Apa Kamu Tidak Akan Menyesal

516 Kata
"Huuh, besok status ku akan berubah. Aku akan menjadi seorang suami dengan dua isteri." Mendesah kesal pada keadaan yang telah memaksanya melakukan poligami. "Dan, dia. Naya, ya ampun apa aku tidak akan di sebut p*****l? Usia ku 3 bulan lagi 40, sedangkan wanita itu usia nya saja belum genap 20 tahun." Geleng-geleng kepala, tanpa Zio sadari sudut bibirnya terangkat sedikit. Zio menghubungi Naya, dia mengatakan akan menjemput nya pagi ini jam 8. ~~~~~~ Naya "Kenapa sepagi ini sih, aku bahkan belum bersiap." Ketus nya. Dengan cepat Naya bersiap. Celana jeans panjang dan kaos lengan panjang warna abu jadi pilihan nya. Sedangkan rambutnya di biarkan tergerai panjang dengan riasan yang minimalis, menambah kesan cantik dan usia mudanya. "Tin tin" Terdengar suara klakson mobil. "Ya ampun, aku bahkan belum sempat sarapan. Dia bilang akan menjemputmu jam 8 pagi, tapi ini lihat saja baru jam tujuh dia sudah datang." Mendengus kesal. Dengan cepat Naya keluar dari rumahnya, mengunci pintu dan menghampiri mobil Zio. Berdiri di dekat pintu, hingga Zio melongokan kepalanya dari jendela mobil. "Masuklah!" Dengan datarnya. "I iya om," jawab Naya. Dengan cepat Naya masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Zio. Zio memakai sopir, jadi Naya duduk di belakang berdampingan dengan Zoo. Zio memperhatikan penampilan Naya dari atas sampai bawah. "Apa gak ada baju lain?" Sinis. "Emangnya ada yang salah dengan baju ini?" Melihat baju yang di pakainya. Naya sama sekali tidak menemukan ada yang salah dengan pakaian yang di pakainya. "Tentu saja salah. Kamu terlihat seperti ABG, jadi saya seperti sedang berjalan dengan adik saya." Datar. "Pfttt, siapa suruh menikahi wanita muda. Sadar diri juga rupa nya." Gumam nya, sepekan mungkin. "Kamu bicara apa?" Zio mengernyitkan dahinya. "Tidak-tidak tidak ada." Dengan seulas senyuman nya. "Terserahlah." Menatap ponselnya. Naya sedikit melirik ke ponsel yang di pegang Zio. "Oh, dia lagi ngeliatin photo nyonya Alena." Dalam hatinya. Mereka pun akhirnya tiba di sebuah kafe. Zio mengajak Naya untuk sarapan dulu. Karena tadi memang dia sendiri belum sarapan. Tentu saja Naya sangat senang, karena dia pun merasa lapar. "Apa kamu tidak akan menyesal menikah dengan saya? Pikirkan lagi, mumpung pernikahan belum terjadi." Setelah menghabiskan makanan nya. "Menyesal. Saya tidak akan menyesal kalau pernikahan ini bisa menyelamatkan nyawa ayah saya." Jawaban Naya begitu yakin. Membuat Zio tersenyum dengan lebar nya. "Sepertinya kamu sangat menyayangi keluarga mu." Tersenyum mengejek. "Tentu saja, mereka segalanya untukku." Menghabiskan suapan terakhir nya. "Apa kamu tidak akan menyesal, setelah kamu melahirkan anak. Kamu harus menyerahkan nya pada ku." Menatap intens ke arah Naya. Naya bingung mendengar nya. Pikiran nya melayang membayangkan dia hamil dan melahirkan anak, lalu menyerahkan nya kepada Zio dan Alena. Lalu dia pergi meninggalkan kota ini. Bukan kah itu akan sangat menyakit kan. Pikirnya. "Aku...aku." Naya tidak mampu melanjutkan perjalanan. "Kamu tidak sanggup kan?" Tersenyum penuh arti. "Kalau begitu kita batal kan saja pernikahan ini." Ucap Zio dengan tatapan yang lurus ke arah Naya. "Tidak. Meski sakit, tapi saya akan berusaha untuk ikhlas." Dengan raut mengiba. "Terserah lah, tapi saya sudah memberi mu peluang untuk kelas." Ujar nya, datar. ~~~~~~~ Terimakasih masih setia menunggu karya Author mirastory. Jangan lupa dukungannya ya ?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN