“Hari ini Mamah cantik banget. Aku jadi minder, kakiku enggak sejenjang kaki Mamah. Tumbuh kembang kakiku berhenti sebelum memasuki masa pertumbuhan. Bantat begini berasa adonan kurang pengembang,” lirih Azura yang tak segan melongok kaki Aeny. Aeny terdiam tak percaya melihat tingkah konyol Azura yang sampai menjejerkan kaki mereka. Aeny sampai tersipu hingga kedua pipi tirusnya menjadi merona. Iya, kaki Aeny jauh lebih jenjang dari kaki Azura. “Rusuh lagi,” tegur Danian yang kemudian meraih salah satu paha Azura membimbingnya untuk duduk dengan benar tanpa sibuk menyamakan kaki dengan kaki Aeny. “Apaan sih, nyentuh-nyentuh? Kamu enggak boleh nyentuh aku kalau belum bisa begini.” Selain menolak dengan lirih, Azura juga menuntut Danian untuk menirukan bentuk hati menggunakan kedua jemar
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari