Bab 1
"Jadi kamu yang merekayasa semua ini? Kamu sengaja memfitnah Gayatri agar hubungan kami berakhir?"
Mahesa melempar beberapa foto yang ia dapat dari salah satu orang kepercayaan. Pria berusia dua puluh delapan tahun tersebut menatap nyalang sang istri yang wajahnya berubah pias.
Kenyataan yang Yasmin sembunyikan dua tahun lamanya akhirnya terbongkar tepat di hari anniversary pernikahan mereka.
"Mas ... dengarkan penjelasanku dulu."
"Tidak perlu." Mahesa menepis kasar tangan Yasmin yang memegangi lengannya. "Semuanya sudah jelas dan aku tidak butuh penjelasan apa pun darimu."
Mahesa mengusap kasar wajahnya. Pria tampan berbadan tegap tersebut menyesal mengapa baru menyelidiki kejadian dua tahun yang lalu. Ia dan Gayatri ternyata adalah korban kelicikan Yasmin. Karena wanita yang saat ini berstatus sebagai istrinya inilah, hubungannya dengan Gayatri harus berakhir menyakitkan.
Gayatri dan Yasmin adalah dua sahabat karib yang dulunya saling menyayangi. Keduanya tak jarang saling membantu jika salah satunya sedang berada dalam kesulitan. Bahkan, Gayatri yang memang pendatang dari kota lain, sering menginap di rumah Yasmin jika orang tua gadis itu sedang bepergian ke luar kota.
Mereka kuliah di universitas yang sama. Mahesa yang waktu itu menjadi kakak tingkat mereka, jatuh hati pada Gayatri yang terkenal cantik dan berprestasi.
Gayung bersambut. Cinta Mahesa ternyata tidak bertepuk sebelah tangan, sebab Gayatri memiliki perasaan yang sama. Keduanya menjalin hubungan hingga lulus kuliah. Mahesa dan Gayatri sudah merencanakan melanjutkan hubungan mereka ke tahap yang lebih serius, tetapi harus kandas ketika badai tiba-tiba datang memporak porandakan hubungan keduanya.
Yasmin, gadis cantik sahabat Gayatri, ternyata diam-diam menyukai Mahesa dan ingin memilikinya.
Karena cinta, Yasmin melupakan persahabatan mereka. Ia tega memfitnah Gayatri hingga Mahesa membenci gadis itu dan memutuskan hubungan keduanya.
Kini, Yasmin telah berhasil menjadikan Mahesa sebagai miliknya. Namun, ia lupa bahwa sesuatu yang didapat dengan cara yang salah tidak akan berakhir indah.
"Aku gak nyangka kamu bisa berbuat hina seperti itu, Yas. Kamu tega memfitnah sahabat yang sangat menyayangimu hanya karena obsesi ingin memilikiku." Mahesa menatap kecewa pada istirnya yang tergugu, menangisi kesalahannya di masa lalu.
"Apa kamu tidak mengingat bagaimana sayangnya Gayatri padamu? Dia sudah banyak berkorban untukmu, tapi ternyata balasanmu padanya sangat menyakitkan. Kamu--"
Mahesa tak kuasa meneruskan ucapan. Pria itu menghela napas panjang beberapa kali sebelum membuat keputusan yang seharusnya dari dulu ia lakukan.
"Aku akan menemui Gayatri dan meminta maaf padanya. Aku juga akan memintanya kembali karena aku masih sangat mencintainya."
"Maksud kamu apa, Mas?" Yasmin menatap tak percaya. Ketakutan mulai menyergap kala Mahesa nampak sangat serius dengan ucapannya barusan.
"Nanti juga kamu pasti tahu." Mahesa berdiri. Menatap berbagai hidangan di meja makan yang sama sekali tidak menggugah seleranya.
Yasmin memasak makanan kesukaan suaminya tersebut dengan harapan Mahesa bersedia makan malam bersamanya untuk merayakan Anniversary pernikahan mereka yang pertama. Namun, harapan Yasmin tidak akan terkabul, sebab Mahesa sama sekali tidak tertarik untuk melakukannya.
"Bersiaplah, Yasmin. Setelah aku berhasil membawa Gayatri kembali ke kota ini, kamu harus meminta maaf padanya. Kamu juga harus siap jika sampai Gayatri ingin memperkarakan masalah ini ke ranah hukum."
Mahesa meninggalkan istrinya yang mematung. Tujuannya saat ini adalah ke kampung halaman Gayatri untuk menemui gadis yang masih sangat dicintainya itu.
Mahesa tidak ingin kehilangan lagi belahan jiwanya. Ia berharap, Gayatri masih sendiri agar mereka bisa kembali merajut kasih yang pernah terputus akibat ulah licik istrinya.
Sementara Yasmin tergugu di tempatnya berdiri. Kebohongannya di masa lalu telah terbongkar. Mahesa pasti sangat membencinya setelah pria itu tahu Gayatri tidak pernah berkhianat.
Semuanya karena ulahnya. Namun, Yasmin tidak pernah merasa menyesal sebab Mahesa memang lebih pantas menjadi suaminya.
******
"Mas Hesa?"
Gayatri tidak bisa menyembunyikan raut terkejut saat mantan kekasihnya sudah berdiri di depan pintu rumahnya.
"Apa kabar, Tri?" Suara Mahesa sedikit bergetar. Ia sangat merindukan gadis cantik di depannya.
"Mau apa Mas Hesa ke sini? Belum puaskah Mas mencaci dan menghinaku?" Gayatri memalingkan wajah. Menyembunyikan air mata yang siap tumpah.
Sungguh, Gayatri masih mencintai pria di depannya, meski sang pria pernah menyakitinya begitu dalam. Bukan hanya menghina, Mahesa bahkan menikahi sahabatnya setelah pria itu memutuskan hubungan mereka.
Gayatri memilih kembali ke kampung halaman sebab tidak kuat menyaksikan kebahagiaan mantan kekasih dan sahabatnya. Gadis berusia dua puluh lima tahun tersebut menyibukkan diri dengan membantu usaha sang Ayah yang membuka toko kelontong di rumah mereka.
Usaha Gayatri melupakan Mahesa yang nyaris berhasil, kini berakhir sia-sia sebab pria itu malah datang menemuinya.
"Bisa kita bicara? Ada hal penting yang ingin Mas sampaikan padamu."
"Bicara apalagi? Kita sudah selesai, Mas. Tidak ada yang harus dibicarakan!" Gayatri menolak keras permintaan Mahesa.
"Sebentar saja. Ini sangat penting."
"Aku--"
"Ini tentang kejadian dua tahun lalu, Tri. Kamu pun pasti terkejut setelah mengetahui kenyataan yang sebenarnya."
Gayatri terdiam sejenak. Gadis itu menimang apakah harus memberi kesempatan pada Mahesa untuk berbicara atau tidak.
"Tri, Mas mohon." Mahesa memelas.
"Baiklah." Gayatri akhirnya mengizinkan. "Silakan masuk, kita bicara di dalam."
*****
Yasmin menangis dalam pelukan mamanya. Ia sungguh ketakutan jika sampai apa yang Mahesa ucapkan benar-benar pria itu lakukan.
Membawa Gayatri dan kembali pada mantan sahabatnya itu, sama saja dengan menyingkirkan Yasmin dari kehidupan Mahesa. Usahanya untuk mendapatkan cinta Mahesa yang sampai saat ini belum berhasil, sepertinya akan kandas di tengah jalan. Yasmin harus siap saat Gayatri kembali mengambil miliknya.
"Aku takut, Ma. Mas Hesa pasti akan menceraikanku." Isakan Yasmin makin nyaring.
Utami mengelus rambut Yasmin. Wanita berusia empat puluh sembilan tahun tersebut ikut merasakan ketakutan sang putri.
"Mama sudah seringkali mengingatkanmu bahwa apa yang kamu lakukan itu salah. Tapi kamu tidak pernah mau mendengarkan nasehat Mama." Utami menghela napas panjang. "Apa pun keputusan Mahesa nanti, kamu harus siap, Nak. Mama hanya bisa membantu kamu sebisa Mama, tapi balik lagi, keputusan ada di tangan Mahesa."
Yasmin menggeleng keras. Ia tidak ingin mengalah begitu saja setelah terlalu banyak yang ia korbankan demi mendapatkan Mahesa, termasuk persahabatannya dengan Gayatri.
"Aku tetap akan mempertahankan pernikahan ini. Mas Hesa sudah menjadi milikku dan sampai kapanpun, akan tetap seperti itu."
Utami hanya bisa menggeleng lemah. Yasmin dan sikap keras kepalanya memang sangat sulit untuk diubah.
Deru mesin mobil terdengar memasuki halaman rumah. Yasmin lekas berdiri untuk menyambut kedatangan suaminya yang tidak pulang sejak semalam.
Langkah wanita berusia dua puluh lima tahun tersebut begitu bersemangat. Yasmin bertekad untuk meminta maaf pada Mahesa dan berjanji akan memperbaiki semuanya.
Namun, langkah itu perlahan memelan saat suaminya lebih dulu memasuki rumah. Tidak sendirian, sebab seorang wanita ikut berjalan di sampingnya.
"Gayatri ...."
Yasmin bergumam lirih.
"Apa kabar, Yas?" Gayatri mengulas senyum manis, tetapi seperti ejekan di mata Yasmin.
"Sudah siap berbagi denganku lagi seperti dulu?"
🍁🍁🍁🍁🍁🍁