Sora merasakan sebuah tarikan kuat di bagian depan kemeja yang ia kenakan, membuat kancing-kancingnya terlepas berhamburan. Hawa dingin seketika menyerang kulit bagian tubuh depannya. Napas Sora terengah-engah setelah pertahanannya, namun Ersya terus mencium bibirnya dengan kasar. Menghisap lidah, mengulumnya. Satu tangannya menahan kedua tangan Sora yang ia letakan di atas kepalanya. Bukan, bukan seperti ini yang Sora harapkan. Air matanya terus terjatuh di sisi wajahnya seiring sentuhan Ersya. Ia berkeringat karena twrus melawan. Hingga dalam satu jentikan ia merasakan Ersya menaikkan bagian bra hingga benar-benar topless, Ersya meremas puncak dadanya dengan kasar sambil berujar… “You’re mine!” Melepaskan bibirnya, Ersya menunduk menciumi pipi hingga dagu lalu turun berlama-lama