7. Hukuman

2009 Kata
Syafiq menatap kedua teman, dengan menaikkan kedua alisnya seolah bertanya. Mata nya yang terus menatap kepergian raina yang meninggalkan area kantin. "Wah ngambek tuh kaya nya" ucap adi "Makin susah aja dah lu dapetin dia" ucap aimar "Kata-kata gue ada yang salah ya?" Syafiq seolah memikirkan apa yang salah dari perkataan nya. "Kaya nya si dia denger pas lu ngomong amit-amit" Aimar meminum minuman yang kini tinggal sedikit, syafiq mendadak diam seolah merasa bersalah sedangkan kedua teman nya saling menatap "kenapa? Ngerasa bersalah?" Ucap adi, aimar hanya tersenyum miring melihat sahabatnya sepertinya sedikit lagi akan bertobat. "Ngerasa gak enak aja gue" Aimar lalu melotot tak percaya "what! Seorang syafiq gak enakan? Wah pertanda apa nih" syafiq memandang jengah ke arah aimat. "Pertanda cinta" ucap adi, tak lama mereka berdua lalu tertawa terbahak-bahak, sedangkan syafiq masih fokus memikirkan caranya meminta maaf. "Lu berdua kenapa gak ngasih tahu si kalo ada raina" ucap syafiq "Lah mana gue tahu, kan gue fokus denger lu" ucap adi yang jelas tak mau di salahkan, namun itu nyata nya "nah bener tuh" Aimar membenarkan perkataan dari adi. Bell masuk berdering, syafiq dkk meninggalkan area kantin begitu juga dengan siswa-siswi lainnya. Berjalan melewati koridor kelas, dan yang terutama ia melewati kelas dari raina sosok yang akan menjadi targetnya kali ini. Mata mereka bertatap hanya beberapa detik, namun debaran jantung yang terus berpacu walau sudah melewati kelasnya "jantung gue" Batin syafiq , adi dan aimar yang melihat syafiq memegang d**a nya langsung menatap keheranan. "Kenapa fiq? Lu sakit?" Syafiq tak menggubris, membuat aimar mengerutkan keningnya dan menatap ke arah adi yang hanya menghendikkan bahunya. "Eh!" Syafiq terlonjak kaget karena tepukan di bahu nya "Anjir lu bikin kaget" "Lu nya aja melamun, kesambet setan kelas raina lu?" Ucap adi "Eh bukan setan, tapi kesambet raina nya" Aimar kembali meledek, syafiq hanya tersenyum simpul lalu menjitakkan kedua teman nya "kebiasaan banget dah" ucap adi Syafiq berlari sebelum kedua temannya menjitaknya kembali, tertawa terbahak membuat yang masih berada di koridor kelas terpana jelas itu menambah kesan tampan di wajah nya syafiq. Astafirullahhh kalo kaya gini gue bisa selingkuh Manis banget Yaallah syafiq kenapa ganteng banget si Ketawa nya nular, ganteng nya bikin nagih Yaallah ketawa nya ngajak berumah tangga Syafiqq jangan ketawa terus nanti gue jatuh cinta Ka syafiq ko bisa ganteng si Ka mamah nya ngidam apa, udah ganteng bikin jatuh cinta pula Gila syafiq makin ganteng kalo ketawa Prince sesungguhnya ini mah "Syafiq! Aw.." bruk! Aimar belum sempat menyelesaikan perkataan nya sudah melihat syafiq yang menubruk seseorang, yang mereka yakini guru BK yang sering mengincar mereka bertiga. "Awwwkh! gimana si lu jal..." Ucapan syafiq terhenti ketika melihat siapa yang di tubruknya, dengan mata yang melotot sedikit meringis karena ia jatuh ke lantai "Apa kamu" ucapnya "Eh masyaallah pak, maaf ya pak gak sengaja" ucap syafiq sambil menyengir, namun tanpa perintah pak Rit menjewer telinga syafiq "Aww pak sakit, kan saya sudah minta maaf" Pak rit membawa syafiq ke ruangan BK dengan kuping yang masih di jewer, tentu membuat ia menjadi bahan tontonan di setiap kelas yang ia lewati. "Duduk!" Ucap pak Rit ketika telah sampai di ruang BK,  ia juga melepas jeweran di telinga syafiq. "Sakit tahu pak" ucap syafiq mengeluh, ia juga