Cari Sampai Ketemu

1207 Kata
Karena tak berani sendirian, Lola pun mengajak Vava. Lola sampai di rumah Vava pada pukul 20.00 malam. Sayangnya, Vava tidak ada dirumah bahkan rumahnya tampak sangat sepi. Lola pun menghubungi Vava dan menanyakan dimana dia sekarang. Lola membutuhkan bantuan Vava secepatnya. “Halo Va. Aku udah didepan rumah kamu nih. Bukain dong pintunya,” ucap Lola lewat sambungan telepon. “Aku lagi gak ada di rumah La. Lagian kamu kok mendadak banget sih ke rumah aku. Biasanya juga ngabarin dulu,” ucap Vava. “Soalnya biasanya kan kamu selalu ada di rumah. Makannya aku langsung ke rumah kamu. Sebenarnya sekarang kamu lagi ada dimana sih? Cepet pulang dong,” tanya Lola. Vava berkata, “Aku lagi di jalan nih, nganterin Papah sama Mamah ke Bandara. Kalau gak penting-penting banget, kamu pulang aja gak usah nungguin aku.” “Tapi ini penting La. Aku butuh kamu sekarang juga,” ucap Lola. Vava berkata, “Ya udah kamu tunggu sebentar ya, aku nganterin Papah Mamahku dulu ke Bandara. Setelah itu, aku langsung pulang deh.” “Cepetan dong Va. Aku sendirian nih di rumah kamu,” ucap Lola. “Iya-iya. Tunggu aja ya 20 menit lagi aku sampai rumah,” ucap Vava kemudian menutup telponnya. 2 Jam Kemudian Saat di telepon tadi, Vava mengatakan bahwa ia akan pulang dalam waktu 20 menit. Ternyata tidak sesuai dengan perkataannya. Justru, Vava sampai di rumahnya 2 jam kemudian. Sesampainya di rumahnya, Lola langsung marah-marah dan kesal karena menunggu Vava terlalu lama. “Kamu gimana sih Va? Kamu bilang sampai dalam 20 menit tapi nyatanya 2 jam kamu baru sampai rumah. Udah jam berapa ini,” ucap Lola. “Sorry La. Aku udah berusaha cepet tapi gak bisa karena jalanan macet parah gara-gara ada kecelakaan,” ucap Vava. “Harusnya kamu jangan pasrah gitu aja dong Va. Kamu kan bisa menerobos di sela-sela kendaraan lain biar cepet keluar dari macet,” ucap Lola. Vava berkata, “Kalau naik motor aku masih bisa terobos kendaraan lain tapi aku kan naik mobil La, mana bisa kayak gitu.” “Ya udah kamu ikut aku sekarang,” ucap Lola menarik tangan Vava. “Jangan main ajak-ajak aja dong Va. Kamu kan belum kasih tahu kronologi masalah kamu apa,” ucap Vava. “Entar aja aku jelasinnya di dalam mobil,” ucap Lola. Di Mobil Lola pun menjelaskan apa yang sedang ia alami saat ini. Lola tidak bisa menyepelekan pemberian apapun itu dan dari siapapun itu. Mau barangnya bernilai atau tidak, Lola pasti akan sangat menjaganya apalagi jika barang yang diberikan kepadanya adalah barang yang penuh dengan kenangan. “Pokoknya Va, kita harus bisa nemuin kotak itu. Kita gak boleh pulang kalau kotak itu belum ditemukan,” ucap Lola sambil menyetir mobil. “Santai aja sih La. Selama Viko gak nanya, kamu aman-aman aja kok. Yang penting kamu gak usah bilang kalau kotak yang isinya boneka dari dia itu hilang. Udah gitu aja beres,” ucap Vava. “Tanpa Viko nanya pun, aku harus tetap menyimpan boneka kecil itu dengan sebaik-baiknya. Bagaimanapun, boneka kecil itu banyak kenangannya. Harusnya aku bisa menjaganya bukan malah menghilangkannya. Dan aku juga gak bisa menjamin Viko gak bakal nanya, soalnya dia bilang boneka itu sangat berarti dalam hidupnya. Siapa tahu di lain hari dia pengen ketemu boneka itu lagi,” ucap Lola. “Kalau emang boneka itu berarti dalam hidupnya, kenapa dikasih kamu? Harusnya dia simpan sendiri bukan malah dikasih orang,” ucap Vava. “Dia kasih boneka kecil itu ke aku karena katanya aku mirip pacarnya yang udah meninggal,” ucap Lola. “Terus kamu percaya aja gitu? Kamu kan baru kenal sama Viko La, jangan terlalu percaya-percaya banget lah. Belum tentu apa yang dia bilang sama kamu itu benar,” ucap Vava. “Kok kamu jadi kayak Zen sih Va? Kamu kan udah pernah ketemu Viko pasti kamu bisa menilai sendiri dong dia orangnya gimana,” ucap Lola. “La, waktu itu aku ketemu Viko kan cuma sebentar. Gimana caranya aku bisa menilai karakter dia, sedangkan aku aja cuma ketemu sekali dan sebentar sama dia. Aku cuma ngingetin aja kalau kamu jangan terlalu percaya sama orang apalagi sama orang yang baru kamu kenal. Siapa tahu dia punya maksud terselubung sama kamu,” ucap Vava. “Coba deh kamu inget-inget lagi muka Viko. Dilihat dari wajahnya, kulitnya, dan badannya yang tinggi aja gak mencerminkan kalau dia bohong. Tampangnya itu gak menunjukkan orang jahat,” ucap Lola. “Kalau mau menilai orang tuh kenalin orangnya, bukan fisiknya. Jangan cuma karena kamu lihat dia good looking, terus kamu pikir dia manusia bersih gitu yang gak pernah berbohong atau berlaku buruk lainnya. Gak gitu konsep menilai orang La,” ucap Vava. “Gak semua yang luarnya bagus itu dalamnya juga bagus dan gak semua yang luarnya jelek, dalamnya jelek juga. Inget ungkapan don't judge a book by its cover, jangan menilai bobot atau nilai dari penampilan luarnya saja. Kamu harus mengenali dia lebih dalam biar kamu tahu siapa dia sebenarnya,” imbuhnya. “Sebenarnya kamu ikhlas gak sih tolongin aku?” tanya Lola. “Kok kamu nanya nya gitu sih La? Kita sahabatan kan udah lama. Masa ikhlas gak ikhlas masih kamu tanyain sih,” ucap Vava. “Kalau kamu ikhlas kok dari tadi kamu ngejelekin Viko terus? Seolah-olah Viko itu orang yang gak baik dan apa yang dia ceritakan sama aku itu bohong,” ucap Lola. “Siapa yang ngejelekin Viko sih La? Aku gak ngerasa tuh ngejelekin dia. Aku cuma ngingetin kalau kamu jangan terlalu percaya sama orang apalagi orang yang baru kamu kenal. Dan aku juga ngingetin kamu untuk jangan menilai orang dari luarnya aja. Kamu gak bisa menilai isi hatinya hanya dengan melihat tampilan luarnya aja,” ucap Vava. “Terserah ya kamu mau bilang apa tentang Viko, yang jelas menurutku Viko adalah orang yang baik. Dan aku akan buktikan sama kamu kalau kamu udah salah menilai Viko,” ucap Lola. Vava berkata, “La, aku gak menilai Viko orang yang gak baik. Kamu jangan salah paham sama maksud aku. Sebagai sahabat kamu, aku cuma ngingetin hal-hal baik sama kamu biar kamu gak kecewa di akhir nanti.” “Va, tanpa kamu kasih tahu soal itu, aku pasti udah ngerti kok. Makannya aku mau ketemu dan kenal dia lebih dalam biar aku tahu sikap aslinya dia gimana. Pas ketemu, aku ngobrol banyak sama Viko. Selama kita ngobrol, aku gak nemu sesuatu yang buruk pada dirinya. Dan aku yakin aku juga gak akan menemukan hal-hal buruk dalam dirinya di pertemuan-pertemuan ku dengan dia selanjutnya nanti,” ucap Lola. Lola berkata, “Kamu gak usah khawatir, Viko adalah orang yang baik. Kalau kamu gak percaya, aku bakal buktiin sama kamu nanti. Untuk saat ini, kita sudahi dulu bahas itu, kita harus fokus nyari kotak boneka itu sampai ketemu.” “Kalau gak ketemu gimana?” tanya Lola. “Ya cari sampai ketemu. Pokoknya kita gak boleh pulang sebelum kotak beserta boneka kecil itu kita temukan,” ucap Vava “Barang-barang dia kok aku yang repot ikut nyari,” ucap Vava. “Tuh kan mulai kelihatan gak ikhlas bantuin aku,” ucap Lola. “Ya ampun La. Aku ikhlas kok bantuin kamu, ikhlas banget malah. Udah ya sekarang kamu fokus nyetir aja biar kita cepet sampai di mess” ucap Vava pada Lola.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN