jatuh, kelakuan Rea menarik-narik lepas badcover dan mengambil semua lapisan cover ranjang tanpa Keland sadar membuat Keland bergerak-gerak hingga ke ujung. Separuh badan lelaki itu bahkan sudah keluar dari ranjang hanya menunggu sedikit pergerakkan mungkin Kelan akan terpelanting ke bawah. "Good night..." Peluk Rea nyaman bantal-bantal yang mengelilinginya. Bruak Tepat pukul 5 pagi sebuah suara dentuman terdengar kuar dikamar yang ditempati Rea dan Keland. Kelandru akhirnya bergerak setelah berjam-jam dia sama sekali tidak bergerak. Kini sudah mendarat di lantai dan bangun-bangun sudah terjun bebas. Kelandru mengeluh kesakitan perlahan-lahan berusaha bangkit dari sana. Padahal ia sedang bermimpi indah meniduri wanita cantik dan entah wanita siapa itu namun saat akan ia mengunboxingnya seketika saja terjadi gempa bumi dan dia benar-benar terperosok jatuh dan sakit sekali. Kelandru memicingkan matanya lalu mengusap kepalanya, sesaat ia fikir baru saja terjadi gempa ia mengedarkan pandangannya ke kiri dan kanan. "Sial mimpi apa itu gempa dimana?" ia pun sadar itu hanya mimpi dan saat ini dia sedang berbulan madu dengan gadis terkutuk yang berbahaya tidak lain adalah sahabat kekasihnya. "Kenapa aku jatuh? Dimana dia?" Kamar itu tampak sangat terang tidak tampak ada yang beristirahat disana, Kelan melihat ranjang yang ia tiduri pun kosong tidak ada bantal, selimut atau apapun disana. Kelandru tidak perlu menerka-nerka lagi sudah pasti gadis iti pelakunya. "Dimana dia tidur? Lalu bagaimana aku bisa terjatuh padahal tidur sendirian ditempat lebar?" Kelan mencari-cari Rea di semua sisi hingga ke balkon dan gadis itu tidak ada, "Apakah dia benar-benar tidur di kamar mandi?" Kelandru akhirnya membuka pintu kamar mandi dan ia menggelengkan kepalanya tidak percaya saat melihat sesuatu disana,gadis itu benar-benar tidur dalam kamar mandi dan membuat semua benda di ranjang menjadi miliknya. "Benar-benar si licik, okay kau menyukai kamar mandi dan kasur nyamanmu? Ehem... kurasa kau lebih suka jika ada pertunjukkan striptis didalam sini." Beberapa menit kemudian. Suara musik mengudara begitu kuat dengan air shower yang terdengar menyala deras sekali, Rea merasa sangat terganggu ia menutup telinganya dengan bantal namun suara-suara itu terasa begitu dekat. Lalu percikan air juga terasa membasahi tanah dengan susah payah gadis itu membuka mata lalu mengucek-uceknya. Degh Persis tepat di depan mata kepalanya dia lihat disana ada tubuh telanjàng yang memunggungi dia seang bersabunan sembari bernyanyi-nyanyi. Netra Rea membola, ia shock melihat tubuh atletis yang dipenuhi basahan busa ada dihadapannya itu. "IBUUUUU!" Teriak Rea segera menutup wajahnya. "Kau sudah gila apa yang kau lakukan disini Kelandru!" Dengan santai Kelan menarik handuk menutupi bawahnya, "Apa lagi jika bukan mandi, kau mau ikut istriku?" Kelandru menyeringai lebar menggoda Rea mendekatkan wajahnya pada gadis yang sudah sangat ketakutan itu. "Kau tidak sopan, kau bisa di tuntut undang-undang pornography." "Dan kau bisa di tuntuk sebagai pelaku tindak pidana penelantaran dalam rumah tangga sebagaimana diatur dalam Pasal 49 UU No. 23 tahun 2004 tentang (UU PKDRT) karena sudah membuatku jatuh dari tempat tidur." "Kau berbicara omong kosong, itu terlalu ringan jika hanya jatuh dari tempat tidur seharusnya aku menjauhkanmu dari gedung bertingkat seribu atau dari langit ke tujuh! Pria m***m menjauh dariku! Atau kau ingin aku laporkan kau dengan Sania sudah berlaku tidak sopan." "Sania terlalu mempercayaiku, dia mana mungkin percaya ucapamu. 'Sayang dia bohong dia yang ingin menggodaku' Kau dengar nona Reana terhormat, jika ini runyam aku akan mempersulit perceraian kita. Lakukan!" Kelan tersenyum lebar dan segera pergi dari sana. . . .
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN