Syafiq kembali ke rumah sakit dengan luka lebam di wajahnya, semua yang melihatnya hanya menatap heran. Ia membuka pintu ruangan di mana Syarana-Kakaknya dirawat. Dokter yang menangani sang Kakak masih setia berada di kursi samping kasur. "Loh? Muka kamu kenapa?" tanya Dokter. Syafiq memegang rahangnya yang sedikit nyeri, "Gak papa dok," ungkap Syafiq. Dokter tersebut hanya menatap curiga, ia lalu berdiri dan mempersilahkan Syafiq untuk duduk. "Gimana dok keadaannya?" tanya Syafiq. Raut wajah Dokter tertunduk lesu, membuat Syafiq mengerti keadaan sang Kakak sedang tidak baik-baik saja. "Kita lihat besok ya, semoga besok Kakakmu sudah sadar." Syafiq menatap nanar sambil memegang tangan sang Kakak. "Apa setidaknya kamu balik ke rumah dan mengganti pakaian mu?" tanya Dokter. Syafiq hanya