bc

Cinta Sang Billionaire (Indonesia)

book_age18+
6.8K
IKUTI
108.6K
BACA
billionaire
possessive
contract marriage
love after marriage
arrogant
boss
drama
sweet
like
intro-logo
Uraian

✅ SUDAH TAMAT ✅

[BIJAKLAH DALAM MEMBACA, DOSA TANGGUNG SENDIRI JIKA KALIAN NEKAD]

Mencintai memang membutuhkan pengorbanan.

Arsen Putra Arbayu seorang laki-laki berusia 28 tahun mencintai seorang perempuan biasa bernama Helena yang berusia 24 tahun.

Arsen harus berjuang mendapatkan Helena, sedangkan Helena memiliki seorang kekasih bernama Ambara, seorang laki-laki yang usianya lebih dewasa dari Arsen.

Apakah mereka akan bersatu?

chap-preview
Pratinjau gratis
Chap #1
Jakarta kini tengah di landa hujan yang begitu deras, banyak pengendara motor yang kini berteduh dari derasnya hujan. Sedangkan pengendara mobil masih stay di jalanan menunggu macet yang juga tidak kunjung selesai. Pagi hari memang selalu seperti ini. Seorang wanita cantik dengan pakaian sederhana tengah duduk di salah satu halte, ia kini sedang berpikir mencari cara agar bisa sampai ke kantor, meski hujan ini menghalangi jalannya. “Kampret! Kenapa hujan datang dipagi hari sih?” umpatnya. Wanita cantik itu bernama Helena Izatun Hamid, orang-orang biasa memanggilnya Ela, ia bekerja di salah satu perusahaan pertambangan sebagai staf keuangan, usianya kini dua puluh empat tahun, ia bekerja demi menghidupi sang Ayah yang kini tengah sakit-sakitan juga keponakannya yang di tinggal mati kedua orangtuanya. Masa muda yang harusnya dinikmati Helena, dengan bergaul juga hangout bersama teman-temannya, harus musnah seiring berjalannya waktu, Helena sudah jarang bergaul maupun bertemu teman-teman letingnya, karena waktu yang ia habiskan hanya untuk bekerja dan bekerja. Helena masuk ke gedung kantor dan menuju ruangan para staf dengan pakaian yang setengah basah, karena harus menerobos hujan menggunakan motornya. “Kamu telat lagi, La?” tanya Koila, managernya. “Maafkan saya, Mbak, soalnya di luar hujan deras.” Helena mengibas pakaiannya. “Kalau telat mending nggak usah datang sekalian,” timpal Jojo. “Maaf.” Helena menundukkan kepala. “Kali ini kamu saya maafkan, Helena. Belajarlah lebih disiplin, bekerja itu harus memiliki prinsip. Saya sudah sering mengajarimu agar lebih disiplin lagi, jika di luar hujan, bagaimana dengan yang lain? Mereka tidak telat sepertimu,” sindir Koila. “Benar tuh kata Mbak Koila, belajar lebih disiplin donk,” timpal Jojo, yang memang tidak suka pada Helena dari dulu. “Makasih, Mbak.” Helena menundukkan kepala lalu bergegas ke meja kerjanya, mengabaikan pakaiannya yang setengah basah. “Perhatian semuanya, malam ini perusahaan ada acara party untuk menyambut CEO baru kita, semua karyawan perusahaan ini di undang untuk menghadiri acara tersebut. Jadi … saya harap kalian semua memakai pakaian yang terbaik dan seksi, agar kita tidak kalah pada departemen lain. Kita harus menunjukkan bahwa departemen keuangan adalah yang terbaik,”  tutur Koila pada seluruh bawahannya. “Baik, Mbak,” jawab semuanya secara bersamaan. “Baiklah. Lanjutkan pekerjaan kalian.” Koila berjalan memasuki ruangannya. Seperti biasa, jika ada hal yang baru di perusahaan, pasti membuat seluruh karyawan selalu berkumpul dan berembuk untuk menentukan pakaian apa yang akan mereka kenakan, itu sudah biasa bagi Helena, ia tidak pernah mengikuti jejak teman-teman kerjanya, karena waktu yang ia habiskan hanya bekerja mencari hidup. “Pasti seru party malam nanti,” seru Mita, salah satu rekan kerja Helena. “Kita pakai gaun paling seksi yuk, kebetulan pas gajian kemaren aku beli gaun loh,” sambung Yana. “Yang aku dengar dari temanku yang bekerja jadi staf CEO, katanya CEO kita baru tiba dari Oslo Jerman, dia itu tampan banget dan single.” Nia menimpali, membuat semuanya menatap kagum ke arah Nia. “Yang benar kamu? Ah … aku nggak sabar bertemu dengan CEO kita.” Mita melanjutkan. “Kita kerja dulu, makan siang nanti kita bahas pakaian apa yang akan kita kenakan,” bisik Sally. Helena mendengkus dan hanya mendengarkan, ia tidak tertarik dengan acara malam yang akan di adakan perusahaan, ia memang tidak pernah tertarik akal hal itu. Rina mengetuk meja kerja sahabatnya untuk membuat Helena sadar dari lamunannya. “Ada apa, Rin?” tanya Helena, sejenak memalingkan wajahnya melihat rekan kerja lainnya yang kini tengah fokus bekerja. “Udah, Rin, kerja dulu.” Helena mendorong kursi kerja Rina. “Kita ke party ya, malam nanti,” ajak Rina, kembali mendorong kursinya mendetai Helena yang tengah sibuk dengan inputannya. Helena menggelengkan kepala. “Aku nggak bisa.” “Setiap aku ajakin pasti gitu, kita pergi ya, ya?” rengek Rina, merebut pena yang tengah di pegang Helena. “Balikin nggak? Apaan sih, Rin?” Helena menggelengkan kepala. “Aku balikin setelah kamu setuju kita ke party. Kenapa nggak nikmatin waktu semalam aja coba? Kamu nggak lelah kerja mulu? Kamu itu manusia, manusia membutuhkan waktu untuk refreshing.” “Aku harus kerja. Jadi … aku nggak ada waktu untuk menghadiri acara apa pun, meski itu acara kantor,” jawab Helena. “Kerja kan bisa besok lagi,” paksa Rina. “Balikin penaku, Rin, kamu jangan kayak gini donk, memaksa bagaimana pun, aku tetap nggak bisa, aku harus bekerja dan sehari itu penting bagiku,” kata Helena. “Tapi, bersantai semalam nggak akan membuat kamu kehilangan kerjaan itu juga kok.” Rina masih memaksa. “Aku tetap nggak bisa, Rin.” Helena menggeleng. “Alasannya?” “Dengan alasan yang sama, aku harus bekerja. Mbak Lily nggak akan mengizinkanku mengambil libur meski hanya sehari,” jawab Helena. “Siapa bilang? Aku udah mengirim pesan whatsaap kepada Kak Lily, dia mengizinkan.” Rina menunjukkan pesan yang ia kirim kepada Lily, manager butik. “Lagian aku emang nggak suka acara malam seperti itu, bagiku hanya membuang waktu berharga.” Helena menghela napas. “Nggak usah nyari alasan! Pokoknya jam tujuh malam nanti aku jemput. Titik nggak pakai koma!” tekan Rina, lalu mengembalikan pena milik Helena dan kembali kemeja kerjanya. Helena menggeleng mendengar paksaan sahabatnya. Keterlaluan. **** Helena kini tengah memilih baju yang harus ia kenakan ke acara party perusahaan, Helena adalah tipe cewek yang santai, kaos dan celana jeans mendominasi pakaian yang ia kenakan sehari-hari. Keseharian Helena, ia lebih sering berpakaian kasual, ia termaksud cewek yang mementingkan kepraktisan dan tampilan yang natural. Helena pun tidak keberatan ke luar dengan make up minimal dan rambut yang hanya digerai atau diikat asal. Kalau tampilannya lebih dari itu, ia malah merasa keki dan geli sendiri. Namun, kali ini adalah acara besar perusahaan, jadi ia berusaha menyesuaikan diri meski tetap tidak pantas dan tidak menarik. Helena melihat satu gantungan yang memperlihatkan baju dress bunga, Helena mengangguk dan menentukan pilihannya pada dress yang ia pakai sewaktu Bara melamarnya, dress ini sudah sangat lama tidak dipakai Helena, dan dress ini terpaksa ia beli dulu hanya untuk terlihat lebih cantik ketika Bara mengajaknya dinner.  “Tante mau kemana?” tanya Radil, ponakannya yang berusia hampir tujuh tahun. Kini, sekolah di sekolah dasar. “Tante mau keluar sebentar, ada acara kantor. Radil temenin kakek dulu, ya? Nanti kalau ada apa-apa. Radil baru telpon Tante,” pesan Helena pada ponakannya. “Iya, Tante, Radil bakal telpon Tante.” jawab Radil. “Tapi –“ “Tapi apa, Nak?” “Radil boleh nggak dibeliin sate?” Radil merunduk. Helena tersenyum seraya membelai rambut ponakannya. “Tentu saja boleh, Sayang. Kenapa nggak boleh?” “Soalnya selama ini Radil udah nyusahin Tante banget.” Radil mendongak, membuta Helena merasa bersalah karena di usia Radil saat ini, ia harus kehilangan sosok kedua orangtuanya. “Siapa yang bilang Radil nyusahin Tante? Tante nggak pernah ngerasa di susahin Radil kok, keinginan Radil bakal Tante penuhi. Asalkan hanya dua yang Tante pengenin dari Radil, jadi anak yang baik dan jadi anak yang penurut,” pesan Helena. Radil mengangguk. “Iya, Tante. Sudah pasti.” “Ya sudah. Tante keluar dulu, jangan lupa telpon Tante jika kakek kenapa-napa.” Radil mengangguk.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

I Love U Dokterku

read
149.0K
bc

OBSESSED

read
90.8K
bc

My Arrogant CEO

read
272.8K
bc

The Bastard Billionaire

read
66.8K
bc

Om Duda Nikah Lagi

read
77.0K
bc

Mrs. Rivera

read
47.2K
bc

The Ensnared by Love

read
105.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook