Bab 32

2220 Kata

Meisya memeluk tubuh Hening, bahu wanita itu naik turun karena isak tangisnya, memang telah begitu lama waktu berlalu tetapi rasa sakit itu masih jelas terasa di hatinya. Sementara yang Meisya lakukan hanya membelai bahu Hening, berusaha mengerti meski luka itu terlalu menyakitkan walau hanya untuk sekedar dia bayangkan. Meisya menghela napas pelan, beberapa kali dirinya pernah bertemu dengan orang tua Naka, memang pasangan suami istri itu terlihat angkuh dengan segala kehormatan yang mereka miliki tetapi tetap saja rasanya sulit ia percaya jika Pak Heru bisa melakukan kejahatan seperti itu jika saja ia tidak melihat seperti apa terlukanya Hening bahkan hanya untuk sekedar bercerita. Ternyata kehormatan yang lelaki itu tunjukan menyimpan sebuah kebusukan, Meisya tidak bisa membayangkan a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN