Bab 4

1579 Kata
Ali melihat wajah teduh Julia dengan lekat. " bolehkah aku membawa mu pergi untuk hari ini? aku ingin berdua saja denganmu. untuk hari ini saja, please...!!!" pinta Ali kepada Julia. julia menatapnya dengan bingung. cukup lama mereka saling bertatapan. Jantung keduanya sama sama berdetak kencang. " aku berjanji tidak akan menyentuhmu. jika kau takut padaku". kata Ali lagi. Entah setan apa yang merasuki nya. dia hanya belum siap berpisah dengan Julia. " Besok aku sudah harus kembali ke Jakarta, aku hanya ingin menghabiskan hari ini bersama mu, julia." " apa yang kakak harapkan dari bocah sepertiku? usia kita jauh berbeda, aku mungkin tidak bisa mengimbangi kakak dalam hal apa pun". "sure,,, bukankah kamu kemarin sudah bersedia untuk menikah? itu artinya kau sudah bersedia menjalani kehidupan sebagai istri. termasuk melayaniku, kan. jadi, kenapa sekarang kamu menolaknya. padahal aku sudah bersedia untuk berubah". kata Ali yang mengandung kalimat ambigu, yang membuat rona wajah Julia memerah. " tidak usah berfikir terlalu jauh, Julia. melayani yang aku maksud tidak seperti kamu pikirkan. Apa kamu sekarang sudah menjadi M***m? tanya Ali tersenyum menyeringai. mata Julia melotot, tidak terima disebut m***m. " aku tidak seperti itu, kak". niat Ali menggoda Julia, malah dia yang tergoda melihat ekspresi Julia. ' sial,, ini adalah godaan yang manis' batinnya. tapi dia bersyukur, Julia sepertinya sudah tidak takut lagi padanya. dan itu adalah sebuah kemajuan yang diharapkannya. "jadi, bagai mana? apakah kamu mau pergi bersamaku hari ini? aku tidak akan berbuat jahat padamu, Julia. sekalian kita makan siang diluar nanti". " bagai mana ya kak, aku...." " please , Julia. aku tidak akan macam macam". Ali memotong kalimat Julia. Julia menghembuskan nafasnya dengan berat. ingin rasanya dia menolak permintaan pria itu, tapi ntah kenapa dia juga tidak tega. ' sejak kapan kau jadi lemah, julia' batin dirinya sendiri. " baiklah, tapi kita perginya sendiri sendiri, biar aku naik taksi, dan aku mau tempatnya tidak sepi". "oh..,,, ayolah Julia. aku tidak akan menyakitimu. apa salahnya didalam mobil berdua". frustasi Ali mendengar jawaban Julia. " ya sudah, tidak usah pergi". kata julia " oke, fine. sudah puas kamu". kata Ali setengah kesal. *** Dan disinilah mereka akhirnya. disebuah restoran dipinggir pantai. mereka bertemu di restoran tersebut setelah dzuhur. sebenarnya Ali sangat kesal, tapi dari pada dia tidak bisa bersama Julia hari ini. lebih baik menuruti keinginan nyonya Ali 'nyonya Ali heh, terlalu tinggi khayalan mu Al'. batinnya selesai makan, mereka pun berjalan ke pinggir pantai. pantai itu tidak ramai, tidak juga sepi. karena ini tidak hari libur. pengunjungnya tidak seramai biasanya. "kamu tahu, aku tidak pernah seperti ini. pergi berdua bersama wanita, menikmati waktu, bersantai. tak pernah terlintas di benakku untuk menjalin hubungan serius dengan wanita. aku tidak mau terikat dengan mereka, karena aku rasa wanita hanya akan meninggalkan luka". Ali bercerita tentang dirinya. Julia hanya mendengarkan, tanpa berniat untuk memotong ucapan Ali. "hmmmmhh...." Ali menghela nafas panjang " sebenarnya aku lelah dengan hidupku. aku tidak tahu tujuan hidupku, arahku tak jelas". " tapi kakak terlihat bahagia dengan jalan hidup kakak.kak Ali juga sangat menikmatinya". " bahagia itu tidak ditentukan oleh luarnya saja, Julia. tapi hatinya. apa kau pernah pacaran?" julia menggelengkan kepalanya. " apa kau pernah mencintai lelaki lain?" tanya Ali lagi.namun, lagi lagi Julia menggeleng. "aku juga tidak pernah jatuh cinta, dan aku tidak tau rasanya jatuh cinta. tapi, bersama mu ada perasaan yang berbeda dari biasanya. jauh darimu aku kacau, dekat denganmu aku deg degan, tapi juga senang". kata Ali sambil mengurai senyum konyol diakhir kalimatnya. " selama ini hidupku, aku hanya kerja kerja dan kerja. aku juga tidak tahu penghasilanku entah untuk apa. jika dulu masih ada nenek yang ingin aku perjuangkan hidupnya. tapi tidak dengan sekarang. " itulah gunanya kita butuh pendamping hidup kak. pasangan hidup membuat kita punya alasan untuk pulang kerumah, punya alasan untuk berjuang. bisa saling menguatkan, bisa saling mendukung. saling membahagiakan satu sama lain". " ya, itu juga yang disampaikan Robby padaku. namun, yang membuatku berubah pikiran adalah karena aku takut aku tidak akan memilikimu, Julia". " bisakah kau memberiku kesempatan untuk berubah?" Julia menatap Ali dengan lekat. mencari kebenaran dimata pria itu. " aku akan berusaha semampuku, untuk bisa berubah, dan aku butuh kamu jadi pendukung ku setiap saat, setiap hari disamping ku". lanjut Ali lagi. "boleh kah aku berpikir dulu. rasanya ini terlalu mendadak bagi ku". jawab Julia " silahkan, Julia. sudah aku katakan tadi. bahwa aku akan menunggumu. tapi, jangan lama lama. karena aku tak sanggup berjauhan dengan mu. tapi aku penasaran, kemarin kamu langsung bersedia jika aku mau menikah denganmu. kenapa sekarang aku mau, kamu malah menolak?" Julia terkesiap mendengar pertanyaan Ali. " e..., itu karena... itu karena.. aku pikir kak Ali tidak suka main wanita.dan aku pikir lagi, tidak mungkin kak er menyerahkan ku pada pria yang salah". akhirnya Julia menjawab dengan jujur walau ragu ragu. " jadi, jika kemarin aku tidak jujur tentang diriku padamu, kau terima begitu saja?" Julia terkejut, pertanyaan Ali seperti menjebak, " ya..ya tidak juga, se..belum melangkah, kita kan harus terbuka satu sama lain. supaya tidak saling kecewa". "terbuka apanya, Julia. buktinya kau tidak mau terbuka. apa kau perlu aku yang membukanya?" tanya Ali ambigu " hah, me..membuka a..pa kak? tanya julia dengan wajah memerah. "hahaha....,,"" Ali tertawa terbahak bahak, melihat Julia yang seperti itu. " oooh Julia,,,, kau membuatku gila. tidak pernah aku sebahagia ini.katanya masih dalam tawanya. " Kak Ali....,,, ini gak lucu ya". protes Julia manja. nah kan,ini kemajuan yang sangat pesat. julia bersikap manja padanya. 'ooohhh, peluk boleh gak sih' batin Ali bersorak bahagia. "yang bilang lucu siapa sih, sayang...." dengan berani Ali mengubah panggilannya. namun dia dapat pelototan dari Julia. " ngapain kak Ali manggil manggil sayang" protes Julia. bukan karena tidak terima di panggil sayang. tapi karena merasa malu. " ya, karena aku sayang sama kamu. kalau aku gak sayang udah aku apa apain kamu dari kemari". katanya Ali ambigu air wajah Julia memerah, seperti tomat. " A..apain apanya?" teriak Julia tertahan. " hahahaha.....," tawa Ali pecah tak tertahankan. sungguh lucu dan lugu gadis didepan nya ini. membuat Ali semakin merasa gemas. setelah tawa Ali reda, mereka saling tatap. tatapan Ali lebih dalam dari yang biasanya. Bahkan Julia merasa terhipnotis dengan tatapan itu. setelah beberapa saat, mereka seperti tersadar sendiri. Julia memalingkan wajahnya ke pantai. sementara Ali terlihat frustasi sendiri. bagai mana tidak, Ali adalah jenis pria yang tidak bisa menahan diri dari godaan. dan sekarang gadis dihadapannya ini telah menggodanya dengan tanpa disengaja. hari semakin sore, waktu ashar telah terdengar berkumandang di masjid masjid saling bersahutan. " Kak Ali gak sholat?" tanya Julia. " aku belum mengerti caranya". kata Ali membuat Julia terperangah mendengar jawaban Ali tersebut. " kak Ali gak bisa sholat, serius??" " iya julia, aku gak bisa sholat. kenapa? kan aku sudah bilang, aku mau dibimbing kamu". "aku sholat di masjid sebrang resto sana ya kak" kata Julia akhirnya tak mau berdebat. " biar aku antar kamu". "gak usah kak, jalan kaki aja gak apa apa kok". tolak Julia " iya, kita jalan kaki, aku temani kamu kesana". jawab Ali tidak mau diprotes lagi dan langsung berdiri. mau tak mau Julia pun bergerak dan mereka beriringan pergi ke masjid tersebut. sesampainya di masjid, Julia masuk kedalam, sementara Ali menunggu diluar. tak berapa lama datang seorang ustadz menghampiri Ali. " kamu tidak sholat, anak muda". tanya ustadz tersebut "saya tidak tau caranya, ustadz". kata Ali sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. " kalau belum tau, kamu boleh ikuti pergerakannya saja dulu. ayo, kita ambil wudhu dulu". akhirnya Ali pun terpaksa mengikuti ustadz tersebut. dan mereka melaksanakan sholat bersama. setelah melaksanakan sholat dan ber do'a, ustadz itu pun menemui Ali lagi. " perkenalkan nak, nama saya pak marwan. jika kamu mau, saya siap membantu kamu menuju perubahan, siapa namamu nak? " nama saya Ali ustadz. saya ada pekerjaan disini. dan besok saya sudah kembali ke Jakarta". " oh, berarti kamu tidak tinggal disini ya?". " iya ustadz, saya disini hanya sementara. " tidak apa apa nak, dimana pun kita bisa belajar. tidak harus disini. lalu Julia datang menghampiri mereka. " assalamu'alaikum ustadz marwan". salam dari Julia menyadarkan mereka yang sedang bercengkrama. " wa'alaikum salam...., eh nak Julia, sedang apa disini???" tanya ustadz marwan. " saya sedang sholat ustadz, dan saya kemari bersama kak Ali". Julia menjawab pertanyaan ustadz Marwan. "oh, benarkah, berarti nak Ali ini kerabat mu, Julia?" tanya Ustadz itu lagi "tidak ustadz, kak Ali adalah sahabat almarhum kak Erwin. dia kemari karena ada yang ingin disampaikan kepada saya ustadz. dan itu adalah pesan dari Almarhum kak Erwin sebelum meninggal". " oh, begitu rupanya. Saya turut berduka cita atas wafatnya kakakmu Julia, semoga beliau dipanggil Allah dalam keadaan husnul khatimah. diampuni segala dosanya dan diterima segala amal ibadahnya. Aamiin..." kata ustaz Marwan. " saya minta maaf. karena kemarin, saya masih ada diluar kota, dan ini saya baru sampai di sini, jadi saya tidak sempat untuk datang langsung menyampaikan rasa belasungkawa saya. "Aamiin, terima kasih banyak ustadz atas do'a nya. tidak apa apa ustadz, saya sudah ikhlas kak Erwin dipanggil Allah. jika sudah Allah yang berkehendak kita tidak bisa mengubah apa pun. lebih baik diterima dengan lapang d**a. " kamu luar biasa, nak. semoga kedepannya kebahagiaan akan selalu mengiringi langkahmu". "Aamiin, terima kasih ustadz. semoga ustadz dan keluarga juga diberi kebahagiaan selalu". " Ya.., Aamiin. kalau begitu saya permisi dulu Julia, nak Ali. istri dam anak saya sedang menunggu saya". akhirnya ustadz tersebut permisi kepada Julia dan Ali. " ya silahkan ustadz, hati hati dijalan. " Assalamu'alaikum" "wa'alaikum salam" jawab Julia dan Ali bersamaan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN