BAB 44

1057 Kata
Setelah menghabiskan makan siang bersama, Aura dan Agry kembali ke agensi. Aura meminta Agry menurunkannya di pinggir jalan saja tidak di agensi karena tidak ingin di lihat oleh karyawan lain ataupun trainee lain namun Agry bersikeras untuk mengantarkan Aura sampai ke agensi, tentu saja Aura menolaknya ia tidak ingin ada kabar - kabar lain tentang dirinya yang tersebar dengan tidak benar. Namun Agry berkata jika ia memiliki akses ke parkiran khusus staff, sehingga di sana akan aman jadi Aura hanya perlu naik lift duluan saja baru Agry dan tentu saja Aura akhirnya menyetujui ucapan Agry daripada ia di turunkan di parkiran lobby depan bisa - bisa akan ada gosip baru tentangnya. Sudah cukup kejadian saat Ken mendatanginya dan kebetulan ada Agry dan benar saja bisik - bisik itu mengosipkan hubungan apa yang Aura miliki dengan mereka berdua, rasanya Aura benar - benar lelah harus menutup telinga dan pura - pura tidak mendengar apa yang orang lain katakan padanya. "Kita sudah sampai," ucap Agry, lalu ia mematikan mesin mobilnya ketika sudah mendapatkan tempat untuk memarkirkan mobilnya. Aura melepas sabuk pengamannya, ia kemudian mengambil paper bag yang ada di sebelahnya. Paper bag itu berisi gelang yang tadi ia sempat beli, lalu ia menyodorkannya pada Agry yang terlihat bingung. Aura sengaja memberikannya sekarang, ia tidak mungkin membawanya masuk ke dalam agensi karena bisa menjadi perhatian lebih banyak orang. "Apa ini?" tanya Agry tidak mengalihkan pandangannya dari Aura sedikitpun, ia menatap bingung paper bag yang di sodorkan oleh Aura. "Ambil ini, yang ini untuk bapak dan satu lagi untuk Ken. Anggap saja sebagai ucapan terima kasih," ucap Aura masih dengan tangan yang menyodorkan paper bag. Agry menatap Aura, "tidak perlu seperti ini," ucap Agry, ia juga merasa tidak enak karena Aura malah membelikannya sesuatu seperti ini padahal apa yang dilakukan oleh Agry selama ini hanyalah sebuah kebetulan, yang malah tidak sengaja mempertemukan ia dan Aura. Senyum di sudut bibir Aura menjadi tanda keikhlasannya, "tidak apa - apa, aku ikhlas pak. Aku harap bapak mau menerima ini," ucap Aura mengangkat paper bag di tangannya kembali. Mau bagaimana lagi, Agry sudah tidak bisa menolak karena Aura memberikannya denga tulus. Ia tidak pernah terpikir atau berharap akan mendapatkan balasan atau hadiah seperti ini, apa yang Agry pikirkan adalah membantu kenalan saja. Sama halnya seperti Agry yang membantu orang lain, tidak ada niat terselubung lain di balik itu. Agry mengangguk, "baiklah jika begitu terima kasih banyak," ucap Agry, ia menjadi merasa tidak enak karena Aura bukannya harus menghibur Aura ia malah mendapatkan hadiah dari Aura. "Bapak aku harus turun duluan karena hampir terlambat," ucap Aura, ia segera mengambil tasnya dan memegang gagang pintu mobil. Saat melirik jam tangannya Aura sadar jika ia hampir telat jika tidak buru - buru naik ke atas, setelah ini Aura memiliki penilaian pendukung ia tidak boleh terlambat karena akan menunjukkan profesionalitasnya. Aura ini melakukan semuanya dengan baik, ia tidak mau menyesal karena tidak berusaha semaksimal mungkin. "Aura sebentar," ucap Agry, lalu Aura menghentikan gerakannya dan menatap Agry bingung. Agry mengeluarkan sesuatu, "kamu pakai kartu ini," ucap Agry memberikan kartu akses untuk lift lain. Aura bingung, "lalu bapak?" tanya Aura bingung karena ia tidak mungkin meninggalkan Agry. "Tidak perlu dipikirkan, lagi pula ada pekerjaan di luar yang harus di