Dokter yang merupakan tetangga mereka datang dan memeriksa kondisi Reana, dia di layangkan pertanyaan yang bertubi-tubi dari keluarga itu. “Tenang, tidak ada yang mengkhawatirkan, menantu bu Feni cuma kelelahan saja. Ini cuma butuh banyak istirahat dan sedikit suasana yang tenang. Dia juga tampaknya sedang banyak fikiran, mungkin ada sesuatu hal yang membuatnya tertekan hingga membuatnya pingsan, ini ada vitamin mungkin bisa diberikan kepada neng Reana.” Jelas sang dokter kepada Fenita, Kelandru dan juga Marinka disana. “Kau, kau penyebabnya, Kelandru lihatlah dia tersiksa bathin dengan sikapmu!” Fenita langsung berucap pelan di pundak putranya itu. “Baiklah dokter terimakasih sudah memeriksa adik ipar saya.” Marinka pun menghantarkan dokter itu untuk berjalan keluar, sementara Kela