Alena melajukan mobilnya dengan cepat, dia ingin segera sampai di cafe untuk bertemu dengan teman nya.
"Aku akan mencari wanita kalangan menengah ke bawah, dengan wajah biasa saja dan tak pandai merias diri. Supaya Zio tidak jatuh cinta padanya, lagi pula pernikahan ini hanya untuk sementara saja."
Sesuatu dalam d**a Alena bergemuruh, dia begitu marah kepada orang tua Zio sebenarnya.
Akhirnya Alena sampai di cafe yang sudah ditentukan. Dia segera menuju ke sebuah meja di mana temannya sudah berada sekarang.
Mereka pun mengobrol dengan asyik nya untuk beberapa saat, hingga sampailah pada pembahasan utama, setelah mereka menghabiskan makanannya.
"What, apa kamu gila Al! Kamu mau mencari wanita lain untuk suami mu!" pekik Dina, teman Alena tak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Iya aku gak punya pilihan lain, aku belum mau hamil saat ini, Aku masih ingin menjadi model." Jawab Alena dengan tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Apa kamu gak takut, suamimu jatuh hati pada madumu nantinya?" Tanya Dina, dengan tatapan mata lekat-lekat kepada sahabatnya itu.
"Gak lah, Zio itu cinta mati sama aku."Alena tersenyum penuh rasa percaya diri.
"Tapi Len, kalau wanita itu cantik plus punya anak mungkin suamimu akan berpaling loh." Dina coba mengingatkan temannya itu.
"Tenang saja, aku sudah mengatur semua nya. Mereka akan nikah siri, dan hanya akan menikah paling lama dua tahun saja. Setelahnya, anak itu milik kami." Alena berkata dengan sinis.
"Maksud ku milik Zio dan orang tuanya, kamu tahukan aku malas mengurus anak kecil." Ralat Alena, dengan yakinnya kalau Zio tidak akan mencintai wanita lain selain dia.
Dina menatapnya tak percaya.
"Lalu apa ada wanita yang mau dengan nikah kontrak seperti itu? Apa untungnya?" Tanya Dina dengan kesal.
"Uang, aku akan kasih dia uang." Jawab Alena ada senyuman licik dari sudut bibirnya.
"Baiklah, tapi kamu mau cari dimana wanita seperti itu? Apa jangan-jangan wanita penghibur?" Dina tertawa mengejek Alena.
"Shitt, jangan gila kamu! Aku kesini mau kamu bantu aku, kamu kan banyak kenalan. Kalau ada segera kasih tahu aku ya, waktu ku hanya sampai sore ini karena malam nanti aku harus terbang ke luar negeri, aku ada pemotretan."
Alena berkata dengan jengkel pada temannya itu.
"Oke, tapi aku gak janji ya." Jawab Dina malas.
Mereka pun meninggalkan cafe, setelah selesai mengobrol.
Alena dan dina melanjutkan perjalanan mereka menuju ke sebuah spa, untuk mempercantik kulit mereka.
Di Sebuah Jalanan
Tampak terjadi kemacetan, orang- orang berkerumun melihat apa yang sedang terjadi.
Ya, terjadi sebuah kecelakaan mobil, mobil mewah yang dibawa sopir rem nya blong dan menabrak trotoar, menyebabkan si sopir mengalami kecelakaan tunggal dan kritis.
Dengan cepat korban dibawa ke rumah sakit oleh ambulans yang baru saja tiba.
Dert dert dert
Terdengar suara dering ponsel
"Halo selamat siang ? Apa? kecelakaan? Bapak....hik....hik....hik!"
Tangis dari seorang wanita paruh baya pecah, ya dia adalah ibu dari Naya dan Nayla.
Dan sopir pribadi yang mengalami kecelakaan itu adalah ayah Naya dan Nayla.
Dengan segera ibu menelpon Naya dan Nayla untuk menuju rumah sakit tersebut.
Satu jam berlalu
Ibu, Naya dan Nayla masih menangis sedih. lalu dokter keluar dari dalam ruangan ICU untuk memberikan kabar.
"Maap, keluarga bapak Harun." ujar dokter.
"Iya kami!" Sahut ibu mereka.
"Maaf Bu, bapak Harun kritis dan harus segera dioperasi ada pendarahan pada otak nya." Ujar dokter itu menjelaskan.
"Baiklah tolong lakukan yang terbaik." Ibu berkata diiringi isakan.
"Silahkan anda selesaikan administrasi nya dulu, setelah itu baru operasi bisa kami jalankan." Ujar dokter, karena itu sudah prosedur yang diberlakukan oleh rumah sakit.
"Berapa perkiraan biaya operasi nya dok?" Tanya ibu dengan gelisah.
" Menurut perkiraan sekitar dua ratus jutaan." Jawab dokter.
"Apa!" Ibu terjengkit kaget.
"Baiklah kami akan urus biayanya dok." Jawab Naya meski merasa bingung bisa mendapatkan uang dari mana.
"Kalau begitu saya permisi dulu, masih ada pasien lain yang membutuhkan saya." Pamit dokter itu.
"Terima kasih dok." Ucap Naya dengan gelisah.
"Kamu gila menyanggupinya! Mahal sekali, dari mana kita dapat uang sebanyak itu!" Pekik Nayla, darimana pikirnya dapat uang sebanyak itu dalam waktu yang sangat cepat.