Bagian 7

992 Kata
3 tahun kemudian... Tarakan, Kalimantan Utara. Suara kendaraan riuh di jalan raya, panas terik begitu membakar kulit hingga ingin rasanya kembali ke rumah dan ngadem. Suara dentuman palu dan alat lainnya begitu saling bersahutan, dari palu, pengaduk semen hingga ngecor bangunan. Di sebuah gedung yang baru di bangun hiduplah seorang dua perempuan dengan peranan sebagai ibu dan anak. Mereka nampak senang menjalani kehidupan setiap hari seperti ini. Cuukk Seorang wanita muda dengan penutup wajah dan topi serta pakaian usang yang panjang sedang mencangkul semen lalu di masukan ke dalam ember. Di belakang wanita itu terdapat seorang anak yang sedang di gendong dantertidur di pundak ibunya. Yah, dia adalah Kayla dan Nai. Nai adalah putri Key, yang lahir dari hasil sembilan lelaki b***t. di usia 17 tahun Key harus bekerja keras demi Nai. Seperti sekarang ia harus bekerja seperti ini agar mereka berdua bisa makan. Suara sirine berbunyi tanda jam makan siang tiba. Nai terkaget di pundak ibunya. Nampak balita cantik itu bergerak seperti ulat. "Nai udah bangun." Kata Key, Key tumbuh menjadi sosok ibu muda yang cantik dan lebih ceria. Setelah mengetahui keberadaan Nai di perutnya Key langsung kuat ia tidak membenci ataupun terpuruk justru bersyukur karena memiliki teman hidup. Key pergi menuju sudut bangunan untuk berteduh tepatnya kantin kuli. Key melepas sarung gendongan saat Nai berdiri di kursi panjang. "Eh, ada dedek Nai. Baru bangun ya cantik." Kata penjaga kantin. Key tersenyum seraya menggendong Nai di depan. Key melihat putrinya yang sedang kepanasan. "Iya Bude, Nai laper mau maem ciang." Jawab Key. Nai hanya diam ia memeluk ibunya dan tidak mau lepas. "Bu nasi putih satu sama telur dadar aja." Kata Key. Bude mengangguk, ada rasa kasian saat melihat Key dan putrinya tapi apa daya. Pernah key di tawari bude untuk bekerja dengannya tapi Key menolak dengan alasan tidak mau repotin, lagian gajinya gak seberapa hanya 500 ribu sebulan sedangkan kebutuhan Key dan anaknya lebih dari itu. Jadi Key memutuskan untuk menjadi kuli karena penghasilannya lumayan. Sebenarnya bukan kuli tapi helper. Bude memberikan sepiring nasi dan telur dadar plus tambahan sepotong paha ayam. "Ini buat dek Nai." Ujar Bude sambil melatakan piring di meja. Key kaget saat melihat sepotong ayam jika dulu Key sangat terbiasa melihat ayam tapi kini rasanya sangat istimewa karena jarang bahkan hampir tidak pernah memakannya. "Bude, ini ayamnya... uang saya gak cukup." Ujar Key yang ingin mengembalikan sepotong ayam tapi bude menggeleng. "gakpapa Nak Key." Jawab Bude. Key tertegun senang. Di dunia ini di jaman milenial seperti ini masih ada orang baik untuk berbelas kasih. "Makasih Bude." Jawab Key tidak enak. "Ayo, Nai mam dulu. Bude udah berikan Nai ayam goreng." Ujar Key sambil mendudukan Nai. Key memencet- mencet nasinya dengan jari agar Nai bisa mengunyah dengan enak, maklum ia masih berumur dua tahun setengah dan jarang sekali berbicara. Nai membuka mulutnya saat Key menyuapi nasi, sesekali Key juga ikut makan walaupun tidak banyak. "Wah keluarga besar CEO ternama Prastian sebentar lagi akan menikang cucu pertama setelah anaknya bernama Kayra menikah dengan pemuda tampan bernama Reynald." Suara gosip di tv. Key hanya tersenyum saat melihat daddy dan keluarga baru bahagia, di sebelah Kayra ada Rey yang nampak