61 LubangTidak bersalah

1418 Kata

“Eehh...Selamat Pagi Ga!” Fenita mendongak melihat keponakan yang sudah seperti anak kandungnya itu datang tiba-tiba rntah dari mana. “Pagi ma, tumben sarapan sendirian yang lain pada kemana?” Sagara berjalan mendekati meja makan sembari meletakkan beberapa bungkusan yang di bawa ke atas meja makan. “Papa biasa padahal baru aja membaik udah berangkat ke Jogja kemarin, Keland sama Reana masih dikamarnya. Siapa lagi yang ada, ibu ayah Reana sudah pulang beberapa hari lalu, kakak-kakakmu pada nggak main kesini hari ini. Bawa apa itu kamu Ga? Tumben datang pagi-pagi habis dari mana?” “Dari apart, tadi mampir makan bubur ayam terus lihat ada penjual air kacang hijau, susuu kedelai jadi mampir beli, kemarin katanya Reana ngidam air kacang hijau. Ya, tapi ini sih bukan dari warung sebelah ruma

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN