Setelah bertemu dengan Sela, Evan kemudian pergi menemui Dinda. Evan menjemput Dinda di rumah sakit dan mengajaknya makan di restoran. Ketika berada didalam mobil, Dinda mencium wangi yang tidak biasa dari tubuh Evan. Dinda pun menanyakan apakah Evan menggunakan parfum baru.
“Beb, kamu kok wangi banget sih?” tanya Dinda pada Evan yang sedang menyetir.
“Biasanya juga gitu kan beb,” ucap Evan sembari menyetir.
“Iya sih tapi hari ini kamu wanginya beda,” ucap Dinda.
“Perasaan kamu aja kali,” ucap Evan.
Dinda mencium baju Evan sekali lagi dan mendapati bahwa aroma parfumnya sangat khas, “Baju kok bau parfum pramugari sih.”
“Mungkin karena tadi Sela meluk aku kali ya terus parfum yang ada di bajunya jadi nempel di baju aku,” batin Evan.
“Bener beb. Kamu habis ngapain?” tanya Dinda.
“Pertanyaan kamu ambigu banget sih beb,” ucap Evan.
“Habisnya gak biasanya kamu wanginya kayak gini,” ucap Dinda.
“Kemarin ada pramugari yang nawarin parfum terus aku beli deh. Sekali-kali kan hehehe,” ucap Evan.
“Oh gituu.. Kirain,” ucap Dinda.
“Kirain apaan?” tanya Evan.
“Gak apa-apa. Cuma mengira-ngira aja,” ucap Dinda.
Setelah di perjalanan, akhirnya Dinda dan Evan sampai di restoran. Evan mengajak Dinda makan di restoran miliknya karena sudah lama mereka tidak makan berdua disana. Sesampainya di restoran, Andre sahabat sekaligus orang yang diserahi mengurus restoran Evan, menyambut kedatangan mereka.
“Wah… Udah lama nih gak lihat Dinda makan di restoran ini. Kemana aja Din?” tanya Andre.
“Gak kemana-mana Ndre. Cuma baru kesini aja,” ucap Dinda.
“Mari-mari silahkan duduk,” ucap Andre mempersilahkan Dinda dan Evan duduk.
“Restoran gimana Ndre? Aman?” tanya Evan.
“Aman sob. Bulan ini pengunjung restoran kita meningkat 10% dari bulan sebelumnya,” ucap Andre.
“Bagus! Tingkatkan terus ya Ndre ntar gue kasih bonus,” ucap Evan.
“Siap,” ucap Andre.
*****
Setelah pesanan mereka datang, Evan dan Dinda pun makan sambil mengobrol. Banyak yang mereka obrolkan, salah satunya adalah rencana jalan-jalan di tahun baru. Sayangnya, Evan tak bisa pergi bersama Dinda. Hal ini karena sebelumnya Evan sudah berjanji akan pergi bersama Sela.
Disamping itu, Evan lebih memilih pergi bersama Sela karena selama ini, mereka jarang bertemu. Jadwal terbang Sela yang padat membuatnya sangat jarang menghabiskan waktu bersama dengan Evan.
“Beb, bentar lagi kan tahun baru. Nanti kita jalan yuk sambil nonton kembang api pas perayaan tahun baru,” ucap Dinda.
“Maaf ya beb. Kayaknya aku gak deh soalnya aku banyak kerjaan,” ucap Evan.
“Masa pas tahun baru tetep kerja sih beb? Kamu gak pengen keluar bareng sama aku gitu pas tahun baru? tanya Dinda.
Evan berkata, “Aku sih pengen beb tapi kamu tahu sendiri kan aku banyak kerjaan. Kerjaan di kantor, kerjaan di showroom, kerjaan di restoran, dan beberapa kerjaan lainnya.”
“Tapi di tiap-tiap pekerjaan kamu itu kan udah ada yang handle beb. Harusnya kamu gak perlu repot-repot lagi dong ngurusnya. Soalnya anak buah kamu kan banyak,” ucap Dinda.
“Iya sih beb tapi untuk ketemuan sama klien kan gak bisa diwakilkan. Kebetulan ada klien aku yang ngajak aku meeting pas tahun baru,” ucap Evan.
“Kenapa harus meeting di tahun baru sih? Emang gak ada waktu lain apa?” tanya Sela.
“Ya gimana dong beb. Dia kan nentuin waktunya pas tahun baru. Awalnya aku sih gak mau tapi berhubung nominal kerjasamanya gede, jadi aku gak bisa nolak deh. Kalau aku jadi kerja sama dengan dia, aku bisa untung gede beb. Soalnya dia pengusaha kaya raya dan berani investasi banyak di perusahaan aku,” ucap Evan hanya mengarang cerita.
Dinda akhirnya setuju, “Ya udah deh. Kalau gitu, kamu meeting aja sama klien kamu.”
“Serius beb? Kamu gak marah sama aku kan?” tanya Evan.
“Enggak dong. Lagian apa pernah aku marah sama kamu apalagi cuma karena masalah sepele kayak gini? Selama itu demi kebaikan kamu, aku pasti dukung kok. Karena aku yakin apa yang menjadi pilihan kamu itu pasti yang terbaik untuk kita berdua,” ucap Dinda.
Evan memegang kedua tangan Dinda, kemudian berkata “Makasih ya Beb. Kamu tuh emang pengertian banget. Aku jadi makin sayang sama kamu,”
Begitulah sikap Dinda yang begitu baik pada Evan. Dinda sangat percaya dengan Evan, sehingga ia tak menaruh curiga apapun pada apa yang Evan katakan. Menurut Dinda, kepercayaan adalah landasan dalam sebuah hubungan. Oleh sebab itu, Dinda percaya bahwa Evan tidak mungkin berbohong apalagi bermain api di belakangnya.
“Beb, aku boleh tanya sesuatu gak sama kamu?” tanya Evan.
“Mau tanya beb? Ngomong aja langsung,” ucap Dinda.
“Menurut kamu selama ini hubungan kita gimana sih?” tanya Evan.
Dinda berkata, “Hubungan kita ya seperti apa yang kamu jalani saat ini. Selama kita saling percaya satu sama lain, hubungan kita akan baik-baik aja.”
“Iya pasti dong. Kepercayaan itu kan penting dalam hubungan apalagi bagi kita berdua yang udah pacaran lama. Aku gak mungkin dong mengkhianati kepercayaan kamu dan aku juga berharap kamu gak menghianati kepercayaan aku,” ucap Evan.
“Kamu tenang aja. Selama ini apa pernah aku gak percaya sama kamu? Enggak kan,” ucap Dinda.
“Iya sih. Makasih ya. Pokoknya aku janji aku akan menjaga hubungan kita dan aku gak akan pernah mengkhianati kamu,” ucap Evan.
“Aku pegang janji kamu. Kalau sampai kamu bohong aku suntik!” ucap Dinda sedikit mengancam tetapi tidak serius.
“Jangan dong. Kamu kan tahu sendiri kalau aku phobia jarum suntik,” ucap Evan.
“Makannya kalau gak mau disuntik gak boleh nakal,” ucap Dinda.
“Hahahah iya deh iya. Janji pokoknya,” ucap Evan.
Setelah berbicara serius, mereka pun melanjutkan makan makanan mereka.
*****
Sementara itu, Lola pergi bertemu dengan Viko di taman. Rupanya Viko ingin mengajak Lola ke sebuah acara di tahun baru nanti. Karena Viko yang mengajak, Lola tidak menolak. Apalagi Lola menaruh rasa pada Lola, sehingga Lola pun akan menerima ajakan Viko tersebut.
“Sorry ya kalau aku telat. Tadi jalanan macet,” ucap Lola.
“Gak apa-apa. Lain kali aku jemput aja ya,” ucap Viko.
“Hehehe boleh deh,” ucap Lola.
Sebelum ke inti pembicaraan, Viko memulai obrolan mereka dengan basa basi terlebih dahulu. Setelah itu, barulah Viko mengutarakan keinginannya untuk mengajak Lola pergi di malam tahun baru.
“La, malam tahun baru nanti kamu ada acara gak?” tanya Viko.
“Belum tahu sih belum ada yang ngajak soalnya,” jawab Lola.
“Kalau aku yang ngajak kamu pergi di tahun baru, kamu mau gak?” tanya Viko.
“Boleh-boleh. Aku mau,” ucap Lola menjawab tanpa panjang lebar.
“Syukurlah… Jadi, aku mau ngajak kamu ke acara tahun barunan di restoran temen aku. Kebetulan temen aku mengadakan acara tahun baru yang lumayan besar,” ucap Viko.
“Mimpi apa aku semalam bisa diajak Viko ke acara tahun barunan. Ya ampun aku seneng banget,” batin Lola.