Menjauhlah Jal4ng Dari Calon Suamiku

1048 Kata
"Sakit! Nona Melisa kenapa Anda jadi kasar? Dia itu juga suamiku," jawab Gisella dia merintih kesakitan karena rambutnya ditarik paksa oleh Melisa. "Apa kamu tidak tahu malu. Sudah merebut Roger dan sekarang kamu mau memilikinya sepenuhnya. Menjauhlah Jalang dari calon suamiku. Kalau tidak aku bunuh kamu." Melisa saat itu begitu marah dan dia mencekik Gisella. "Sakit! Ampun... kenapa kamu begitu kejam? Kita ini sesama wanita?" "Jangan pernah bersaikg denganku J4lang. Wanita rendahan seperti kamu hanya mengincar harta Roger saja. Dia itu milikku dan aku tak akan pernah membiarkan kamu dicintai olehnya." "Lepaskan aku! Ah...Roger, tolong aku," teriaknya lalu dia pingsan saat itu juga. "J4lang yang lemah. Baru segini saja dia sudah pingsan. Berani berebut suami denganku. Hanya aku yang diakui oleh Kakek Ganesa kamu hanya istri gelap calon suamiku." Melisa membiarkan Gisella tergeletak di lantai kamar karena pingsan lalu dia melangkahkan kakinya ke luar dari kamar tersebut tapi ternyata Roger datang. Melisa kaget kalau Roger datang karena mendengarkan teriakan dari Gisella. "Apa yang kamu lakukan pada budakku? Berani sekali kamu menganiaya dia?" Roger mendekati Melisa dan dia langsung mencengkram erat leher gadis cantik ini. "Ah... sakit! Jika kamu tidak melepaskan aku, maka aku akan melaporkan pada Kakek. Kamu berniat membunuhku demi wanita J4lang ini." dia kesakitan karena kemarahan Roger. "Dasar wanita tukang ngadu. Pergi kamu dari kamar ini. Sudah aku bilang, jangan pernah ikut campur urusanku meskipun kita akan menikah. Apa kamu mengerti apa yang aku katakan?" "Aku tidak akan menyakiti dia lagi." Melisa ke luar dari kamar Gisella dengan keadaan menangis karena hatinya sakit Roger membela wanita J4lang ini. "Gisella, apakah kamu hanya mantan Tuan Putri yang manja? Kamu sama dia itu seumuran apa tidak bisa kamu tidak ditindas oleh Melisa. Pintar dan cantik doang tapi bodoh menghadapi orang. Melisa memang pemenang sabung hitam taekwondo jadi jelas saja kamu kalah." Roger mengendong Gisella ke tempat tidurnya. Dia tidak sangka dia peduli dengan wanita ini. Padahal dia biasanya yang ada di dalam dirinya hanya ada dendam. Roger menjaga Gisella sampai dia sadar dari pingsannya. Sekarang Gisella baru membuka kedua matanya dan dia kaget karena Roger memegang tangannya dan ada di sampingnya. "Roger, kenapa kamu di sini?" "Kalau aku tidak di sini, kamu akan mati dibunuh Melisa. Dia itu pintar takewondo dan kamu hanya wanita lemah. Apa kamu tidak bisa menghindari konflik dengan dia?" "Dia yang datang ke kamarku dan mengatakan kalau aku ini J4lang rendahan yang tidak pantas berebut suami dengannya. Dia bilang aku harus menjauhi kamu yang calon suaminya." "Dia itu pencemburu sejak dari dulu. Dia memang calon istriku dan hanya dia yang akan diakui Kakek. Jadi kamu sebisa mungkin jangan membuat dia marah karena dia masih lebih tidak seperti kamu." "Aku tahu, aku akan menjauh dari Melisa." Gisella sedih karena dia tahu Roger melindungi Melisa dan membelanya karena hanya gadis itu yang disukai oleh Kakeknya. Sedangkan Melisa berlari ke kamarnya dan dia begitu marah. Fia membanting beberapa benda yang ada di kamarnya. "J4lang sialan! Roger kenapa bisa kamu membela wanita seperti dia? Aku yang calon istri kamu dan hanya aku yang berhak memiliki kamu." Melisa terlihat begitu marah karena tempramental ya yang keras dia tidak