Balas Budi

1000 Kata
“Saya tidak bercanda. Saya mau kamu membantu menyiapkan pernikahan Calvin dan Maya. Kamu mau menolak? Nggak ada balas budinya kamu sama anak saya Selena. Dia sudah membebaskan kamu dan kedua orang tua kamu yang miskin itu dari kemiskinan. Sekarang hanya mau meminta bantuan untuk menyiapkan pernikahan Maya dan Calvin kamu tidak mau. Calvin! Kamu nemu dia dimana sih dulu?” tanya Sarah menatap pada putranya. Calvin mendengar pertanyaan ibunya tersenyum, lalu dia tertawa kecil. “Itu Calvin dulu nemu dia di kafe Ma. Memang nggak tahu terima kasih dia ini. Sudah Calvin berikan dia kemewahan. Dia masih saja tidak mau membantu pernikahan ini.” Jawab Calvin menatap sinis pada Selena yang balik menatap dirinya dengan tatapan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Calvin pada dirinya. “Mas! Aku nggak akan bantu menyiapkan pernikahan kamu dan Maya. Kamu sudah besar dan tahu mana yang salah dan yang benar. Dan kamu seharusnya tahu, kalau aku tidak akan bisa membantu pernikahan suamiku sendiri dengan wanita lain! Sakit Mas!” Selena berucap dengan air mata yang pada akhirnya terjatuh juga. “Sakit apa? Hati? Cih! Cuman bantu pernikahan aku dan Maya, apa yang buat kamu sakit. Lagian kamu nggak usah drama Selena. Kamu sudah tahu akibatnya kalau kamu nggak nurutin apa yang aku mau. Aku bisa saja menghancurkan kamu sekarang!” ancam Calvin kembali, hal itu membuat Selena mengepalkan tangannya. Menatap pada Maya yang duduk dengan tenang meminum teh madu. Wanita itu belum menjadi istri Calvin. Dia sudah merebut segalanya, termasuk apa yang dilakukan oleh wanita itu dibenarkan oleh suaminya sekarang. “Mas, aku nggak bisa. Istri mana yang mau membantu pernikahan suaminya dengan wanita lain? Tidak akan ada yang mau Mas. AKU JUGA MENOLAK DIMADU!” ucap Selena berteriak di depan semuanya menatap nyalang pada Calvin. Calvin berjalan mendekati Selena. Lalu menarik tangan Selena menuju kamar Calvin yang ada di rumah ibunya. Masuk ke dalam kamar lalu mengunci pintu kamar. Calvin membawa Selena menuju kamar mandi. Selena menggeleng ketika Calvin mengisi bathtub sampai habis. Kini Selena sungguh takut sekali dengan apa yang akan dilakukan oleh suaminya pada dirinya sekarang. “Apa yang mau kamu lakukan Mas?” tanya Selena, akan berlari dari Calvin. Calvin kembali menarik tangan Selena. Tidak akan membiarkan Selena kabur darinya. “Kau akan tahu apa yang aku lakukan padamu!” ucap Calvin, memegang kepala Selena kasar lalu memasukkan kepala Selena ke dalam bathtub membuat Selena susah bernapas dan merontah untuk dilepaskan oleh Calvin. Calvin menarik kepala Selena kasar dan kembali mengelamkan. Selena susah bernapas dengan apa yang dilakukan oleh Calvin yang terus mengelamkan wajah Selena di dalam bathtub yang berisi air penuh. Calvin kembali menarik kepala Selena ke atas dan dia menghempaskan kepala Selena. Membuat kepala Selena terbentur dengan apa yang dilakukan oleh Calvin. “Ini akibatnya kalau kamu berani melawan pada diriku jalang! Kau sampai berteriak di depanku dann menatap tajam Maya. Aku tidak akan membiarkan kamu menyakiti Maya dengan kata-katamu yang tidak kotor itu!” hina Calvin, mencengkam rahang Selena. Kepala Selena sudah terasa pusing dan ingin muntah