"Anak sahabat papa yang mana yang akan di jodohkan denganku? Bukankah sahabat papa itu banyak? Atau jangann-jangan ini hanya strategi papa dan mama agar aku cepat menikah?" Monolog Zara setelah berada di atas kasurnya. Zara mulai memikirkan rencana perjodohan yang utarakan ke dua orang tuanya itu.. Dia mulai bingung akan perasaanya apakah harus bahagia karena dapat menuruti permintaan kedua orang tuanya atau harus merasa sedih karena akan dijodohkan dengan orang yang tak dikenalnya. Malam itu pun menjadi malam yang terasa begitu panjang untuk Zara. Baru saja ia bertemu dengan cinta masa lalunya, kini ia akan berhadapan dengan jodoh di masa depannya. Dua hari telah berlalu, Zara yang menyibukkan dirinya dengan pekerjaan agar tidak memikirkan tentang perjodohannya dengan anak sahabat papan