selesaikan. Kamu bisa pergi duluan," ucap Agry dengan senyum ramahnya, jika saja orang lain melihat tentu saja tidak akan ada yang bisa menghindari pesona Agry. Kecuali Aura sendiri yang hatinya sudah tertutup, ia tidak memperdulikan dunia percintaan atau perasaan - perasaan lain. Ia terlalu lelah sekarang jika harus menjalani sebuah hubungan dengan seseorang, masa lalu benar - benar bisa merubah seseorang seperti Aura misalnya. Tangan Aura meraih kartu lift yang di sodorkan oleh Agry, ia kemudian keluar dari mobil setelah sebelumnya berpamitan. Mata Agry menatap Aura yang berjaaln cepat, ia terlihat agak terburu - buru sampai akhirnya Aura menghilang di balik lift yang membawanya. Mata Agry menatap paper bag yang di berikan oleh Aura, ia meraih paper bag yang Aura katakan tadi untuknya. Agry terdiam sejenak, ia ingin segera membuka paper bag itu karena penasaran namun ia juga merasa ragu. Tetapi, setelah berpikir beberapa saat akhirnya Agry memutuskan untuk membuka paper bag yang di berikan oleh Aura untuknya. Jemari Agry merogoh ke dalam paper bag, ia merasakan jemarinya menyentuk sesuatu. Ia melihat sebuah kotak di dalam paper bag itu, lalu mengeluarkannya dari dalam kotak setelahnya. "Apa ini," gumam Agry bingung namun juga penasaran. Agry memegang kotak itu, ia membuka pita yang menutupi kotak itu lalu membuka kota itu langsung. Hal pertama yang ia liat adalah sebuah kartu ucapan, Agry mengambil kartu ucapan itu setelahnya ia melihat sebuah gelang yang ada di balik kartu ucapan itu. Sebuah gelang yang terlihat simpel yang terbuat dari beberapa biji - bijian sepertinya, entahlah Agry juga tidak terlalu mengetahui mengenai itu. Selanjutnya Agry terpaku dengan kartu ucapan yang ada di sebelah tangannya, ia meletakkan kotak berisi gelang itu lalu membuka kartu ucapannya. Hal pertama yang Agry lihat adalah sebuah tulisan tangan yang terlihat rapi, bahkan ia jarang melihat tulisan tangan serapi itu kemudian Agry mulai membaca setiap kata yang terhubung menjadi kalimat itu. Terima kasih sudah menjadi orang baik, semoga semua kebaikan kembali kepada kamu. -Aura Agry terdiam sejenak membaca pesan yang di tulis oleh Aura, ia merasa jika dia sebenarnya tidak sebaik itu sampai - sampai bisa menerima hadiah seperti ini dari orang lain. Agry menghembuskan napasnya kasar, ia kemudian membuka kembali kotak berisi gelang itu mata Agry menatap gelang itu selama beberapa saat tanpa berkedip. "Terlihat bagus," ucap Agry ia lalu mengeluarkan gelang itu dari dalam kotaknya lalu memasangkannya di pergelangan tangan kirinya. Matanya kembali menatap gelang yang ada di pergelangan tangannya, Agry tidak menyangka jika gelang ini seakan cocok di pergelangan tangannya ia menyangka jika Aura memang pintar memilih sesuatu seperti ini. Agry menutup kembali kotak gelangnya tadi lalu meraih kembali paper bag, saat hendak memasukkan kembali kotak itu tangannya terhenti melihat sebuah kertas yang mirip warnanya dengan kertas yang di titipkan Aura untuk Ken tadi. Agry segera mengambil kertas itu, lalu memasukkan kotak gelang kembali ke dalam paper bag. Ia terdiam sejenak, kali ini ia lebih ragu jika kertas ini tidak sengaja terjatuh atau bagaimana. Agry meraih saku bajunya, kertas titipan Aura untuk Ken masih ada ternyata. Setelah berpikir beberapa saat, tangan Agry mulai membuka lipatan kertas itu. Sesuatu tertulis di sana, membuat Agry kemudian membacanya. Edelwish cafe, minggu jam 7 malam. -Aura
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN