Mengalihkan pikiran yang sedang curiga tidak mudah. Rasa cemas berlebihan benar-benar mampu mengusik Sora. Pagi ini Sora terbangun agak siang karena semalam lembur mengerjakan proposal skripsinya, dam juga memikirkan Ersya. Sora memakai pakaiannya sehabis mandi. Sebelum duduk depan meja rias, lebih dulu dia memeriksa ponselnya. Belum ada satu pesan pun dari suaminya. Sora coba menghubunginya, tetapi nomor tersebut tidak aktif. Dia hanya menghela napas dalam saja, meletakkan ponsel di atas meja lagi dan mulai memakai skincare dan make up. Melakukan semua dengan cepat, Sora bahkan melewati sarapannya. “Bi, aku nggak bisa sarapan di rumah, buru-buru…” kata Sora yang menemui asisten rumah tangganya. “Ya, Non… Kesiangan ya? Saya udah ketuk-ketuk pintu tadi, berusaha bangunin Non. Eh Non