tersenyum kecil. Key menghembuskan nafasnya seraya menatap Nai. "Kita akan bahagia tanpa mereka nak, Iya." Kata Key sambil kembali menyuapi anaknya. Nai mengambil nasi yang berada di bibirnya lalu memasukan ke dalam mulut sambil menonton acara tv tadi. Nai memiliki sifat pendiam dan tidak banyak suara dirinya bisa di bilang mirip Rey versi perempuan. Tidak ada dendam di hati Key ke mereka, bagi Key kejadian itu sudah menjadi masa lalu yang tidak bisa di perbaiki lagi. Key yang sekarang sangat dewasa dan selalu tersenyum menghadapi nasib seperti ini. **** Jam pulang kerja telah tiba. Key melangkahkan kakinya pulang ke rumah, tepatnya sebuah gubuk kecil di jalan setapak kecil. Setelah sampai Key di sambut dengan dua keranjang pakaian. "Eh dek Key, nih... saya ada pakaian yang belum sempat di gosok. Bisa kan di gosokan nanti saya bayar." Kata tetangga. Key mengangguk seraya tersenyum. "Bisa bu, besok pagi tapi ambilnya ya sebelum berangkat kerja sayanya.'' Kata Key. Key bersyukur Tuhan memberikan dirinya rejeki dengan yang halal. Ibu itu mengangguk ia menyematkan uang seratus ribu di tangan Kayla. "Makasih bu." Jawab Key sambil membawa dua keranjang masuk ke dalam rumah. Key menurunkan Nai dan anaknya itu langsung menuju kasur usang dan tipis. Key memperbaiki ikatan rambutnya dan mengunci pintu rumah. "Nai, ayo kita mandi sayang.'' Ajak Key. Nai tersenyum dan mengangguk. Key akan mandi setelah itu menggosok pakaian orang. Jika pagi Key bekerja sebagai kuli maka jika malam ia menjadi tukang gosok pakaian. tak jarang juga ia menjadi tukang cuci baju. Pokoknya pekerjaan yang ia tidak pernah kerjai sebelumnya dia kerjain sekarang. Di hari ia pergi Key menyewa rumah tapi dirinya di bodohi oleh yang punya kontrakan hingga uangnya habis sia- sia. ***** Tepat jam sembilan malam. Key selesai menggosok baju tetangga, ia meletakan pakaian terakhir di atas keranjang yang berisi pakaian tersusun rapih. Key membenahi alat gosokannya lalu merenggangkan tubuhnya di kasur. Rumah Key hanya sebesar empat meter kali dua setengah, tidak ada pembatas apapun kecuali kamar mandi. Key mengambil hp yang ia baru beli dengan hasil jerih payahnya sendiri. Selain bekerja Key juga memiliki hobby yang selama tiga tahun ini ia tekuni. Hobby itu adalah menulis, ia membuat akun dengan nama Nai di salah satu aplikasi khusus menulis. Key nampak membuka akun dan di sambut dengan puluhan notif, notif itu membuat Key tersenyum. Ia senang melihat voted dan comentar reader walaupun followernya hanya delapan belas ribu. Di sisa waktu luang Key melanjutkan tulisannya hingga mengantuk tiba. **** Pria tampan itu sedang berada di kantor, padahal sekarang sudah malam jam sepuluh tepatnya. Rey menghembuskan nafasnya lelah. Lelah karena mencari seseorang, Rey berbalik dari kaca besar. Clek "Sayang kau tidak pulang." Kata Kayra yang ingin menjemput Rey. Rey tersenyum ia mendatangi istrinya dan membelai perut buncit istrinya. "Kenapa kesini hm?" Tanya Rey ke Kayra. Kayra menggeleng. "Aku ingin kita berlibur, Rey. Dua hari lagi ada Erau di tarakan. Bisakah kita kesana?" Pinta Kayra. Rey nampak menimang sebelum akhirnya mengangguk. "Besok kita berangkat." Putus Rey membuat Kayra bahagia. Seperti kisah n****+, Rey dan Kayra bahagia tapk tidak memikirkan korban yang ia sakitin seperti Kayla. ****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN