Seorang pria tampan di dalam mobil sport berwarna hitam melihat Anna menghajar para preman, ia tersenyum, dengan menonton pertunjukan itu Lee dapat membaca gerakan Anna ketika berkelahi untuk dijadikan pembelajaran dirinya selanjutnya dalam menghadapi gadis itu.
Anna tersenyum puas, ia kembali ke dalam kedai, melihat temanya yang masih menikmati Japchae enak buatan dirinya dan nenek berbicara dengan para pelanggan. Tidak butuh waktu lama untuk gadis itu menjatuhkan para preman yang tidak terlatih.
“Anna, siapa yang datang?” tanya Nenek San.
“Hanya pengemis.” Anna mengembil tisu dan mengeringkan keringat di wajahnya.
“Apakah kamu sudah memberi uang?” tanya Nenek San lagi.
“Sudah, bahkan aku memebrikan bonus lebih.” Anna duduk di depan Yuna.
“Kenapa kamu begitu lama?” Yuna melirik Anna.
“Aku melakukan sedikit pemanasan.” Anna meneguk air putih.
Sebuah motor sport berwarna putih berhenti di samping motor Anna, pria tampan dengan stelan putih turun dari motor dan berjalan masuk ke dalam kedai, ia tersenyum melihat dua orang gadis yang sedang tertawa bersama di luar kedai.
“Halo Anna.” Leo tersenyum tampan.
“Hai senior.” Anna tersenyum.
“Kenapa Senior Leo terlihat lebih tampan dari Oppa Lee? Apa karena usia dia yang masih muda?” Yuna tersenyum memandang wajah Lee.
“Halo Yuna.” Leo duduk di samping Anna.
“Hai.” Yuna tersenyum lembut.
“Aku akan masuk kedalam untuk melihat Nenek.” Anna beranjak dari kursi.
“Anna, aku baru datang kenapa kamu pergi?” Leo menatap Anna.
“Aku akan mengambilkan minuman untuk senior.” Anna tersenyum manis dan masuk kedalam kedai berwarna putih dengan nuansa bersih dan terang.
“Ya Tuhan, aku bisa duduk bersama dengan Senior Leo, idola kampus.” Yuna berbicara didalam hatinya.
Leo adalah kakak angkatan Anna di kampus, anak dari pemegang saham kampus dan memiliki banyak rumah sakit. Ia menjadi idola di kalangan wanita dengan ketampanan, kecerdasan, kekayaan dan kemampuan di bidang olahraga salah satunya pemain basket terkenal.
“Yuna, kamu sangat akrab dengan Anna.” Leo tersenyum tampan.
“Ya, Anna adalah gadis yang menyenangkan.” Yuna bersemangat.
“Kamu benar, aku menyukai dirinya.” Leo melihat Anna kembali dengan membawa segelas jus jeruk.
“Anna, apa nenek sangat sibuk?” tanya Yuna yan segera berdiri.
“Tidak, jam seperti ini pelanggan belum ramai kecuali sore hingga malam hari.” Anna tersenyum dan meletakkan jus jeruk di atas meja.
“Terimakasih.” Leo meneguk jus.
“Senior terlihat kehausan.” Anna tersenyum.
“Anna, aku mau mengajak kamu jalan-jalan, apa kamu mau?” Leo menatap Anna.
“Aku akan masuk.” Yuna beranjak dari kursi dan masuk ke salam kedai.
“Yuna.” Anna melihat Yuna berlari.
“Senior sangat terbuka.” Anna menatap pada Leo.
“Anna, kamu selalu menolak diriku, bisakah kamu menghabiskan satu hari bersamaku sebelum kelulusan.” Leo menatap Anna dengan lembut.
“Kau tahu setelah lulus, aku akan menjadi dokter dan mengurus rumah sakit milik keluarga, aku akan sibuk dan mungkin aku tidak bisa lagi bertemu dengan dirimu.” Leo menyentuh tangan Anna.
“Senior mau kemana?” Anna menarik tangannya.
“Kesuatu tempat dengan motorku.” Leo tersenyum lebar memperlihatkan gigi gisul dan lesung pipitnya.
“Baiklah, aku akan mengganti pakaian dan meminta izin Nenek San.” Yuna masuk kedalam kedai, ia melihat Yuna melamun.
“Yuna, aku akan pergi dengan Senior Leo, apa kamu mau ikut?” Anna berjalan menemui nenek San.
“Apa aku akan mengganggu kalian berkencan?” Yuna menatap Anna yang tertawa lebar.
“Apa kamu bukan temanku?” Anna berlalu.
“Aku teman kamu tapi aku tahu senior Leo menyukai dirimu.” Yuna bernajak dari kursi mengikuti Anna kembali ke kamar, ia melihat gadis itu mengganti pakaiannya dengan kaos oblong berwarna putih tanpa lengan dan jaket Hoddie berwarna biru langit serta celana Jeans panjang dengan sobekan di lutut.
“Apa kamu akan berpakaian seperti itu?” tanya Yuna.
“Kami mengendarai motor, tidak mungkin aku menggunakan gaun.” Anna mencubit pipi Yuna.
“Kamu ikuti dengan mobil.” Anna tersenyum, ia berjalan menuju motor Leo.
“Anna, ada apa dengan leher kamu?” Leo memperhatikan leher Gadis itu ketika ia mengikat rambutnya.
“Tak apa, hanya ada sedikit luka.” Anna tersenyum dan menggunakan helm.
“Baiklah, kita berangkat sekarang.” Leo membantu Anna mengunci helm.
“Aku bisa melakukannya sendiri.” Anna menatap Leo.
“Satu hari saja, biarkan aku memanjakan dirimu.” Leo tersenyum.
“Aku bukan gadis manja.” Anna tersenyum dan naik motor Leo.
“Mau kemana gadis itu? Apakah pria itu adalah kekasihnya?” Lee menyalakan mesin mobil, ia melihat Yuna.
“Apa Yuna akan mengikuti mereka berdua?” tanya Lee pada dirinya sendiri.
“Anna, kamu adalah milikku.” Lee mengepalkan tangannya, ia mengikuti motor Leo dari belakang.
Motor putih Leo melaju dengan kecepatan tinggi meninggalkan kedai Nenek San, Anna berpegangan pada pinggang pria itu hingga mereka sampai pada tepian pantai yang sangat indah dan turun dari motor.
“Apa kamu menyukainya?” Leo tersenyum.
“Tentu saja.” Anna membuka helm dan hoddie yang ia gunakan.
“Kenapa bentuk tubuh Anna sangat indah, sehingga apapun yang ia gunakan akan tetap terlihat cantik.” Leo memperhatihan Anna.
“Dimana Yuna?” Anna melihat ke jalanan.
“Dia akan segera sampai.” Leo menarik tangan Anna dan berlari menuju laut.
“Hah, apa yang ingin senior ini lakukan?” tanya Anna pada dirinya sendiri.
“Anna.” Suara lembut Leo terdengar pelan di bawa angin laut.
“Ya.” Anna duduk di pasir membuka sepatu dan menggulung celana hingga batas lutut.
“Maukah kamu menjadi kekasihku?” Leo duduk di depan Anna.
“Senior, kamu tahu aku tidak berpikiran untuk memiliki kekasih.” Anna tersenyum.
“Aku mencintai dan menyukai kamu, bisakah menjadi kekasihku?” Leo mengulangi pertanyaanya.
“Setelah selesai kuliah aku akan kembali ke negaraku.” Anna beranjak dari pasir.
“Kenapa, apa pria Korea tidak menarik di mata kamu?” Leo menahan tangan Anna.
“Ya, aku bahkan membenci pria Korea.” Anna berbicara dalam hatinya dan tersenyum.
“Aku sedang tidak tertarik pada semua pria.” Anna tertawa.
“Baiklah, aku tidak akan memaksa dirimu.” Leo beranjak dari pasir dan berjalan bersama Anna do pinggir laut.
“Siapa yang tidak menyukai Anna, gadis cantik, cerdas dan unik?” Yuna memperhatikan Leo yang terus menatap Anna dengan tatapan penuh cinta.
“Siapa pria di samping Anna?” Suara Lee mengejutkan Yuna.
“Oppa.” Yuna hampir berteriak.
“Apa yang Oppa lakuakn disini?” Yuna melihat sekeliling, iakhawatir aka nada para fans yang melihat Lee.
“Mengikuti dirimu.” Lee melihat kearah Anna dan Leo.
“Oppa mengikuti Anna.” Yuna menatap tajam pada Lee.
“Wait, aku belum tanya apa yang Oppa lakukan pada Anna semalam?” Yuna memegang tangan Lee.
“Aku mencium dirinya.” Lee tersenyum.
“Apa?” Yuna berteriak dan Lee segera menutup mulut sepupunya.
“Oppa, apa Anna tidak marah?” tanya Yuna.
“Dia bahkan menggigit bibirku.” Lee membuka masker dan memperlihatkan bibir yang terluka. Yuna tertawa terbahak-bahak hingga terduduk di jalanan, ia bersembunyi.
“Aku pikir Anna akan membuat wajah Oppa hancur.” Yuna menutup mulutnya.
“Kenapa Oppa melakukan itu?” Yuna menatap tajam pada Lee.
“Karena aku menyukai teman kamu.” Lee memakaikan kembali maskernya.
“Anna tidak akan menyukai Oppa.” Suara Yuna terdengar pelan.
“Kenapa?” Lee menatap tajam pada Yuna.
“Anna tidak suka pria Korea dan ia lebih membenci actor seperti Oppa.” Yuna mengintip Anna da Lee yang sedang menikmati makanan di tepi pantai.
“Kenapa?” Ponsel Lee bordering , panggilan dari managernya.
“Aku harus pergi.” Lee masuk kedalam mobil, ia melihat Anna dengan tatapan cemburu.
“Hati-hati.” Yuna melambaikan tangannya.
"Kita akan berbicara lagi nanti." Lee melihat Yuna sekilas dnamenjalankan mobilnya.
“Oppa, Anna tidak akan menyukai dirimu.” Yuna berjalan mendekati Anna dan Leo.