Yuna berbaring di dalam kamarnya seorang diri, ia memikirkan Lee dan Senior Leo menyukai Anna. Walapun semua orang tahu Senior Leo selalu berusaha mendekati sahabatnya tetapi ia tidak percaya jika pria itu sangat terbuka dengan perasaanya dan sepupunya dengan usia yang jauh berbeda dengan Anna juga telah jatuh cinta dengan mudahnya.
“Ah, pria memang aneh menyukai seseuatu yang sulit didapatkan.” Yuna menutupi wajahnya dengan bantal agar bisa segera tidur karena besok ia mulai kembali ke kampus.
“Anna, maafkan aku yang telah mempertemukan kamu dengan Oppa Lee pria manja dan terlalu dimanja oleh Bibi dan Paman.” Yuna memejamkan mata perlahan hanyut dalam mimpi indahnya.
***
Anna bangun sangat pagi, ia harus membantu Nenek San di dapur dan kedai sebelum berangkat ke kampus. Gadis itu tidak tergesa-gesa untuk pergi belajar karena dengan satu tarikan gas motor ia sudah tiba di ruang kelasnya. Selesai dengan dapur dan membersih rumah, menyiram tanaman, hingga merapikan kedai dan membuka semua jendela.
Matahari yang masih bersembunyi di ufuk timur belum menampakkan cahayanya tetapi tubuh kecil gadis itu telah berkeringat, ia terus bergerak bagaikan gasing yang berputar tanpa henti bahkan ia masih sempat melakukan olah raga ringan di halaman kedai. Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. Menjaga kesehatan dan bentuk tubuh adalah hal terpenting bagi Anna.
Menghirup udara segar dan bersih di pagi hari dengan aroma bunga dan embun menyatu terbawa angin yang berhembus lembut menyentuh kulit eksotis yang terbuka. Kaos tanpa lengan dan celana hanya sebatas paha memperlihatkan bentuh tubuh seksi Anna, tetapi tidak ada yang berkesempatan melihat itu karena para manusia masih tertelap dalam tidur.
Gadis itu duduk di ayunan depan Kedai menunggu cahaya Matahari yang akan mengeringkan keringat di tubuhnya. Kebiasaan orang Korea yang jarang mandi pagi tetapi Anna tetap mengikuti kebiasaanya di Indonesia dengan rutinitas mandi pagi dan bermain busa sabun yang wangi melekat di tubuhnya.
Anna kembali ke kamar, mengambil handuk dan masuk kamar mandi, ia melihat plester pada lehernya yang masih setia menempel untuk menutupi bekas gigitan dan kiss mark Lee. Perlahan jari indah gadis itu menarik plester.
“Akhirnya bekas ini hilang.” Anna mengusap lehernya, membuka semu akain yang melekat pada tubuhnya, membuarkan air dingin menyentuh lembut, mengalir membasahi kulit halus dan eksotis. Menyelesaikan mandi dan berganti pakaian.
Gadis cantik dengan dagu lancip, mata bulat indah terlihat sangat serasi dengan kemeja merah kotak-kotak lengan panjang yang ia glung hingga siku dan celana jeans panjang berwarna putih senada dengan sepatu ketsnya. Anna tetap harus makan nasi di pagi hari, menikmati sarapan berupa Bibimbab sangat mengenyangkan.
Bibimbap adalah sebuah masakan Korea berupa nasi putih dengan lauk di atasnya. Bibim artinya campur dan bap artinya nasi. Jadi, Bibimbap artinya nasi campur. Asal-usul bibimbap adalah salah satunya ada yang mengatakan bahwa makanan ini dibuat dari sesaji yang di persembahkan pada arwah leluhur.
Bibimbap di hidangkan dalam mangkuk dari batu yang sudah di panaskan. Panas dari mangkuk batu akan mematangkan telur mentah yang di letakan di atas nasi sebagai lauk. Sebelum nasi dimasukan minyak wijen di tuangkan di dasar mangkuk batu agar terbentuk lapisan kerak nasi yang harum dan garing di dasar mangkuk.
Bibimbap adalah salah satu masakan paling terkenal di Korea dan sangat mudah ditemukan Korea. Selain wujudnya yang berwarna-warni nan menggoda, makanan ini enak di lidah dan juga sehat. Seluruh isi mangkuk dicampur dengan gochujang (pasta cabai Korea). Bahan itu semua dicampur untuk membuat kombinasi rasa gurih dan sedikit pedas, sangat cocok untuk lidah orang Indonesia.
“Nenek, aku pergi ke kampus.” Anna memeluk nenek San.
“Hati-hati Sayang.” Nenek mencium kepala Anna.
“Ya.” Anna tersenyum, ia memakai jaket dan helm serta sarung tangan, melajukan motor dengan kecepatan tinggi menuju kampus. Tidak akan ada yang percaya gadis itu adalah calon Dokter muda dengan gaya tomboinya.
Anna menghentikan motornya di tempat parkir, ia melihat seorang pria tampan tersenyum pada dirinya. Senior Leo, pria paling popular di kampus dengan kesempurnaan dari lahir dan tidak perlu melakukan operasi plastic untuk menambah ketampanannya.