sedikit meringis karena telinga nya yang memerah karena jeweran "Salah sendiri kamu berkeliaran, berlari di saat jam pelajaran sudah mulai" ucap pak Rit "Kan saya mau ke kelas pak, itu masih banyak yang di luar ko cuman saya" ucap syafiq memprotes. "Dan cuman kamu yang berlari sampai menubruk saya" Syafiq diam, karena itu kenyataan nya "tapi kan pak.." "Tapi kan tapi kan, bisa nya tapi kan terus kamu" "Mereka juga di luar pasti gara-gara mau melihat kamu" ucap pak Rit "Maklum pak, resiko orang ganteng" Syafiq dengan pede nya, membuat pak "Pede banget kamu" ucap pak Rit "Berdiri di lapangan" Syafiq melotot karena tak percaya "yaellah pak masa berdiri lagi, capek kan" ucap syafiq, hellan nafas kasarnya seolah ia sungguh capek di hukum berdiri terus "Lama-lama betis gue copot berdiri terus" gumamnya pelan. "Oh yasudah, bersihkan toilet" ucap pak rit, membuat syafiq kaget atas hukuman nya. "Males pak, yang lain kek, nemenin bapak ngopi gitu contoh nya" ucap syafiq, pak rit di buat geleng kepala. Tak lama pak Rit mengeluarkan penggaris rotan nya dan memukul pelan telapak tangan nya sambil menatap ke arah syafiq "jadi mau hukuman apa selan bersihkan toilet?" Ucap pak Rit Perlakuan nya membuat syafiq melotot, dan berdiri seketika "BAIK PAK SAYA LAKSANAKAN. LAIN KALI SAJA KITA NGOPI NYA" Syafiq lalu berlari keluar dan menutup pintu ruangan BK membuat pak Rit tersenyum geli. "Astaga untung p****t gue lolos dari rotan sialan itu" syafiq mengatur nafas nya kembali. Syafiq berjalan ke arah toilet yang ternyata sudah ada kedua teman nya didepan toilet "Fiq gimana? Berdiri lagi?" Ucap adi "Jaga didepan toilet jangan ada yang masuk, gue mau bersihin" syafiq lalu masuk kedalam toilet Pria tentunya, yang membuat adi dan aimar saling menatap satu sama lain "Haha seriusan" ucap aimar, tak lama adi ikut tertawa syafiq yang mendengar mereka menertawai dirinya langsung kembali kedepan. "Berisik" ucap syafiq, setelah berhasil menyumpal mulut kedua teman nya dengan lap yang masih bersih "syafiq!" Ucap mereka berdua barengan, setekah berhasil melepas sumpalan di mulut nya. "Bersihin yang bener" ucap aimar, lalu melempar dua kain yang tadi di sumpalkan ke mulut ia dan adi. Syafiq hanya mendengus kesal. "Siake lu" Tak berfikir panjang, syafiq membersihkan toilet tersebut sebandel apapun ia kalo itu hukuman untuk dirinya ia harus melaksanakan nya, tanggung jawab itu perlu menurut syafiq. Sedangkan di sisi lain, adi dan aimar benar-benar melarang siapapun untuk masuk ke toilet. Dengan alesan bermacam-macam. "Toilet nya rusak, lagi di benerin" "Ada macan di dalem" "t*i nya pada berceceran, lagi di bersihin" "Ada kecoa banyak banget, gue aja geli mending kencing di pohon aja sana" "Lagi full tank di dalem" "Lagi ada cobra" "Udah belom lu" ucap adi berteriak, pasalnya ia sudah tak ada alesan lagi jika ada siswa yang ingin ke toilet, mereka seolah sudah kehabisan ide Tak lama syafiq keluar, dengan keringat yang mengucur di wajahnya, dengan nafas yang tersenggal seolah sedang lari maraton "capek banget anjim" syafiq mengeluh Adi, aimar tertawa melihat syafiq yang basah kuyup karena keringatnya "astagaaa abang syafiq kenapaa" Ucap aimar dengan nada yang meledek, syafiq mendengus kesal ke arah aimar. "Gue sumpel lagi mau?" Ucap syafiq sambil memperlihatkan kedua lap yang kini sudah basah dan kotor "eh enggak enggak! Bercanda" ucap aimar. Satu jam lagi bell pulang sekolah akan berbunyi, syafiq Berjalan ke arah kelasnya dengan baju yang sedikit kuyup karena keringat, tenang saja ia tak berbau. "Syafiq, adi , aimar darimana kalian?" Ucap sang Guru "Saya di hukum bu, baru kelar bersihin toilet" Sang guru memperhatikan dari atas kebawah, penampilan nya menyatakan kalo ia tak berbohong. "Kalo kalian?" "Kalo kita habis nemenin syafiq bu ngjalanin hukuman, kata pak Rit biar gak lari dari hukuman, kan ibu tahu syafiq kaya gimana" ucap aimar, syafiq yang mendengar pernyataan aimar langsung menatap tak percaya "nah bener bu, perintah pak rit" "Oh yaudah kalo gitu, silahkan duduk" ucap sang Guru, adi dan aimar lalu melakukan tos ketika sudah melewati sang guru seolah sudah berhasil dari pertanyaan. Pelajaran berlangsung, namun syafiq hanya menidurkan kepalanya di atas tangan nya. "Im berapa menit lagi?" Ucap syafiq, aimar yang mengerti langsung melirik jam tangan nya "lima menit lagi" ucapnya berbisik, syafiq hanya mengangguk. Tak lama, jam pulang sekolah berbunyi sang Guru meninggalkan kelas ketika sudah berpamitan. "Astaga pegel banget pinggang gue, serasa encok" ucap syafiq, ia beridri lalu merenggangkan otot di sekitar pinggang nya. "Ah payah lu masih muda juga" ucap adi "Iya payah lu, kita aja biasa aja ya di" ucap aimar, tak lama kepalanya mendapat jitakkan jitu dari syafiq "ya jelas lu biasaj aja, kan gue yang gosrek toilet" ucap syafiq, sedangkan aimar hanya tertawa, begitu juga dengan adi. Mereka berjalan hingga ke parkiran, menaikin motor masing-masing. Mereka memberi membunyikan klakson seolah memberi salam perpisahan di gerbang sekolah. Syafiq melanjutkan perjalanan nya dengan kecepatan standar, dengan airpods yang setia di telinga nya, dan lagu yang memutar menemani perjalanan nya. Sedangkan di sisi lain, raina yang sedang berjalan menyusuri jalan di kaget kan dengan segerombolan siswa-siswa dari sekolah lain. "Hai, boleh kenalan" raina menepis salah satu cowok tersebut yang mencoba menyentuh dagu nya "loh ko sombong" ucapnya "Eh ini anak gemilang ndre" ucap cowok 2, ketika melihat nama SMA GEMILANG tertera di baju lengan kanan raina. "Wah kebetluan banget" ucap cowok 1 yang tadi dipanggil dengan ndre. "Misi!" Raina kini mulai risih, ia kembali berjalan namun tangan nya di tahan "eits mau kemana?" Ucapnya, sedangkan yang lain hanya tertawa dan tersenyum simpul mengarah ketemen nya. Raiba terus memberontak, dengan memaksakan lepas dari cengkraman nya. "WOY BANCI! LEPASIN DIA!" semua yang berada disana mencari ke arah sumber suara, sosok cowok bermotor ninja merah, dengan helm Full face yang menutupi wajahnya. "Syafiq" ucap raina berbisik, ketika cowok tersebut membuka helm full facenya. "Wah syafiq, kita bertemu lagi" ucap cowok 1 dengan wajah tengilnya mengarah ke syafiq, sedangkan syafiq hanya tersenyum simpul "udah lama gak liat wajah banci lu, andre" syafiq tersenyum menyeringai, membuat andre mengepalkan tangan nya. "b******k!" Umpat andre "Gak dimana-mana, kita ribut pasti gara-gara kebancian lu" ucap syafiq, ia menaruh helm full face nya, lalu melangkah mendekati andre. Teman-teman andre berdiri, dan menghadap ke arah syafiq membuat syafiq semakin jijik dengan kebancian andre. Baku hantam antara syafiq dan beberapa teman andre tak terhindarkan, tak adil memang namun mau diapakan lagi. Bugh! Bugh! Dak! Bugh! "Syafiq belakang lu!" Syafiq lalu memutar untuk menendang, dengan wajah yang babak belur syafiq menang atas keributan yang terjadi "b******k lu!" Andre lalu mendorong raina, hingga terjatuh di aspak membuat syafiq semakin geram. Andre berlari untuk menendang syafiq, namun sayang syafiq dapat menghindar. Bugh! Satu pukulan kencang mendarat di pipi andre "b*****t! Beraninya sama cewek! Lu terima nih" Syafiq benar-benar seperti kerasukan ketika memukuli andre yang sudah terkapar di aspal. "Fiq udah!" Raina kini menangis melihat syafiq yang hampir saja membunuh orang "PERGI LU! SEKALI LAGI LU GANGGU DIA ATAU ANAK GEMILANG, ABIS LU SAMA GUE!" setelah mendapat bentakan dari syafiq, mereka semua membangunkan diri dengan ringisan kesakitan. Tak lama mereka pergi! "Lu gak papa?" Ucap syafiq, ia melihat dari atas sampai bawah untuk memastika raina baik-baik saja "Lu babak belur fiq" kini raina yang melihat wajah syafiq yang penuh dengan lebam, dan darah yang terjun bebas dari pelipis dan sudut bibir nya. "Gue gak papa ko" ucap syafiq sambil tersenyum, tiba-tiba raina memeluk syafiq yang membuat syafiq benar-benar terdiam , sebelum ia membalas pelukkan nya riana melepas pelukan nya "eh maaf" ucap raina, syafiq hanya tersenyum dan mengangguk. "Gue anter" ucap syafiq "Eh.." perkataan raina terhenti, ketika melihat syafiq yang sudah jalan ke arah motornya. Raina hanya mendengus pasrah. "Ayuk naik" "Gak usah fiq" ucap raina "Gak ada penolakan, gue anter atau gue ikutin" Raina melotot tak percaya dengan penawaran yang syafiq tawarkan "Apa bedanya kalo kek gitu" raina memutar bola matanya dengan malas menatap ke arah syafiq, sedangkan syafiq hanya tersenyum miring melihat raina yang terus mengoceh sambil memanyunkan bibirnya. "Jadi gimana? Mau gue anter?" Tanpa berkata "awshh" syafiq sedikit meringis ketika raina menaiki motornya dengan memegang bahu nya, untung saja ringisan tersebut pelan. "Pegangan" ucap syafiq "Enggak mau" ucap raina jutek. "Kalo lu jatuh bukan tanggung jawab gue ya" syafiq menggeber motornya, dan membuat raina akhirnya memeluknya "nah gitu dong" Syafiq tersenyum kemenangan, membuat raina ingin sekali memukulnya kalo saja tidak untuk keselamatan dirinya. Namun tak bisa di bohongi, jantung mereka berdetak seolah ber-irama raina yang tersenyum menatap punggung syafiq, sedangkan syafiq yang tersenyum dengan sesekali menatap tangan raina yang melingkar di pinggang nya. Langit yang cerah seolah merestui mereka yang bahagia satu sama lain namun tak mau di ungkapkan. "Fiq" "Hah" "Makasih ya" ucap raina, ia mengucap terimakasih dengan tulus. "Untuk?" Ucap syafiq, untung saja jalanan sepi jadi tak harus membuat syafiq budeg untuk mendengarkan perkataan raina. "Yang tadi" ucap raina "Gak gratis" ucap syafiq, membuat raina reflek mencubit pinggang syafiq "awwwkkh sakit rain" "Eh sakit ya, maaf ya. Abis lu ngeselin" ucap raina "Terus imbalan nya apa?" Lanjut raina, syafiq tersenyum simpul seolah otak jahilnya mulai bekerja. "Besok aja di sekolahan" ucap syafiq, membuat raina cemberut. "Perasaan gue gak enak nih" batin raina, ia memikirkan apa imbalan yang akan di minta syafiq, ia berdoa semoga tidak hal yang aneh-aneh. Tak lama, setelah di beri tahu jalan kerumahnya, syafiq telah sampai di rumah raina. "Makasih ya" ucap raina, ia mengucapkan sekali lagi atas kebaikan syafiq. "Iya rain" "Lu udah dua kali bilang makasih loh" ucap syafiq. "Eh gak mau di obatin dulu?" Ucap raina "Enggak usah, dirumah aja" ucap syafiq "Gue duluan ya" syafiq lalu melajukan motornya, meninggalkan raina di halaman rumah nya yang masih menatap kepergian syafiq, sekali lagi ia tersenyum manis.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN