Seminggu setelah pertunjukan Putri Angsa, Marife akan kembali mementaskan sebuah pertunjukan Les miserables dan ia akan berperan sebagai Cosette yang akan dipentaskan tiga bulan lagi. Bercerita tentang Jean Valjean seorang narapidana yang melarikan diri kemudian bertobat dan merubah namanya menjadi Monsieur Madeleine dan menjadi wali kota di sebuah kota kecil. Demi menyelamatkan seseorang yang tidak bersalah dan menyerahkan diri untuk dihukum dengan kerja paksa seumur hidup, lalu Valjean berhasil melarikan diri dan mengadopsi Cosette anak tidak sah dari Fantine seorang perempuan miskin yang pernah ditolongnya.
Marife sangat antusias menerima peran ini dan latihan akan dimulai besok lusa.
Zach sedang duduk di tempat tidurnya menatap kekosongan malam. Besok dia akan menikah dengan wanita yang tidak dicintainya.
"Ibu, apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mencintai Marcelina. Aku mencintai wanita lain dan aku terpaksa menuruti kata Ayah untuk menikahinya."
Akhirnya Zach jatuh tertidur dan matanya meneteskan air mata. Tiba-tiba pintu jendela terbuka. Hembusan angin kencang masuk ke dalam kamar. Sesosok wanita cantik dan kelihatan transparan mendekati Zach dan memandangnya dengan sedih, kemudian wanita itu berbisik di telinga Zach.
"Zachary anakku, hidupmu adalah milikmu. Kamu yang harus menentukan jalan hidupmu sendiri. Apakah kamu memutuskan untuk hidup bahagia atau tidak. Itu terserah padamu. Hidupmu berada di tanganmu."
Wanita itu kembali menghilang dengan diiringi hembusan angin.
"IBUUU."
Zach terbangun dan napasnya terengah-engah. Rupanya ia bermimpi, tapi mimpinya terasa nyata dan ia dapat mendengar dengan jelas perkataan Ibunya. "Hidupku ada di tanganku,"gumamnya.
Keesokan paginya, Zach bergegas berpakaian, karena hari ini adalah hari pernikahannya dengan Marcelina.
Sementara itu, Marcelina telah mengenakan gaun putih yang sangat bagus dan di tangannya sudah memegang buket bunga. Marcelina berada di ruang ganti pengantin dan terlihat sangat gugup. Ia senyum penuh kemenangan. Zach akan segera menjadi suaminya dan tidak akan ada seorang pun yang akan dapat merebut darinya termasuk Marife.
"Akhirnya Zach akan menjadi milikku selamanya."
Sementara di ruangan lain Zach yang sudah berpakaian rapi dan sudah siap menuju altar duduk melamun di sofa. Wajahnya terlihat sedih dan hatinya penuh kebimbangan.
"Marife, kamu sedang apa sekarang? Beberapa menit lagi aku akan menikah dengan wanita yang tidak kucintai. Marife, aku mencintaimu hanya kamu satu-satunya cintaku. Selama bertahun-tahun aku hanya dapat melihatmu dari jauh dan melindungimu secara diam-diam. Mungkin selamanya akan seperti itu,"batin Zach.
Tidak terasa air mata menetes di wajahnya. Cepat-ceoat dihapusnya air mata itu. Zach sekarang nampak memikirkan sesuatu dan ia sedang bergulat dengan pikirannya, tidak menyadari seseorang masuk.
"Seharusnya seorang pengantin tidak bersedih di hari pernikahannya."
Zach terkejut dan langsung berdiri. "Bu Soraya."
"Sepertinya Anda tidak bahagia menikah dengan Nona Marcelina."
Zach hanya diam dan kembali duduk.
"Kalau kamu tidak mencintainya jangan menikahinya atau itu akan membuatmu menyesal. Masih ada waktu untuk membatalkan pernikahan ini. Pak Zachary, Anda harus bisa jujur pada diri sendiri dan jujur apa yang Anda inginkan sekarang. Ikuti kata hati Anda jangan mengikuti kata orang lain. Ini adalah hidup Anda dan Anda yang akan menentukan akan bahagia atau tidak. Sebenarnya Anda mencintai Marife, kan?’’
Zach langsung menatap Bu Soraya dengan pandangan terkejut.
"Dari mana Anda tahu?"
"Aku bisa melihat dari tatapan Anda, ketika Anda sedang memandang Marife. Anda memandangnya dengan penuh cinta. Apa yang aku katakan benar?’’
"Itu benar. Aku memang mencintainya, tapi sepertinya cintaku tidak akan berbalas, karena Marife tidak nencintaiku."
"Mungkin kamu masih ada harapan Marife mencintaimu. Jangan menyerah dengan begitu mudah. Anda harus memperjuangkan cinta Anda pada Marife. Sebaiknya Anda akui perasaan Anda padanya."
"Sayangnya aku tidak bisa mengakui perasaanku padanya. Aku tidak mempunyai keberanian untuk melakukannya. Aku takut dengan penolakannya padaku."
"Anda tidak akan tahu sebelum mencobanya. Sebaiknya aku kembali ke tempat dudukku. Semoga Anda bahagia. Aku harap keputusan Anda ini tidak akan membuat Anda menyesal."