“Halo senior.” Anna membuka helm, rambut panjang hitam dan bergelombang tergelai indah berkilau.
“Hai, kamu selalu terlihat segar.” Leo berjalan mendekati Anna.
“Apa yang Senior lakukan di sini?” tanya Anna dan turun dari motor, ia mengambil karet yang melingkar di tangan dan mengikat rambutnya seperti kuncir kuda.
“Mengunggu dirimu.” Leo tersenyum tampan.
“Kenapa, lihatlah semua gadis menatap aneh pada diriku.” Anna berjalan menuju pintu utama kampus.
“Anna.” Leo menahan tangan Anna.
“Ada apa?” Anna segera menarik tangannya.
“Ketika jam makan siang bisakah kamu ikut diriku ke atas?” Leo menatap Anna.
“Senior, ketika makan siang aku akan pergi ke kantin kampus.” Anna tersenyum dan berjalan meninggalkan Leo.
“Aku membawakan menu makan siang buatan Mamaku.” Leo menghalangi Anna.
“Aku dan Mama membuatnya bersama.” Leo menatap Anna.
“Baiklah, kita akan makan siang di atas.” Anna menarik napas panjang, ia tidak mau berurusan dengan Leo, ada banyak gadis yang menginginkan pria itu dan dirinya tidak suka jadi pusat perhatian karena pria itu . Anna hanya mau menyelesaiakn kuliahnya dengan tenang dan kembali ke Indonesia secepatnya.
“Aku akan mengajak Yuna.” Anna berjalan melewati Leo dan masuk ke dalam kelasnya.
“Yuna tidak akan ikut.” Leo tersenyum.
“Hey Anna.” Yuna memeluk Anna dari belakang.
“Yuna lepaskan.” Anna membuka tangan Yuna yang melingkar di pingangnya.
“Ada apa dengan dirimu?” Yuna memelas.
“Tidak ada.” Anna tersenyum dan duduk di kursinya.
“Anna, kapan kamu akan menginap di rumahku?” Yuna duduk di depan Anna dengan memutar kursinya.
“Aku tidak bisa.” Anna membuka buku pelajaran, ia tidak akan mau lagi kerumah Yuna karena sahabatnya adalah sepupu Lee, pria yang telah mengganggu ketenangan dirinya. Jika pergi kerumah Yuna sangat besar kemungkinan akan bertemu dengan Lee.
“Kenapa?” tanya Yuna sedih.
“Ah, Yuna bisakah kamu membantuku mencari seorang pelayan untuk bekerja di Kedai Nenek San?” Anna mengalihkan pembicaraan.
“Pria atau wanita?” tanya Yuna.
“Terserah, asalkan dia bisa memasak Japchae dan mau melakukan semua pekerjaan rumah tangga dan harus masih muda.” Anna tersenyum.
“Emm, aku akan mencarikan untuk dirimu, pria tampan dan seksi sehingga akan banyak wanita yang datang ke kedai Nenek.” Yuna bersemangat.
“Ah tidak, pria itu akan jatuh cinta pada dirimu.” Yuna menatap Anna serius.
“Astaga, pemikiran kamu sangat aneh.” Anna memukul kepala Yuna dengan Pena.
“Anna.” Yuna berteriak membuat semua orang melihat kearah mereka.
“Wow, gadis Indonesia telah kembali ke Kampus.” Seo berjalan mendekati Anna dan Yuna.
“Hai, Han Seo.” Anna tersenyum cantik.
“Anna, kenapa kamu kembali lagi ke Korea?” Seo menekan meja Anna.
“Karena aku belum menyelesaikan kuliahku.” Anna tersenyum.
“Hei Seo, ada apa dengan dirimu?” Yuna berdiri.
“Yuna, kenapa kamu mau berteman dengan gadis asing ini?” Seo tersenyum pada Yuna.
“Karena aku tidak suka berteman dengan para penjilat.” Yuna menatap tajam pada Seo.
“Yuna, dia hanya pendatang.” Seo semakin kesal.
“Seo, apakah aku menganggu dirimu?” Anna berdiri dan menatap tajam pada Seo. Tatapan yang dapat membuat bulu kuduk berdiri.
“Jangan menacri perhatian pria Korea!” Seo meninggalkan meja Anna.
“Dia seperti tukang pukul.” Seo menggerutu.
“Anna, jangan tersinggung.” Yuna mengenggam tangan Anna.
“Tak apa, dia berkata yang sebenarnya.” Anna tersenyum.
“Apa kamu pikir aku suka berada di Negara ini? Tidak sama sekali.” Anna berbicara di dalam hatinya menahan emosi dan kemali duduk.
“Aku semakin tidak suka dengan pria yang mulai mengganggu kehidupanku yang masih sangat panjang di Korea ini.” Anna hanya bisa berbicara di dalam harinya.
“Ya Tuhan, biarkan aku tenang dan menyelesaikan kuliahku segera.” Anna merebahkan kepalanya di atas meja.
“Anna.” Yuna menyapa temannya dengan lembut.
“Mmm.” Anna tidak memperdulikan Yuna.