Makan Malam
Gemericik air terdengar dari kamar mandi, gadis itu menikmati sentuhan dingin dari air yang mengalir melalui shower melewati lekuk tubuh yang seksi dengan sedikit roti sobek pada perutnya. Anna harus mengambil sedikit waktu untuk melakukan pelatihan diri dan pembentukan tubuh.
Anna telah selesai mandi, dengan rambut yang masih tergelung handuk dan menggunakan pakain tidur, ia kembali belajar di dalam kamar. Fokus pada buku dan layar computer yang ada di atas meja.
Yuna sangat cantik dengan gaun berwarna merah terang sebatas paha cocok dengan kulit putihnya, ia membiarkan rambut pirang tergerai hingga menyentuh bahu yang terbuka. Wajah dengan makeup natural dan lipstick berwarna lembut.
Gadis Korea yang cantik berjalan menuju kamar Anna dan membuka pintu dengan perlahan, ia berharap sahabatnya sudah berdandan cantik tetapi yang ia lihat seorang gadis dengan pakaian tidur sedang fokus belajar.
“Oh My God.” Yuna berteriak memekikkan telinga.
“Hey Yuna, kenapa kamu berteriak di malam-malam?” Anna menutup telinganya.
“Sayangku, apa kamu tidak melihat diriku yang telah cantik ini?” Yuna tersenyum kesal.
“Kamu selalu cantik sayang.” Anna tersenyum dan melirik Yuni sekilas.
“Apa aku harus menangis dihadapan kamu?” Yuna memasang wajah memelas.
“Kenapa kamu harus menangis?” Anna menatap Yuna.
“Anna, aku mohon temani aku makan malam keluarga.” Yuna memegang kaki Anna.
“Yuna, apa yang kamu lakukan?” Anna segera berdiri, ia tidak suka melihat Yuna yang memohon sampai berlutut.
“Aku akan terus berlutut.” Gadis korea itu duduk di lantai.
“Baiklah, tunggu aku di luar, aku akan bersiap.” Anna kesal.
“Terimakasih sayang.” Yuna beranjak dari lantai dan memeluk sahabatnya.
“Ya-ya, keluarlah.” Anna mendorong tubuh Yuna keluar dari kamar dan menutup pintu.
“Aku bahkan tidak melihat gaun yang Yuna pilihkan.” Anna membuka paper bag.
Naluri seorang wanita untuk bisa berdandan dan tampil cantik, begitu juga dengan Anna, walaupun dia adalah gadis yang sedikit tomboy dan cuek tetapi dia tetaplah wanita Indonesia yang anggun dan menawan.
Pintu kamar terbuka, Yuna sangat terkejut melihat seorang wanita cantik dengan gaun berwarna biru navy dan hiasan mutiara berwarna putih di bagian d**a begitu sempurna melekat pada tubuh indah Anna. Rambut di sanggul tingga dan di berikan mutiara putih senada dengan gaun memperlihatkan leher jenjang menggoda, ia membiarkan beberapa helai rambut bergelombang menjuntai.
“Oh Angel.” Yuna berdiri dan berjalan mendekati Anna.
“Jangan jatuh cinta padaku!” Anna memicingkan matanya.
“Sejak kita berjumpa aku sudah jatuh cinta pada dirimu.” Yuna tersenyum menggoda.
“Itu menjijikan.” Anna mengambil sepatu kets berwarna putih dari tempatnya.
“Tidak sayang, kamu pake ini.” Yuna mengeluarkan sepatu kaca dari kotak.
“No, honey.” Anna mengunakan sepatu kets dan berjalan keluar.
“Baiklah, dengan gaun itu saja kamu sudah terlihat sempurna.” Yuna tersenyum dan menyusul Anna. Ia mengunci pintu, berjalan menuju garasi mobil dan melihat Anna duduk dengan tenang di kursi penumpang.
“Anna, kamu benar-benar cantik.” Yuna memandang Anna.
“Cepatlah, aku sudah sangat lapar.” Anna memasang sabuk pengaman.
Mobil berwarna putih melaju dengan kecepatan sedang menuju perumahan mewah keluarga Lee, sebuah gerbang hanya bisa di buka oleh kartu identitas tertentu. Yuna memarkirkan mobilnya di tempat yang telah di sediakan, ia sedikit terlambat karena mobil Lee sudah lebih dulu ada di sana.
“Aku pasti dimarahi.” Yuna bergegas turun dari mobil dan melihat Anna yang masih santai duduk manis di kursinya.
“Anna cepatlah, Oppa Lee akan memarahi diriku.” Yuna membuka pintu untuk Anna.
“Kamu yang ditunggu mereka.” Anna berjalan dengan malas.
“Kamu harus masuk bersama diriku.” Yuna menarik tangan Anna masuk bersama.
“Yuna kamu sudah datang.” Mama Lee tersenyum.
“Malam Paman, malam Bibi.” Anna dan Yuna menundukkan kepalanya memberi hormat.
“Untunglah Oppa Lee tidak ada.” Yuna berbicara di dalam hati.
“Yuna, apakah dia sahabat kamu.” Bibi Liu berjalan mendekati Anna dan Yuna.
“Iya bibi, Anna adalah calon dokter muda.” Yuna menggandeng tangan Anna.
“Selamat malam Bibi senang bertemu dengan anda.” Anna menunduk sopan.
“Kamu sangat cantik.” Bibi Liu menyentuh wajah Anna.
“Duduklah.” Papa Lee melihat istrinya menyukai teman Yuna.
“Terimakasih.” Anna tersenyum dan duduk di samping Yuna.
“Bibi, dimana Oppa Lee?” tanya Yuna.
“Ia baru saja pergi.” Bibi mengusap kepala Yuna.
“Aku tidak melihat dirinya keluar.” Yuna bingung.
“Lee keluar lewat belakang karena tergesa-gesa dan berjanji akan kembali.” Bibi Liu tersenyum.
“Apa Oppa sudah makan?” tanya Yuna.
“Ia akan segera kembali.” Bibi Liu melirik suaminya.
“Sebaiknya kita makan, Lee akan sangat terlambat.” Papa Lee mengambil piring dan Mama membantu mengambilkan nasi.
“Yuna, Anna, mari kita makan.” Mama tersenyum dan mengambilkan nasi untuk Yuna dan Anna.
“Terimakasih bibi, saya bisa melakuannya sendiri.” Anna tersenyum manis dan mengambil sendok nasi dati tangan Bibi Liu.
Mereka makan bersama hingga selesai Lee tidak datang, Yuna bisa melihat kekecewaan di wajah Paman dan Bibinya, masih bagus pria itu datang walaupun sebentar dan pergi lagi, setidaknya ia telah bertemu dengan orang tuanya.
Paman masuk ke ruang kerja, Yuna dan Anna bersama dengan Bibi Liu di ruang tengah, mereka memakan cemilan dan buah-buahan, ada berbagai jenis minuman kaleng yang tersusun rapi di atas meja dan jus buah segar.
Anna memilih untuk meminum jus buah segar karena lebih sehat daripada minuman kaleng yang beberapa diantaranya dapat memabukan, ia melihat Yuna dan Bibi menghabiskan banyak minuman kaleng.
“Mereka berdua akan mabuk.” Anna tersenyum dan keluar dari ruang tengah, ia tidak suka dengan aroma menyengat dari minuman kaleng. Gadis cantik itu berjalan di tepi kolam ikan menikmati pemandangan yang indah dan udara malam yang menyegarkan.
“Aku bosan.” Anna duduk menyentuh bunga-bunga yang ada di taman, gadis itu lebih senang menghabiskan waktunya dengan belajar, bermain dan balapan.
“Bunga yang indah dan harum, Korea adalah kota yang indah tapi aku tetap terluka berada di sini.” Anna menarik napas berat dan membuangnya dengan kasar.
Gadis cantik dan cerdas itu adalah calon dokter seperti Mamanya, yang harus mencari Papa kandung yang telah meninggalkan mereka berdua di Indonesia untuk menjadi seorang aktro terkenal. Anna menyembunyikan kebencian kepada Papanya, ia tidak berniat untuk bertemu dengan pria jahat itu.
Kebencian itu berlanjut pada Lee, Aktor tampan dan terkenal, asal Korea Selatan yang telah mencuri ciuman pertama Anna.
"Maafkan Ma, aku berharap Mama akan melupakan papa." Anna berbicara dengan bunga mawar merah.
"Aw, hah, bunga cantik tetapi mampu melukai orang yang menyentuhnya." Anna tersenyum dan berjalan ke tepi kolam renang.