Bu Soraya meninggalkan Zach sendirian dan ia memikirkan perkataan wanita itu dan juga perkataan ibunya yang sudah meninggal.
Sementara itu Marife mengurung diri di kamarnya dan menangis. Air matanya terus mengalir tanpa henti. Susan berkali-kali menyuruh Marife membukakan pintunya, tapi Marife tidak mempedulikannya. Ia sekarang telah kehilangan cintanya dan belahan jiwanya untuk selamanya.
Upacara pernikahan Zach dan Marcelina akan segera dilaksanakan. Zach sudah berdiri di depan altar menunggu kedatangan Marcelina.Tidak lama kemudian Gadis itu datang dengan didampingi ayahnya. Wajah Marcelina terlihat sangat bahagia dan dia selalu tersenyum. Sekarang gadis itu bersanding dengan Zach di depan altar. Marcelina terus menatap Zach dengan wajah bahagia. Ikrar pernikahan pun diucapkan dan Marcelina menerima Zach sebagai suaminya, kemudian pendeta menanyakannya pada Zach dan pria itu diam tidak menjawab. Marcelina memandang khawatir dan gelisah. Para tamu pun dibuat bingung dengan diamnya Zach, kemudian pria itu membuka mulutnya.
"Maaf. Aku tidak bisa menikahi Marcelina."
Semua yang hadir menjadi terkejut dengan pernyataan Zach dan wajah Marcelina menjadi pucat. Seketika wajah bahagia yang diperlihatkannya tadi sirna begitu saja.
"Zach, apa katamu tadi?’’
"Maaf. Aku tidak bisa menikahimu. Ini suatu kesalahan. Kamu boleh marah padaku, tapi aku tidak bisa menikah denganmu."
Akhirnya Zach meninggalkan Marcelina di depan altar di hari pernikahannya. Semua tamu memandang bingung tidak mengerti apa yang telah terjadi. Marcelina akhirnya pergi dari altar dan masuk ke dalam ruang ganti. Di sana ia menangis. Zach sudah mempermalukannya di depan semua orang. Kakek dan orang tuanya Marcelina merasa kecewa dengan perbuatan Zach dan Edward berkali-kali meminta maaf pada mereka.
"Zach, kamu benar-benar sudah menghancurkan semuanya,’’kata Edward dengan penuh kemarahan.
Bu Soraya terlihat lega ketika Zach mengambil keputusan tadi. "Aiden, sebaiknya kita pulang saja. Hari ini sangat melelahkan."
"Baik."
Orang tua Marcelina masih menghibur putrinya yang masih menangis dan para tamu undangan sudah dipersilahkan pulang.
Sementara itu, Zach yang sudah melarikan diri dari pernikahannya membawa mobilnya dengan melaju kencang dan pergi kesuatu tempat untuk menenangkan pikirannya.
***
Marife masih saja terus menangis. Susan terus membujuk Marife untuk membukakan pintunya dan menyuruhnya menceritakan semuanya padanya. Akhirnya Marife membukakan pintu dan Susan terkejut dengan penampilan Marife yang berantakan. Matanya sembab dan wajahnya basah oleh air mata.
Marife memeluk Susan dan menangis di pelukannya. Susa merasa sedih melihat sahabatnya seperti ini.
"Marife, katakan sebenarnya apa yang sudah terjadi?"
"Pak Zachary menikah hari ini."
Susan masih bingung dengan jawaban Marife. Apa hubungannya Pak Zacahary dengan masalah ini.
"Aku mencintainya dan telah jatuh cinta padanya."
"Apa?!"
"Tanpa sadar aku sudah mencintainya, ketika Pak Zachary bertunangan, hatiku merasa hampa dan kosong."
Marife menangis terisak-isak. Susan menepuk-nepuk punggung Marife pelan-pelan. "Sudah jangan menangis lag."
Marife kemudian melepaskan diri dari pelukan Susan. Perasaannya sekarang menjadi sedikit lebih ringan setelah menceritakannya pada Susan, lalu ia menelepon Luca untuk memintanya bertemu di apartemennya. Tidak lama kemudian Luca datang dan Susan meninggalkan mereka berdua.
"Kamu habis menangis ya?"
Marife menganggukan kepalanya.
"Ada apa kamu memintaku datang kesini?"
"Aku akan menikah denganmu."
Wajah Luca berubah menjadi bahagia. "Benarkah itu?"
"Iya."
Luca langsung memeluk Marife.
"Terima kasih."
Marife tersenyum sedih. Sebenarnya hatinya tahu, ia melakukan ini, karena merasa sakit hati Zach menikah dengan wanita lain.
***
Edward pulang ke rumah dengan marah-marah dan langsung mencari Zach, tapi Zach tidak berada di rumah.
"Apa anak itu belum pulang?"
"Sepertinya belum,"kata Pak Rian, asisten pribadi Edward.
"Dia sudah mempermalukan keluarga Sukwariabhipraya dan Adhipramana di hadapan para tamu. Aku rasa sebentar lagi berita ini akan segera beredar. Dia sudah menghancurkan segalanya demi wanita itu. Kalau dia sudah pulang, tolong beritahu aku. Aku ingin bicara padanya. Dia kali ini harus mendengarkanku,’’kata Edward marah.
"Baik Tuan."