sekarang. “”Huek! Huek!” Selena muntah di baju Calvin membuat Calvin melotot dan melihat bajunya yang sudah terkena oleh muntahan Selena. “SETAN! Apa yang kau lakukan hah? Kau menghinaku dengan muntah di bajuku wanita sialan?” tanya Calvin menatap Selena penuh kemarahan. Selena menatap pada pakaian Calvin yang sudah penuh dengan muntah. Dia menatap Calvin dengan tatapan penuh rasa bersalahnya. Dia memang sudah pusing dan ingin muntah. “Mas … maaf. Aku tidak sengaja. Hisk! Biar aku bersihkan!” ucap Selena yang akan membersihkan pakaian Calvin. Calvin menepis tangan Selena. Lalu menyobek bajunya dan membuka celananya. Kini Calvin telanjang di depan Selena, membuat Selena menatap pada tubuh suaminya yang sangat kekar sekali. Membuat dia menelan salivanya kasar. Calvin sadar akan tatapan Selena pada dirinya. “Kenapa? Kau tergoda? Aku tidak akan menyentuh dirimu. Keluar! Aku tidak mau mandi dengan kau yang ada di dalamm kamar!” ucap Calvin mendorong Selena keluar dari dalam kamar. Selena menatap pada pintu kamar yang sudah terkunci, dengan dia yang menatap pada penampilannya yang berantakan sekarang. Selena menangis dan menatap pada perutnya yang masih rata. Selena mengusap perutnya. “Sayang, maafkan Mama ya sayang. Mama tidak bisa membuat Papa kamu menyayangi kamu. Dan malah dia mau menikah dengan wanita lain. Mama tidak mau kamu memanggil wanita lain dengan sebutan Mama juga nanti sayang,” isak Selena, menatap pada pintu kamar mandi yang terbuka. Di sana Calvin keluar dari dalam kamar mandi dengan memakai handuknya yang sebatas pinggang. Selena menatap sendu pada suaminya. “Mas, kamu jangan menikah dengan Maya, kamu enggak kasihan sama aku dan calon anak kita. Kami membutuhkan perhatian kamu. Kami ingin kamu hanya di sini bersama kami. Kami ingin-” “Berisik! Kau bisa diam tidak? Aku akan tetap akan menikah dengan Maya, apapun yang terjadi, aku akan tetap menikah dengan dia. Aku tidak akan mau melepaskan Maya—wanita yang sangat semourna sekali untuk dijadikan istri. Kau dan anak itu membutuhkanku? Aku akan sudah memberikan kalian tempat berteduh yang begitu mewah. Makanan yang enak. Semuanya aku beri. Apalagi yang kau mau?” tanya Calvin memakai pakaiannya. “Aku mau kamu Mas! Aku hanya mau kamu untuk melihat padaku dan anak ini. Aku enggak mau kamu menikah dengan Maya. Aku mohon … dengarkan permintaan aku ini Mas.” Selena menangkup tangannya di depan dadanya. Menatap pada Calvin, berharap Calvin akan mendengarkan permohonan darinya. Tidak menikah dengan Maya. Dan mengabaikan dirinya. Calvin mendengar itu berdecih. “Aku tidak akan mendengarkan apa yang kamu minta Selena! Jangan melunjak jadi wanita! Sudah untung aku ini masih mau menampung kamu. Ah! Aku hanya menampungmu sementara. Sampai anak itu lahir. Aku masih memiliki hati nurani bukan? Sebagai balas budi dari kebaikanku ini padamu, kau bantu menyiapkan pernikahanku dengan Maya. Oke?” ucap Calvin tertawa kecil. Calvin berjalan keluar dari dalam kamar meninggalkan Selena sendirian dengan keadaan yang sangat kacau. Kening yang bengkak. Mata yang memerah dan bengkak karena menangis. Dan pakaian yang basah. Sungguh memperihatinkan. Dan tidak ada yang mengasihani dirinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN