1 ~ Started

860 Kata
Engkau adalah orang yang menjadi satu-satunya alasan, kenapa aku berani untuk menerima semua kepahitan dalam hidup. - FMDE 04 Juli 2014 Pagi ini, adalah hari pertama masuk sekolah setelah dua minggu libur kenaikan kelas. Elang dengan sekerumunan rombongan basketnya memilih nongkrong dikantin untuk merayakan kekangenan mereka. Tentu saja, mata-mata perempuan penggila atau yang biasa disebut fangirl Elang, menatap Elang seolah mereka sedang kelaparan. "Elang lo kok ga risih gitu diliatin. Apalagi rombongannya si Renatta. Ga bosen-bosennya dari kelas sepuluh njirr,," ujar Edgar. "Biasalah, faktor ketampanan gue ini," tawa Elang yang seketika tersedak minuman. Refleks Edgar langsung menepuk-nepuk pundak Elang. "Rasain, mati baru tau rasa lo! Sombong banget jadi orang!" "Jangan deh, ntar lu kangen ama gue," ujar Elang yang masih terbatuk-batuk, dan langsung disambut toyoran kepala oleh Edgar, membuat teman-teman lainnya tertawa. "Elang," ujar seseorang yang kini sudah berada di depannya. "Hm?" Elang berdeham dan menatap cewek yang berdiri di depannya, yang ternyata adalah Renatta "A-aku bawain kue khusus buat kamu yang aku bikin sendiri." Renatta mengulurkan sebuah paper bag polos. 'Najis amat aku-kamu! Ngomong aja beli juga susah amat!' batin Elang jijik. "Lumayan Lang, jadiin pacar enak tuh, bohay," bisik Edgar yang tiba-tiba disambut senyuman misterius Elang. "Oke makasih. Nanti gue makan. Oh iya punya nomor hape?" tanya Elang Sontak saja Renatta langsung memasang wajah herannya, karena Elang terkenal cukup dingin dengan perempuan. Apalagi sekarang Si Ganteng di depannya ini meminta nomor handphone-nya. Kejadian langka yang tak akan pernah terjadi lagi bahkan mungkin seribu tahun kemudian. Lalu dengan sangat senang hati Renatta memberikan nomornya. "Sip!" ujar Elang. Setelah itu Renatta berlalu disambut dengan wajah Elang yang pura-pura hendak muntah. "Nih Gar nomornya, lu suka kan yang bohay-bohay gitu. Buat obatin jomblo elo yang udah karatan, takutnya elo suka ama gue lagi," Elang terkekeh. "Najis lo Lang! Yang ada elo jomblonya lebih lama dari sinetron Uttaran! m**o' kali lu lah!" ... Siapa yang tidak tahu Elang Airlangga, salah satu 'most wanted' yang merupakan leader tim basket di SMA Nusantara. Tampan? Tentu saja. Ia memiliki tatapan mata yang tajam seperti elang tak ubahnya seperti namanya, membuat orang lain tak bisa berkutik ketika ditatapnya, begitupun dengan mulutnya. Jika sudah mengumpat, kata-k********r yang keluar benar-benar menyakitkan. Kaya? Jangan ditanya! Dia adalah salah satu keturunan dari keluarga Kemangi yang katanya, kekayaannya diperkirakan tak habis tujuh turunan. Sixpack? Udah jelas-jelas dia rajin maenan bola, ditambah lagi dia sering nge-gym dirumahnya. Dia juga jago bela diri. Hobi? Baca buku sodara-sodara! Udah pasti pinter kan tuh? Yups, bisa dikatakan brilian. Entah darimana datangnya kepintarannya itu. Hal yang dibenci? Berurusan dengan perempuan apalagi masalah perasaan. Hampir selama masa hidupnya sekolah, ia tidak pernah berurusan dengan perempuan. Sehingga, bisa dipastikan dia adalah jomblo sejati sejak mbrojol dari anu emaknya. Brakk... Seluruh buku paket yang dibawa Ara keluar dari kelas XI IPA 2 jatuh berserakan, karena tak sengaja menabrak seorang perempuan yang berjalan di depannya. "Sori! Gue ga liat," dengan tanpa dosa perempuan itu berjalan meninggalkan Ara. Ara menghela nafasnya pelan. Kalau bukan siswi baru, Ara pasti akan menarik cewek itu sampai terjengkang. Sekali lagi Ara menghela nafasnya kesal, setelahnya langsung saja ia mulai berjongkok memunguti buku paketnya yang jatuh. Tiba-tiba ada sebuah tangan yang mengulurkan sebuah buku padanya kemudian ikut berjongkok. "Eh!" ujarnya di depan Ara, membuat Ara mendongak dan menatapnya dengan sedikit keterkejutan. "Lain kali hati-hati," lanjut cowok itu. Ara mengangguk, lalu kembali sibuk merapikan bukunya yang sudah terkumpul rapi menjadi satu. "Maksud gue ati-ati pas jongkok. Daleman lo hampir keliatan tuh," ujar laki-laki itu terkekeh. Demi setan yang sekarang lagi makan bakso Pak Mimin di kantin, Ara membelalakkan matanya dengan kilatan marah. Bughh... Sebuah pukulan telak mengenai wajah Elang, membuat Elang tersungkur kebelakang. Lantas setelahnya perempuan itu berdiri dan meninggalkan Elang dengan decihan. Elang mengerjapkan matanya, masih belum sadar apa yang dilakukan dengan perempuan itu padanya. Bahkan Elang juga tak sadar kalau sekarang Edgar sudah tertawa terpingkal-pingkal sampai sudut matanya berair. "Ngapain kalian disini?!" tiba-tiba sebuah suara menggema di telinga seluruh siswa yang sontak membuat semua siswa langsung berlarian masuk ke kelas masing-masing - Pak Babon, guru matematika peminatan yang killer setengah idup. Membuat kata matematika, memang menjadi sebuah momok dalam dunia persekolahan. Refleks, Edgar langsung menarik Elang yang masih terduduk masuk ke dalam kelas. ... Brakk... Elang langsung menutup pintu kelasnya sangat kuat, membuat siswa-siswi lain yang baru hendak melangkah keluar kelas langsung mengurungkan niatnya. "Siapa tadi yang ditemuin cewek yang mukul gue di depan kelas?" bentak Elang dengan tatapan marahnya. Seketika semua diam, dan menoleh kearah Olif. Edgar malah masih sibuk terpingkal-pingkal, melanjutkan tawanya yang tadi terpending karena kedatangan Babon sekolah di koridor mereka. Elang langsung mengerti tatapan anak kelas yang sekarang tertuju pada Olif. "Jadi elo Lif yang ditemuin cewek tadi?" tanyanya dingin. Untuk sekejap Olif terdiam, setelahnya langsung menjawab dengan terbata. "I-iya Lang. Dia tadi mau minjem buku paket," jawab Olif gugup. "Nama? Kelas?" tanya Elang dingin. "Adea Anara, X MIPA 2." 'Jadi murid baru hah? Belagu banget. Belum tau gue?!' batin Elang sembari meninggalkan kelas. "Bentar Lang!" teriak Olif. Seketika Elang menoleh. "Dia benci laki-laki. Terus ju-" belum sempat Olif menyelesaikan omongannya. "Juga pinter nyari terong gitu? Ga usah kasih tau gue, ga penting," kata Elang tak acuh, langsung melanjutkan langkahnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN