Anne Pov. Oh aku sekarat. Dua pria ini adalah bencana yang berwujud pria tampan. Sesuatu yang aku asosiasikan sebagai candu. Mereka dengan gigih mencoba mendapatkan sesuatu dari diriku. Yang bearti aku harus rela melepas keperawananku jika menuruti mereka. Kini aku benar-benar mengharapkan keajaiban. Setidaknya aku berharap otakku mendapatkan keajaiban untuk mengingkirkan dua lintah yang sedang menghisap kulitku. Menghimpit di sofa dan memposisikan diri mereka diantara tubuhku. Kami benar-benar menjadi sandwich, dan akulah isi sandwich itu. "Ka-kalian berhenti..." aku berjuang di sela-sela nafas ku yang terengah-engah. Juga berjuang agar aku tetap fokus agar tidak terlena. "Kami tidak akan berhenti," jawab Willy main-main. Nafasnya yang hangat menimpa kulitku. Dia justru mengigitku