akan pernah mau mengalah dengan sesuatu yang diinginkannya. "Ah.... Gisella, aku akan pastikan kamu diceraikan Roger. Sekarang aku harus berdamai dengan keadaan karena aku belum menikah dengan Roger." dia sedang merencanakan sesuatu agar Roger lebih memilih dia. Roger tahu Melisa akan begitu marah karena dia sudah kenal gadis ini sejak 6 tahun yang lalu. Dia sering ke rumah besar Ganesa bersama Kakeknya karena dia cucu kesayangan teman Kakeknya. Pria ini pergi ke kamar Melisa dan dia melihat gadis cantik ini sudah membanting beberapa benda di kamarnya. "Apa kamu marah?" tanya Roger yang baru saja masuk ke kamarnya. "Aku marah karena kamu membela wanita j4lang yang akan merebut calon suamiku. Kamu itu calon suamiku Roger, aku sangat mencintai kamu." "Maaf! Aku tidak ingin kamu marah lagi. Jadilah gadis baik karena kita akan menikah dua bulan lagi. Aku tidak mau kamu menurunkan harga diri kamu dengan hanya berbuat jahat ke wanita rendahan itu. Dia itu hanya pemuas ranjangku saja." Roger mencoba menghibur Melisa agar dia tidak melaporkan kejadian ini pada Kakeknya karena yang dalam keadaan bahaya pastinya Gisellaa. Sang Kakek seorang pria tua yang berhati dingin. Dia tidak akan pernah membiarkan seorang yang dia benci membuat Melisa sedih. "Roger, maaf karena aku salah. Aku tidak akan ganggu istri gelap kamu. Aku akan jauhi dia karena aku tidak mau membuat kamu benci sama aku." Melisa memeluk Roger. Gisella yang sudah sadar dari pingsannya, dia masuk ke kamar Melisa. Dia ingin minta maaf karena dia tidak mau Melisa memusuhi dirinya. Saat di masuk ke kamar Melisa, dia melihat Roger memeluk mesra gadis cantik ini. Hatinya sakit karena cemburu tapi dia ke sini hanya untuk minta maaf saja. "Maaf aku menganggu kamu dan calon istri kamu Roger. Nona Melisa aku minta maaf, aku tidak akan pernah merebut Roger dari kamu karena aku hanya b***k ranjang dia, meksipun aku menikah dengan dia lebih dulu." Gisella langsung minta maaf pada Melisa juga. "Aku tidak sangka, kamu minta maaf padaku dengan sendirinya. Harusnga kamu sadar seperti ini dari tadi. Pergilah! Aku sudah memaafkan kamu. Lagi pula aku tidak akan pernah berantem dengan kamu lagi mulai sekarang," jawab Melisa. "Terimah kasih Nona. Anda sangat baik." Gisella ke luar dari kamar Melisa dia berlari ke lantai pertama menuruni anak tangga dan dia ke luar dari villa Roger ke halaman depan. Dia melihat halaman depan sepi dan dia menangis duduk di teras villa. Dia bersandar di tiang yang ada di teras villa dan menangis seorang diri. "Apa aku hanya wanita j4lang sekarang di mata semua orang? Roger, kamu tidak pernah memberitahukan semua orang kalua kita menikah kontrak. Aku tahu aku hanya wanita penghangat ranjang kamu tapi hatiku sakit, aku cemburu saat kamu bersama dia." dia hanya menangis seorang diri sedangkan sekarang harusnya sudah makan malam. Pembantu di villa pribadi Roger sudah menyiapkan makan malam karena masakan harus sesuai dengan kesukaan Melisa. Roger tidak melihat Gisella di kamarnya dan dia mencari sampai ke teras rumah. Dia minat Gisella menangis dan berbicara seorang diri. "Kamu harus sadar, J4lang rendahan tidak akan pernah mendapatkan cintaku. Jadi kamu jangan berharap lebih dengan pernikahan kontrak ini." Roger tiba-tiba muncul di hadapan Gisella dan mengatakan hal yang sangat menyakiti hati wanita cantik yang sedang menangis pilu seorang diri.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN